Skip to main content

Adakah Kita Menghayati Substansi Ramadhan?

s.p.a.s.i...s.p.a.s.i

Ramadhan bulan yang dinantikan oleh semua umat muslim. Ada berbagai alasan, ada yang senang karena berbagai kemuliaan di dalamnya (momentum untuk peningkatan kuantitas dan kualitas ibadah, bulan dimana doa-doa diijabah, bulan yang di dalamnya diturunkan Al Quran, dan adanya malam Lailatul Qadr), ada juga yang senang karena setelah Ramadhan berarti lebaran, yang berarti juga makanan enak, baju baru, dan berlibur.

Apapun itu, kayanya substansi ibadah sahum Ramadhan mulai tak terasa di lingkunganku (termasuk, keluarga).

Shaum itu sejatinya untuk merasakan bagaimana laparnya dhuafa, dan dari merasakan itu diharapkan tumbuh empati yang lebih baik sehingga kita pun bisa lebih banyak berbagi ke mereka (note : aku belum bisa seperti ini). TAPI kenyataannya .... Ibu rumah tangga mengeluhkan bahwa di bulan ramadhan pengeluaran lebih boros dibandingkan bulan-bulan lainnya. Apa pasal?? Yang seharusya lebih irit (karena makan yang 3 x sehari menjadi 2 x sehari) menjadi lebih boros. Itu karena, (entah ini culture entah apa, tapi yang jelas ini ga dicontohkan oleh Rasulullah SAW) kita suka mengada-ngadakan menu makan. yang ga biasa bikin es campur / kolak / gorengan / penganan lain kemudian menu-menu itu menjadi wajib hadir.

Trus, yang lebih kacau lagi, selama Ramadhan, pusat belanja malah ngasil sale gila-gilaan. Bahkan di akhir Ramadhan yang notabene itu adalah kandidat utama malam lailatul qadr, jadilah orang banyak berlarian ke mall instead of mushola.

Trus, ada juga orang yang jadi demen begadang di bulan Ramadhan dan demen kerja keras. Itu karena kejar setoran untuk orderan bikin kue kering, jahitan baju, mukena, de el el. Belum lagi mudik yang di siang hari panas terik mampu membakar emosi dan memancing lapar dahaga, apakah mudah mempertahankan shaum dalam kondisi seperti itu ???

So... APakah Ramadhan hanya seremonial dan keutamaan yang didengungkan di setiap ceramah para ustadz kondang yang sekarang "ngartis" juga cuman normatif ajah?

uh sedihnya.

-Saat Rindu Ramadhan seperti tahun 2003, saat aku berkesempatan menginjakkan kakiku ke BAITULLAH-

Meja kerja jam 3.44
1 Oktober 2009

Comments

Popular posts from this blog

Just a Happy Tear

Just A Happy Tear Just a tear and a warm smile Far away of thousand miles And a gentle whisper pray Watching you fly away Leaving this hectic world Leaving all the suffers Leaving all the damns Go to The Most Gracious The Most Merciful Be your Angel's Mom and Dad and proud we all You guys.. The Rijalush Sholihiin Have no propper place in this tiny world Only heaven could answer your Beg Just a happy tear I have Begging to be one of your friend (dedicated to Imad Aqil, Fatih Farahat & All The Syahid Palestinians)

Untukmu Dianti (Segaris Renungan)

s.p.a.s.i...s.p.a.s.i Dianti... Apakah sekam itu tetap kau pendam dan tidak kau jadikan ia padam? Kau sadar bahwa hatimu sudah lelah Rasanya kau belum berupaya sepenuhnya pasrah Dianti ... Bukanlah suatu hal yang nista ketika kau jujur pada dirimu sendiri Bahwa ego itu musti kau letakkan di titik terendahnya Tuk jujur pada dirimu dan pada dunia bahwa kau pernah rapuh Dianti ... Ya, kau bukan malaikat Hatimu bisa tergores dan kemudian perih Tapi tidak ada luka yang tidak kering Asalkan kau rawat luka itu untuk kau sembuhkan Dan kemudian lupakan bahwa kau pernah terluka Dianti ... Kau tau kau memiliki hari-hari indah Bersama orang-orang yang menyayangimu Dianti ... Energimu besar bagai sumber kinetik di muka bumi ini Ulangi lagi saat kau gerus energimu untuk hal yang menyibukkan pikiranmu Untuk semua kebaikan yang dapat kauhasilkan Sehingga kau lelah fisik Bersamaan kau bahagia secara psikis Dianti... Nampaknya Kau belum sepenuhnya mengembalikan semua persoalanmu padaNya. Apa yang menyul...

Bersih Hati

s.p.a.s.i...s.p.a.s.i Kalau ingat nasyid yang pernah populer di awal tahun 2000an, yang dipelopori oleh Aa Gym, yang judulnya 'Jagalah Hati', sepertinya nasyid ini adalah nasyid yang menjadi pelajaran abadi. Bagaimana tidak, bersih hati itu susah luar biasa untuk gwe. Tapi coba kasih tau deh, gimana kita bisa bersih hati jika berhadapan sama orang, yang kita tau track record orang itu adalah hm... ringan berbohong. Entahlah... mungkin emamng hati gw lagi kotor banget kali ya. Munajat gw sama Allah jauh di bawah standar kelayakan. Ya Rabb, betapa enaknya orang yang hatinya bisa bersih. Tanpa prasangka, tanpa cemas, tanpa khawatir. Moga gwe bisa berlatih terus membersihkan hari gw. Aamiin.