spasi spasi

Bagai kumpulan text, perlu ruang kosong untuk dapat membacanya dengan jelas.

Bagai lokasi, perlu jarak untuk membuatnya tidak sesak.

Bagai runutan peristiwa, perlu jeda untuk mampu mengenang episode yang sudah dilalui.

Bagai gerak, perlu kejap tarikan nafas untuk terus melaju

Tuesday, October 27, 2009

Is there Any Chance ?

s.p.a.s.i...s.p.a.s.i

At 11 AM, I had an interview invitation on a small company. The co is doing supplying things for oil n gas company. It took place at Blk M area.

And... It was terrible n horrible that I just hardly telling and remembering the things went.

I hate to remember that I was speechless answering the questions from "her".

"Her = The HR of the company, with a fluent way of English spoken. he..he.. I just wander if her husband is a 'bule'.

Its required a senior position who has experiment in dealing with export and import, well known about the situation and condition in Port. O My God. Look at me !!! Non of those experience comes in my CV. I thought I was embarrassing myself by 'selling' none of my capability to join that company. A bit sad about that. 'Alla Kulli Hal... It's over

Anyway, I (try to always) thank ALLAH for today, for the interview. I don't think I can't fulfill its KPI if I join them. I am now a mother of (almost) a year lovely handsome boy, and still breastfeeding him (I dream about breastfeed him until his 2nd year). Maybe I got stress during the high load of the job there, that can impact my quantity of the breastmilk.

SUBHANALLAH...

on my desk, at 3 PM.
27 Oct 2009. (2 days after my 29th milad)

Monday, October 26, 2009

Zhilimkah Aku ???

s.p.a.s.i...s.p.a.s.i

Dua bulan terhitung pemberian makanan instan ke babyku..

Lagi-lagi, ujian diriku adlaah masalah kebingungan. Aku ga percaya diri untuk tetap pada keputusan dan yakin akan keputusanku.

Baby ku ga mau makan, hingga suatu hari ibuku memberinya makanan instan. Dan dia suka.
kalo weekend, aku bikin makanannya yang non instan, ternyata dia ga suka. Yang akhirnya dia ga mau makan.
Mungkin, sampai 1 tahun ini aku masih bisa tenang, karena nutrisi utamanya adalah ASI. Tapi tahun selanjutnya, dia memerlukan gizi yang jauh lebih berkualitas dan lebih banyak daripada ASI.

OK... Stop memimpikan beli novel keluaran baru. Stop keinginan-keinginan lain. Alokasikan pundi-pundi untuk maem baby.

Aahhh... Ini masalah sepele. Aku aja yang terlalu melankolis bodoh melihat ini sebagai suatu kesedihan.

OK.... Kerja keras belum terlambat. Setelah ngumpulin resep, mulai organize bahan makanan untuk maemnya baby, dan tiap pagi... aku harus masak!!!

Aku tidak akan kecewa apabila babyku ga mau makan masakan aku.

Aku hanya ingin ridhoNYA dan sebisa mungkin bertanggung jawab di hadapanNYA tentang amanah yang telah DIA berikan kepada kami.

ALLAHU ROBBI.... Kumohon kekuatan, petunjuk, dan kemudahan untuk urusan makanan babyku ROBBI.
ALLAHU ROBBI... Semoga belum terlambat.
ALLAHU ROBBI ... ampuni aku.

AMIEN.

Meja kerja,
Senin, 26 Oktober 2009 jam 10.41

Thursday, October 15, 2009

"Sekolah Terbaik"

s.p.a.s.i...s.p.a.s.i

Setiap orang tua berusaha memberikan yang terbaik untuk anaknya, walopun yang terbaik itu sifatnya berbeda-beda untuk setiap sudut pandang.

Saat menuliskan ini, aku berfikir sekolah terbaik untuk babyku adalah sekolah yang bertaraf internasional, trus di luar sekolah dilengkapi dengan les musik, olah raga, atau masuk club apapun untuk menyalurkan hobi dan bakatnya.

Aku akan selalu minta padaNYA untuk ini. Namun di sisi lain, aku akan berupaya (tentunya dengan bantuanNYA) untuk menjadi orang tua yang bijak, yang tidak menuntut anak macem-macem, yang bahagia apabila anaknya enjoy dengan aktivitas apapun yang dia lakukan.

Meja kerja,
Mid October 2009
jam 3.25

Semoga selalu Bersyukur. Amien

s.p.a.s.i...s.p.a.s.i

Semoga aku tetap istiqomah memiliki karakter ini, yaitu bersyukur.

ALHAMDULILLAH setelah babyku beberapa kali panas karena pilek atau karena tumbuh gii, saat ini aku jadi lebih mudah bersyukur. Secape apapun task di rumah sebagai ibu sekaligus istri plus anak dari ortuku, semuanya sungguh indah tatkala menyaksikan babyku bergerak lincah dan pintar.

Thank You My Robb for every wonderful gift U've given to us.

Meja kerja,
Mid October 2009
jam 3.02

Thursday, October 01, 2009

Adakah Kita Menghayati Substansi Ramadhan?

s.p.a.s.i...s.p.a.s.i

Ramadhan bulan yang dinantikan oleh semua umat muslim. Ada berbagai alasan, ada yang senang karena berbagai kemuliaan di dalamnya (momentum untuk peningkatan kuantitas dan kualitas ibadah, bulan dimana doa-doa diijabah, bulan yang di dalamnya diturunkan Al Quran, dan adanya malam Lailatul Qadr), ada juga yang senang karena setelah Ramadhan berarti lebaran, yang berarti juga makanan enak, baju baru, dan berlibur.

Apapun itu, kayanya substansi ibadah sahum Ramadhan mulai tak terasa di lingkunganku (termasuk, keluarga).

Shaum itu sejatinya untuk merasakan bagaimana laparnya dhuafa, dan dari merasakan itu diharapkan tumbuh empati yang lebih baik sehingga kita pun bisa lebih banyak berbagi ke mereka (note : aku belum bisa seperti ini). TAPI kenyataannya .... Ibu rumah tangga mengeluhkan bahwa di bulan ramadhan pengeluaran lebih boros dibandingkan bulan-bulan lainnya. Apa pasal?? Yang seharusya lebih irit (karena makan yang 3 x sehari menjadi 2 x sehari) menjadi lebih boros. Itu karena, (entah ini culture entah apa, tapi yang jelas ini ga dicontohkan oleh Rasulullah SAW) kita suka mengada-ngadakan menu makan. yang ga biasa bikin es campur / kolak / gorengan / penganan lain kemudian menu-menu itu menjadi wajib hadir.

Trus, yang lebih kacau lagi, selama Ramadhan, pusat belanja malah ngasil sale gila-gilaan. Bahkan di akhir Ramadhan yang notabene itu adalah kandidat utama malam lailatul qadr, jadilah orang banyak berlarian ke mall instead of mushola.

Trus, ada juga orang yang jadi demen begadang di bulan Ramadhan dan demen kerja keras. Itu karena kejar setoran untuk orderan bikin kue kering, jahitan baju, mukena, de el el. Belum lagi mudik yang di siang hari panas terik mampu membakar emosi dan memancing lapar dahaga, apakah mudah mempertahankan shaum dalam kondisi seperti itu ???

So... APakah Ramadhan hanya seremonial dan keutamaan yang didengungkan di setiap ceramah para ustadz kondang yang sekarang "ngartis" juga cuman normatif ajah?

uh sedihnya.

-Saat Rindu Ramadhan seperti tahun 2003, saat aku berkesempatan menginjakkan kakiku ke BAITULLAH-

Meja kerja jam 3.44
1 Oktober 2009

Ramadhan Tahun Ini, dan Ramadhan Tahun Lalu

s.p.a.s.i...s.p.a.s.i

ALHAMDULILLAH ALLAH masih memberikan kesempatan kepadaku dan keluarga untuk bersua dengan Ramadhan. Semoga tahun depan pun kami masih bersua dengannya dalam keadaan yang baik. AMIEN.

Ramadhan menjadi bulan Tarbiyah untukku pribadi. Selain tarbiyah melalui aktivitas ibadah yang frekuensinya jadi meningkat(walaupun sedikit) dibanding hari biasa, ada juga tarbiyah langsung dari skenario kehidupanku yang telah dibuat olehNYA yang Maha Sempurna.

Tahun lalu, memasuki Ramadhan, adalah memasuki periode 'jobless' juga untuk suamiku. Kontraknya habis dan tidak diperpanjang. Saat itu aku sedang hamil sekitar 8 bulanan, memasuki bulan ke-9. Rasanya saat itu aku merasa the unluckiest person in the universe (lebay abiiissss). Membayangkan harapan orang tua untuk dipenuhi kebutuhannya untuk lebaran, berhitung-hitung biaya kelahiran yang bikin ketar-ketir apakah normal atau sesar, dan lain-lain.

Belum lagi, selama Ramadhan kami 'kucing-kucingan' dengan Mom di rumah. Berangkat pagi mengantar aku ke stasiun untuk ngantor, tapi akhirnya hubby ngendon di rumah ortunya seharian. Sore kami pulang seperti biasa. Hingga suatu hari, setelah satu tes di perusahaan besar, ada info mendadak untuknya mengantar lamaran ke perusahaan yang menjadi tempatnya menjemput maisya kini. Pulang dari sana, tubuhnya langsung sakit. Panas tinggi, muntah. Mungkin dehidrasi.

SUBHANALLAH... ALLAH Yang Maha Mencukupi kebutuhan kami. Ramadhan usai, setelah libur lebaran, ALHAMDULILLAH suamiku langsung bekerja di perusahaan yang menjadi tempatnya sekarang bekerja. ALHAMDULILLAH kami bisa memenuhi kebutuhan untuk lebaran keluarga, dan ALHAMDULILLAH kelahiran pun normal, dan biaya yang dibutuhkan pun bisa kami purchase, bahkan SUBHANALLAH, kami bisa juga melangsungkan aqiqah.

Syukur tak terhingga padaMU Ya ROBB.

Ramadhan tahun ini pun ada tarbiyah juga. Saat aku didera sakit tenggorokan hebat dan ga ngantor selama 3 hari, kemudian dua kali berobat di dokter yang IRUD [Irrational used of drugs] sehingga produksi ASI ku pun turun drastis dan anakku pun lagi susah makan, dan Mom di rumah mulai berkoar mengenai tambahan susu formula untuk si gembil yang usianya jalan 11 bulan (padahal cita-cita memberikan ASI untuknya adalah sampai usianya setahun), dan keribetan di rumah (entah dibuat ribet atau karena mindsetnya aja sehingga keadaan yang biasa aja terasa ribet) karena ketiadaan asisten rumah tangga.

SUBHANALLAH ... Semua sudah lewat. ALHAMDULILLAH aku dan keluargaku sehat, si gembil juga mau makan, dan urusan rumah tangga kami jalani dengan rilex dan santai.

Terima kasih ya ALLAH atas Tarbiyah ini,

Pertemukan lagi kami dengan RamadhanMU Ya ROBB.
Amien

Meja kerja jam 3.05
1 Oktober 2009