Pasang Acrylic Dentures

s.p.a.s.i...s.p.a.s.i

Jujurly, belum pernah membayangkan, jikalau di usia mid forties ini akan menggunakan gigi tiruan. he..he.. 

Tapi yang namanya hidup, kalo lempeng-lempeng aja mah ga seruuu. 😄 

ok,, hm... Perjalanannya sebenernya dimulai di sekitar bulan Februari. Jadi setelah cabut 1 gigi rusak, saya bikin jadwal dengan Bu Dokgi spesialis prostodonsia. Our first met, sama seperti Pak Dokgi yang melihat hasil ronsesn, beliau concern dengan 2 gigi seri yang tidak expect ada kasus. Long story short, malam itu, Bu Dokgi bikin cetakan, sekaligus untu gigi seri yang berkasus itu (skenario jika gigi yang berkasus akan dicabut, dan dipasang gipals). APABILA nantinya dua gigi seri yang berkasus itu tetap dipertahankan, maka gigi palsunya bisa dilepas. Apabila tetap dipasang, saya bisa membayarnya saat pemasangan. Alhamdulillah opsi yang ditawarkan cukup simple. 

Dalam proses cetaknya, beliau sangat informatif. Beliau kasih tau model-modelnya. Dan saya memang memilih yang acrylic lepas pasang.

Proses pembuatan cetakannya adalah, beliau mencoba palet logam untuk gigi atas dan bawah, yang disesuaikan dengan lebar mulut saya. Setelah ketemu yang pas, dimasukkan bahan (saya sih bilangnya seperti playdough. he..he.. Namun ternyata namanya alginate ), lalu dicetakkan ke mulut saya, didiamkan beberapa saat, lalu dilepas. Oiya, Bu Dokgi juga menjelaskan,  jika saat cetakan dimasukkan ke mulut, mungkin ada rasa mual, sehingga pasien bisa "huweks". And it happend to me. Duh, maaf ya Bu Dok... pasienmu ini teh asa a little bit caur sebenernya

Dari pencetakan dan pembuatan gigi palsu acrylic, biasanya memakan waktu dua pekan. Namun pada saat itu long weekend, proses pembuatannya bisa lebih lama. Untuk saya, cetaknya dilakukan di tanggal 25 January, dan pemasangan di tanggal 1 Maret. 

Here we go... hari pemasangan... 

Pemasangan gigi palsu itu dilakukan beberapa jam setelah tindakan kuret kista. Bu Dokgi saya ini menginfokan ke saya, bahwa gusi saya masih akan mengalami penyusutan setelah tindakan kuret. Jadi, beliau saat ini membuat gigi tiruannya dengan mempertimbangkan penyusutan tersebut. Di situ saya diajarkan cara lepas dan pasang. Agak sulit di awal, dan saya harus mengandalkan cermin. Beberapa kali coba, akhirnya bisa juga dipasang lepas hingga pas. Bu Dokgi juga menjelaskan cara membersikan gigi palsu tersebut. Beliau mengarahkan untuk menggunakan pasta gigi anak, disikat secara lembut saja. Atau cara lain adalah dengan direndam larutan khusus untuk membersihkan gigi palsu. 

Selain itu, beliau juga menginfokan, bisa jadi dengan pemasangan gigi palsu ini, terjadi sariawan, atau gusinya terasa sakit. Saya bisa sedikit membayangkan sih, karena dulu saya pernah pakai behel. Apabila tidak sanggup digunakan karena terasa sakit, Bu Dokgi menyatakan boleh dilepas. Sampai saat ini, saya melepasnya hanya saat itudr malam. Dan saya lebih nyaman apabila gigi tiruannya dipasang. 

Hingga tulisan ini dibuat, sudah hampir dua pekan berlalu. Alhamdulillah, saya sudah bisa lepas pasang tanpa menggunakan cermin. Saya sudah bisa merasakan bagaimana kedudukan yang pas, untuk gigi geligi saya. Alhamdulillah tidak ada sakit gusi serta sariawan. 

Pembuatan dan pemasangan gigi tiruan saya dilakukan oleh drg. Norma Yustisiana Sp. Prosto. 
Matur Suwun sanget Nggih Doct... for being so nice, warm, and informative to me. And also the dentures is great. It was only need a little adjustment. Best wishes for U, Doc. Aamiin. 

Comments

Popular posts from this blog

Just a Happy Tear

Untukmu Dianti (Segaris Renungan)

Bersih Hati