spasi spasi

Bagai kumpulan text, perlu ruang kosong untuk dapat membacanya dengan jelas.

Bagai lokasi, perlu jarak untuk membuatnya tidak sesak.

Bagai runutan peristiwa, perlu jeda untuk mampu mengenang episode yang sudah dilalui.

Bagai gerak, perlu kejap tarikan nafas untuk terus melaju

Friday, March 31, 2006

tickle.com

Dikasih tau teman, tentang situs 'lucu' ini : www.tickle.com


Isinya semacam kuis-kuis tentang pribadi kita. Ada juga yang menggunakan media, seperti telapak tangan untuk menebak kesuksesan kita, de el el.

Percaya apa ga percaya, main seperti ini boleh juga untuk refreshing. Ada lesson yang bisa diambil dari mainan tickle ini.

Satu... Jujur, gwe mengimprove bahasa Inggris gwe. Iya tho, kalo mau memberikan jawaban valid, qta mesti ngerti isi / maksud pertanyaannya kan? Gwe bahkan ga segan buka kamus lho, untuk tau arti satu kata / idiom yang baru pernah gwe baca. So... this is a good media for learning english. Hm... guru-guru LIA / EF / ILP dikasih tau aja kuis-kuis tickle, trus, bawa ke kelas deyh. Kayanya siswanya bakalan pada betah di kelas.

Dua.... Jujur, pada diri sendiri, untuk menjawab watak kita sesungguhnya, dilihat dari sudut pandang kita. Kalo mau jawab pertanyaan, jangan pikirkan 'Apa yang akan kita lakukan kalo keadaannya bla-bla-bla"; Tapi pikirin 'Apa yang udah kita lakukan kalo keadaannya bla-bla-bla. Ga masalah kalo emang kita 'bad person', be honest lah... trus, kan ntar qta bisa mulai perbaiki diri.

Tiga... Jujur, pada test result. Karena kita udah jawab sesuai pemahaman qta dan jujur, maka bisa jadi test result itu menggambarkan diri kita. Jangan percaya 100 %, dan jangan juga menyangkal 100 %. Baca aja hasilnya, renungi. Kalo emang ada potensi bagus di diri kita, ya... kembangkan terus. Kalo ada potensi ga bagus, cari solusi, dan coba rubah diri.

Empat ... Jujur, qta ga pernah tau masa depan qta. Kalo ada test yang modelnya nebak 'kesuksesan cita / cinta di masa depan', just ignore it. Hati-hati lho.... khawatir ada setitik syirik di hati. Coz urusan masa depan itu kan di tangannya Allah. Urusan kita cuma ikhtiar and tawakal.

Selamat mencoba,,,,

31 Maret 2006 jam 2.48 di warnet Friends, Banyumanik, Semarang.

Monday, March 27, 2006

Merindu Nasheed

Kerinduanku mendera nasheed
Kala ku terkesima lantunan damai
Kala ku tersigap deru yang haroki

Kutemukan oase sejuk
Di tengah fatamorgana laghwi merdu

Bukan permainan kata yang tersyiar
Tidak juga melodi meliuk yang terdengar
Nasheed yang senantiasa bicara
Pada hati dengan bahasa kalbunya

Nasheed ...
Ghuroba yang selalu tertambat di hati
Menjaga kesejatian diri
Aura yang takkan memudar
Walau dihantam kilau neon berpendar

25/3/2006
Menjelang Maghrib di cozy room, ditemani ‘Gradasi’ dan ‘Izzis’

Thursday, March 23, 2006

STAN 3

Mereka tidak bersama kita, tapi kebersamaannya tak pernah hilang.

Seleksi alam itu juga berlangsung di STAN kelas Akuntansi Terapan Angkatan 1.
Di sini tidak ada yang menang ataupun kalah.
Yang ada hanyalah kesempatan untuk memberikan kebebasan pada tiap personil untuk menentukan pilihan terbaik.

Teman-teman ini mungkin tidak lagi bersama kita, tetapi memori dan ruang hatiku selalu memberikan tempat untuk mereka.

Mba Noraa
Miss you Mba'
Beliau ga ikutan kursus lagi sejak ujian pertama. Beliau pindah kerja, dan perusahaan baru tempatnya kerja memberlakukan hari Sabtu sebagai weedays. She's such a beautiful and smart lady. We've shared many things. She inspired me about how to keep your climb stabil. Keep on working and said that we are the best known of what we want to.

Pak Tutuk
Hm... Bapak yang satu ini suka bertanya-tanya hal-hal yang sifatnya aplikatif. Mungkin karena Beliau udah praktisi di bisnis yang Beliau geluti yah. Salut buat Pak Tutuk, The Modest & Down to Earth Man.

Mas Buyung
Mas Buyung ini, motivasi ikut Akuntansi Terapan adalah untuk refresh ilmu yang pernah Beliau dapat. Bahkan, Beliau udah pernah jadi pengajar akuntansi lho... (he..he.. Jangan-jangan ada misi khusus untuk menguji dosen STAN yah? %$^#*)

Mas Mauladin Fibri
Hm... Cukup ingat dengan Beliau, -walaupun 'tereliminasi'nya di awal-awal kelas-, karena pernah bareng di busway. wah... Sepertinya Beliau ga lanjut karena apa yang diharapkan dari kursus gak sesuai dengan keinginan Beliau (lha jelas lah.. Dikau kan sudah praktisi di Bank. Akuntansinya udah advance ngkalleee).

Kayanya masih ada personil yang lain, tapi aku ga inget nama mereka.
Sukses buat kita semua yeah...

24/3/2006 : 11.45 AM
WA Lt. 11

Dua Kubu

aktif – pasif

oral – aural

bicara – menyimak

menulis – membaca

berusaha - berserah

mengingat - memendam

berteriak - meredam

menyendiri - terbuang

zenith - nadir

18/3/2006 9 PM
still in my cozy room

To The One (Paulo Coelho)

TO THE ONE

To the one who understood her task and her purpose.
To the one who looked at the road ahead, and understood that it was a difficult journey.

To the one who did not make light of those difficulties,
but, on the contrary, made them manifest and visible.

To the one who makes the lonely feel they are not alone,
who satisfies those who hunger and thirst for justice, who makes the oppressor feel as bad as the oppressed.

To the one who always keeps her door open,
her ears listening, her hands working, her feet walking.

To the one who embodies the verses of another Persian poet,
Hafez, when he says: Not even seven thousand years of joy are worth seven days of sadness.

To the one who is here tonight, may she be one with all of us,
may her example multiply, may she still have difficult days ahead,

so that she can do whatever she needs to do,
so that the next generations will not have to strive
for what has already been accomplished.

And may she walk slowly,
because her peace is the peace of change,
and chage, real change, always takes time.

(Message from Paulo Coelho to honour Shirin Ebadi at the Nobel Peace Prize Ceremony, Oslo, December 11th 2003).

bukan plagiat lho.
emang niat mengutip puisinya Paulo Coelho.
Bagus ya...
(WA 11th Floor; 23/3/2006 9:15 AM)

Tuesday, March 21, 2006

Labirin

Berlari di labirin kehidupan
Banyak kelokan
Tak ada petunjuk jalan

Aku akan terkurung di dalam
Pabila aku tetap diam

Aku akan tersasar
Pabila aku berjalan dengan gaya kasar

Trus...
Ya. Kutahu !!!
Aku akan minta penerangan untuk jalan keluarnya
Aku kan tetap berjalan mengikuti irama
Tenang saja...

WA Lt. 11
21/3/2006 : 3.22 PM
Lagi bete, dengan persoalan di 'Bab' yang sama.
Tapi ga mau mellouw. Udah ga jamannya lagi umur segini mellouw.
Yang perlu gwe kerjain cuman usaha alias ikhtiar.

Monday, March 20, 2006

Notebook Biru

Sebuah notebook biru
Terkulai di mejaku
Sebuah property seorang kawan
Yang kupinjam ke rumahnya dengan berjalan

Di notebook biru itu
Ia bercerita panjang
Tentang angan dan harapan
Juga kesedihan dan penyesalan

Kurasa kami punya kesamaan
Meredam yang keluar dari pikiran
Meimilih untuk menulis
Sambil meringis atau menangis

Notebook biru
Kau cukup berarti
Untuk kami yang berteriak dalam sunyi
Diammu bantu tenangkan hati
Muntahkan seribu ekspresi

Terima kasih notebook biru
Tuk setiamu menjaga rahasia kami
Tuk hadirmu di dekat kami


Sabtu siang 18 Maret 2006
inside my cozy room, Dzuhur time
Setelah membaca notebook biru milik kawan bernama pena ‘Wayleen Kean’ (Wayleen itu adiknya Boyd di serial Boston Common), dan kemudian aku terinspirasi akan beberapa hal.

Friday, March 17, 2006

Merindu Rabithah

Ikhwah Fillah...
Sekat apa yang memisahkan kita
Sehingga sejengkal rasa sehasta

Saudaraku...
Tak ada harapku terhadap kalian
Kecuali Rabithah lirih dari dalam hati

Ikhwah ...
Mungkin aku bukan saudara yang meringankan beban di pundakmu
Aku juga bukan saudara yang selalu meluruskanmu, karena akupun sering berbelok dari jalanNya

Aku hanyalah saudara
Yang selalu ingin bersama kalian melangkah di jalan panjang tak berujung ini
Bermodalkan harapan untuk mereguh cintaNya
dan Rabithah sendu


WA 17/3/2006
16:01
Merindu sahabat-sahabatku di jalan yang penuh onak dan duri.

There is Always the First Time

Selalu ada 'pertama kali' untuk tiap hal yang kita alami. Tumbuh gigi pertama, hari pertama sekolah, hari pertama kerja, pertama kali naik bus, pertama kali naik pesawat, dan lain-lain. Dan yang pertama, seringnya meninggalkan kesan yang amat sangat dalam daripada yang kedua, ketiga, sampai ke-x.

Jum'at 17 Maret 2006 adalah hari pertamaku. Tebak sodara-sodara... ini adalah hari pertama aku ... (jreng-jreng) mengenakan jilbab warna putih polos (silakan kalo ga percaya). Kalaupun jilbab putih, selalu kupilih yang bercorak ramai. That's right. U know, untuk alasan estetika, aku menghindari warna putih polos. Alasan nomor satu, putih itu kalo dekil kelihatan. Tau gak, he..he.. (maap yah) udah gede begini, pernah lho, kalo lagi makan, bumbu makanan yang 'colorful' warnanya itu terciprat ke baju. Kedua, Alhamdulillah aku diciptakan dengan stock pigmen yang cukup banyak. Jadi, kalau pakai putih, mungkin wajahku akan terlihat lebih sawo matang daripada biasanya.

Dan memakai jilbab putih di hari Jum'at ini tidak aku rencanakan. Subhanallah... kuyakin ini skenarionya Allah.

Cerita lengkapnya begini,

Di beberapa perusahaan (mainly BUMN), Jum'at itu diproklamirkan sebagai hari krida. Bisa senam pagi, istirahatnya lebih lama, kostum yang dipilih pun santai. (bahkan, di perusahaan tempat aku ngantor, ga kenapa lho kalo pake jeans). Nah... Jum'at ini memang jadwal olah raga. Udah janjian sama beberapa orang teman (olah raga sendirian garing ngkalleee) untuk olah raga, walaupun rasanya malas, tapi tetap dipaksakan. Entah, di malam Jum'at itu, tubuhku rasanya cape' dan penat. Rencana menyiapkan semua keperluan untuk besok (baju olga, baju ganti, handuk), aku malah 'bobo' pulas. Zzzzhhhh.... Walhasil, Jum'at pagi-lah disiapkan semuanya.

Buru-buru, lampu kamar lagi konslet (peace !!! belom dibenerin pula euy), langsung ambil jilbab yang hm... mungkin terlihat sewarna dengan baju yang akan kukenakan sehabis olah raga. Dalam temaram dan pencahayaan yang minim, terangkutlah sebuah jilbab orange. Warnanya bagus. He..he.. padahal warna baju ganti yang dibawa itu adalah kuning kunyit. Singkat cerita, semua beres. Bismillah, kuberangkat ngantor, udah pake kostum olah raga, sampe kantor lebih pagi daripada biasanya, dan senam pagilah kami di monas.





left to right : mamad, melda, 'dianti'

Difoto pake handphonenya Mamad.

Yang foto-in kami adalah Bapak-bapak yang lagi jogging di Monas. (gile ye..).

ewn - deux - trois ... say cheese..








Kepanikan terjadi saat mau ganti. Wadouw !!!... Gimana ceritanya, baju kuning kunyit, jilbab orange bercorak hitam (ngga buanget deyh). Alhamdulillah, aku bawa back up jilbab warna putih (yang sebenernya dibawa untuk melapisi si orange tadi). Don't panic. Jilbab lapisan pun kupakai. Dan.. Hm... bagus juga, matching dengan warna rok. Tapi, entah kenapa, kayanya ga pede aja pake jilbab 'lapisan'. Tapi, cuek lah... Toh ga ada yang protes.

Makan siang, 'ndelalahnya', aku dan teman-teman memilih makan di warung tenda ayam goreng, yang di depannya ada stand berjualan jilbab, bros, dan lain-lain. Kelar makan, bayar, langsung kuhampiri mba tadi. Tembakan jitu menuju sasaran dengan pertanyaan 'Ada jilbab putih Mba?' Alhamdulillah... ada. Weis, Ga pake tawar menawar, transaksi lunas.

Balik ke kantor, shalat dzuhur, ganti jilbab putih polos. Hm... pertama kali buanget niyh pake jilbab putih polos. Rada 'beda' aja, tapi ga masalah.

If this is the firs time, there will be the second, the third, and so on. Tapi teteup aja, sepertinya jilbab putih polos bukan pilihan utamaku. Pabila masih ada warna lain, atau jilbab putih bercorak ramai, aku cenderung memilih salah satu dari mereka.

Wisma Antara 17/3/2006
Jum'at siang, setelah mengenakan jilbab putih polos yang baru beli di gang senggol.
Jangan pada protes yeah, aku menulis ini tanpa tendensi apa-apa lho.
Buat pada yang lebih prefer pakai jilbab putih polos dibandingkan yang bercorak, mangga atuh... silakan dipakai.


Wednesday, March 15, 2006

STAN 2

I'll STAN by you... (The Pretender)
(tetaup norak kan???)

Terinspirasi dari blog lain, aku jadi pengen bercerita tentang full-tim STAN angkatan 1.

STAN 2 Episode : Full Tim STAN kelas AKuntansi Terapan Angkatan 1.

Ada 9 orang (formasi lengkap kalo lagi ujian). Kalo ga ujian, yang dateng yah yang lagi ga ada kesibukan aja di rumah (kek..kek..kek). Hm... disusun based on apa yah? Abjad, or usia termuda, or usia tertua, or rumah terjauh, or bolos terbanyak, or gaji terbesar (weleh...).

=)) Biar gampang, berdasarkan abjad aja yeah. Coz pasti akurat dan sesuai fakta. Kalo rumah, gwe belom ngukur tuh, jauhan rumah Pak Erwin (Bekasi) ke STAN apa rumahnya Dimas (Pondok Labu) ke STAN. Kalo berdasarkan bolos, hwe..he.. he... itu aib. Tak boleh menyebarkan aib orang. Berdasarkan usia, konon katanya menyebutkan usia itu sensi. he..he.. Berdasarkan gaji, itu mah P & C ngkalleee, alias off the record, ga boleh di broadcast oleh kalangan manapun.

Otre...
btw, Gwe ga pake embel2 Pak / Mba' ato Mas, biar ga ketara umurnya.

First of all...

Desi. Doi kerja di Cikarang. lulusan Fasilkom, tapi ngerjain accounting and pajak-pajak gitu deyh. Qta pernah ke rumahnya Beliau. Maem gado-gado & ngerujak. Wuihh... pas ngeliat rumahnya, what a cozzy place Bouw. Dah gitu, Tante yang satu ini romantic buanget ma suaminya. (hiks... kalo liat mereka, gwe jadi pengen segera mengakhiri status jomblo gwe. hwa..ha..ha...). Doi juga ulet, rajin potokopi, rajin ngesave slide nya dosen (he..he.. ga tau yeah, doi baca pa nggak tus semua berkas-berkas itu. Yang penting kan gaya. Yoi ga). Update terakhir, doi mulai menuangkan curhatnya lewat blog. (peace ... alamat blognya gwe yang bikin lho. he..he..).

Dwi. Noni ini juga gawe di Cikarang. Sekantor ma Desi. Konon katanya, kantornya dia itu kaya; FKG (Fakultas Kebanyakan Gadis) alias majority isinya para perempuan-perempuan yang berkarier. Doi jebolan Poltek Akuntansi UI. Weleh Jeng... Dah jago kok teteup ambil kursus yeah? Wong dah pinter kok. btw, Dwi ini busmate gwe. Rute yang sama tiap sabtu sore : Kopaja 613 dari STAN ke Blok M, trus naik apa aja yang ke Pulo Gadung ato Kampung Melayu (Bisa P4, 300, apa lagi ya Bu..). Kalo di bus, gwe prefer bobo ato ngobrol. Tapi neng geulis ini setia dengan walkmannya. Doi nge'jaga'in rithym of love nya mustang 88 FM. suit..suit... Julukan gwe buat Dwi adalah AsDos (paling jago siyh). Sedangkan Wiky kasih nickname 'bontot' buat nich cewek. hwa..hwa.. Apalah arti sebuah nama, toh nama aslinya teteup Dwi.

Defia. Kesukaannya sama kaya gwe. nulis. Dia nulis di tabulas. Tapi kok gwe belom berhasil ngebuka yeah... something wrong dengan alamat tabulasnya kali. alamat imelnya dia kaya mantra. Wuidiii... susye dibaca. Bukan bahasa Indonesia yang baek dan bener deh. He..he... What can I say about you Def. Dia jam ke-2 lanjut 'kuliah' di rumah, coz rumah doi tetanggan sama STAN. Jam istirahat, doi balik ke rumah tuk lunch and shalat, and tak akan kembali lagi ke STAN. Hwaaa.... :((

Dianti. Hiks... sebenernya nama gwe di STAN bukan dianti. Tapi berhubung di blog dah kadung pake dianti, qta lanjut aje ye dengan dianti. gwe... busmate-nya Dwi, kalo jam 2 ngantuk di kelas. ini blog gwe, ah... ga asiq kalo ceritain diri sendiri. garing. kriuk-kriuk.

Dimas. Rumahnya di pondok Labu. Juniornya Dwi. Kalem tapi pinter (apa karakter anak poltek gitu kali yeah...). Die kawan dekeut buanget ma Mario. Anything about Mario, ask Dimas & vice versa. Nah... doi ini rumahnya yang di Pondok Labu. Waktu balik dari rumah Mba Desi, die ga tau naek apaan. Eh sama Defi ditunjukkin angkot, defaultnya ke terminal Lebak Bulus. Tapi akhirnya sampe rumah kan Dim? Waktu ujian, die sumber inspirasi lho. Pas ujian AkBi, jawaban gwe sama dia beda. trus kan dibahas ma dosen wahh... taunya jawaban dia yang bener. he..he... (jadi malu).

Erwin. he..he.. Bos satu ini hatinya udah tertambat dengan 'ujian' Gimana nggak, doi nongol di STAN kalo ujian doank. Kalo pelajaran reguler, beliau ga pernah nongol. Kalo lagi ujian, doi cool buanget. Pas anak-anak laen pada saling pe-de-ka-te, Beliau cool buka text book ndere, cari jawaban, and voila !!! terjawab semua soal-soal yang banyak itu. Ntar, qta deyh yang gantian pe-de-ka-te ke Beliau. Kerjanya beliau ngurusin software akuntansi. Doi juga jebolan komputer akuntansi. he..he.. katanya biar ga malu-maluin buanget ngerjain software, Beliau join kursus akuntansi. (niat yang lurus...).

Mario. Soulmatenya Dimas neyh. Doi tinggal di Kelapa 2 Depok. Hiks... Padahal sebelom ke Depok, doi tinggal di Taman Modern, Kecamatan Cakung (tuh nama kecamatan gwe). kabar terakhir, mobilnya doi dijual, jadinya skarang kalo ke STAN, doi nge-bus. welehh... tadinya mau 'dimanfaat'kan buat sie transportasi untuk rencana ke dufan. Hiks, apa daya, rencana hanya tinggal rencana. Doi juga yang menyediakan 'musik' waktu qta ujian (waktu ujian Akuntansi terakhir, die nyetel HP nya pake speaker. Wuihhh... seneng deyh).

Sulaeman. (MayB diilhami oleh nama Nabi. Didoakan, moga mengikuti jejak Nabi Allah itu : ikutan welfare juga. Amien...). He..he.. Beliau ketua kelas kita. Kelas tanpa Beliau rasanya bagaikan bakso tanpa saos (???). Boss yang satu ini cinta buanget ma pelajaran Analisa LaporanKeuangan. Kalo udah jamnya, wuihhh... suasana menjadi seru. Soale, Beliau suka melontarkan pertanyaan-pertanyaan yang terkadang, istilahnya aja gwe ga ngerti. hiks.. kuno kali yah, Gwe baru tau ada EVA, NOPAT, 'menggoreng' gara-gara Beliau suka tanya-tanya. he..he.. Bos ini juga lucu. Suka ngeledekin Desi (Desi jam 4 HPnya default SMS, dengan ringing : Obat Hati. Tu tandanya Sang 'Honey' dah jemput di pelataran Gedung C).


Last and Least (kwak..kak...) Boss Wiky. Wuidii... Beliau juragannya 'leasing motor china' di BNIMF. kalo mao hari ujian, dia jadi 'collector' fotokopi soal dan catetan. Maklum, sabtu siang dia suka ngelembur, jadi catetannya dilengkapin saat injury time. Konon, motivasi awal Beliau ikut kursus Akuntansi Terapan adalah biar ga 'bengong' kalo meeting di kantor, soale perusahaan tempat dia gawe intens buanget bergaul ma fulus. Nach... Seiring berjalannya waktu, Die kerepotan ndiri. Apalagi pas ujian banyak, pas kerjaan banyak. Welehhh... Die jadi puyeng ndere. Kacian banget lo Ky... he..he..

Subhanallah... tiap orang itu unik. Alhamdulillah, motivasi kuat untuk datang ke STAN adalah bertemu teman-temanku ini. Hm... istilahnya, udah 'klik' gitu deyh. Tidak ada sekat usia (makannya gwe cenderung 'tidak berbakti' pada senior. hwa..ha..), geografis, status, ataupun hal-hal ga penting lainnya. Dibawa asiq aja kali yeah...

Wisma Antara Lt. 11
16/3/2006 (today ultahnya Yogo lho. Yogo?^$%#)
Dedicated to anak STAN Akuntansi Terapan Angkatan 1.
Salut... Di tengah kesibukan kalian, masih menyempatkan diri untuk join kursus, di hari Sabtu pula... Moga ukhuwah ini dikekalkan olehNya yeah. Sukses buat kalian.

STAN

STAN by me .. nobody knows... (by OASIS)
(hweks... mao ngutip lagunya oasis malah kacau balau).

STAN = Sekolah Tinggi Akuntansi Negara.

Aku ga sekolah di situ siyh. Cuman ngendon dari September 2005 sampe Februari 2006 (legally).

Berawal dari pemikiran : iseng, ga ada kerjaan di hari Sabtu (mungkin karena gwe ga kreatif cari job), kuputuskan untuk ikutan kursus akuntansi terapan di STAN. Dapet infonya di koran kompas. (Langganan wajib para job seeker euy). Daftar dari kocek sendiri (Alhamdulillah, senangnya bisa sekolah dari gajian sendiri), dateng langsung ke kampus STAN yang perjalanannya pulang pergidari merdeka selatan butuh setengah hari sendiri (by bus Bouw), and daftar. suit..suit... berasa bangga (dikit) bisa sekolah di STAN yang konon impiannya para fresh graduate SMU yang pada ngebet pengen jadi akuntan atau bekerja di bidang lain as long as masih berhubungan ma fulus.

Kursusnya hari Sabtu jam 9 sampe jam 4 sore. Looks berat. Dan emang berat, apalagi kalo dah jam2. Udah kenyang, ruangan silir-silir, hari Sabtu pula... (what a hard consequences). Apa motif dasarnya ya, ikut kursus akuntansi? Padahal waktu jaman SMU dulu, asli... benci buanget ma akuntansi. Di kuliahan dapet AkBi juga ga demen. Entah kenapa yah, apa mungkin karna udah kerja, udah kenal fulus (even kata nyokap nominalnya masih kecil), jadi pengen belajar tentang fulus.

Disabarin aje... tho pada akhirnya 6 bulan itu terlampaui juga.

Alhamdulillah, gwe mendapat lebih dari yang gwe bayangkan. Ilmu, off-course lah. Gwe jadi tau general-ledger, analisa fulusnya perusahaan (trial jadi analis bisnis gitu deyh), dan juga meet my old friend : AkBi (hwaaa.... !!!). Laen dari ilmu, pertemanan yang hm... mirip keluarga kali yeah.

Wisma Antara Lt. 11 jam 2.12 PM
Gak lagi busy, gak lagi kosong juga.

Friday, March 10, 2006

Tamparan Lembut di Sore Hari (Menjelang Pulang Kantor)

Menjelang pulang kantor, pukul 3 PM, job description pekerjaan yang belum terselesaikan seringnya adalah surfing dan chatting. Chatting episode kali ini dibintangi oleh aku dan Azis. Seorang teman dari RW seberang (ia di RW 02, aku di RW 07, dan kelurahan tempat tinggal kami sama) yang teramat sangat membenci Amerika & sekutunya, Israel.
I can not describe how he hate USA and Israeli so much. By reading our conversation, hopefully you guys understand the way he hate USA and Israeli.
And you know, one more time I wanna state my confession. I actually hate Israel and USA so much. But I keep on ‘helping’ them on killing my brothers in Palestine. I consume their products (shampoo, soap, toothpaste). Aziz remind me & get my awareness up to stop using their products.
Here we are…

Azis : Ukh, please open www.inminds.co.uk
dianti : which part that I need to pay attention?
Azis: when i remember what they've done to us
Azis: i wanna kill them as soon as possible
Azis: they said Hamas is one of terrorist group
Azis: boycott israel
dianti: nah itu dia zis
dianti: USA & israel
dianti: pake standar ganda
Azis: do u realize most of us still using their product?
Azis: and do u know one thing?
dianti: padahal mereka yang negubunuhin qta orang islam)
dianti: secara fisik, mental, cepat, ato lambat
Azis: they use their benefit to funding israeli
dianti: ya zis. aku masih pake produk mereka
Azis: fund for israeli killing machine, such as tank, gun, etc
dianti: duh.. mewek deyh gwe
Azis: coba dong biasain pake produk alternatif
Azis: masih banyak kok yang quality nya ga kalah
dianti: ya. makasih diingetin lagi
dianti: ntar ane inventaris, belanja kebutuhan rumah.
dianti: azis udah bisa clean dari produk boycott ya?
dianti: ya juga …
dianti: padahal ga meregang nyawa
dianti: cuman ganti produk alternatif aja, ga gwe kerjain
dianti: L
Azis: can u imagine when u buy some product? then they using our money to kill our brother n sister in Palestine?
Azis: kalo kita pake produk mereka maka palestina akan mati
dianti: ya zis
Azis: tp kita ga akan mati kalo ga pake produk mereka
Azis: bener ga?
dianti: ya bener.
Azis: since 2002 i never drink coca cola, mc donald, etc
dianti: ooo...
Azis: i try to istiqomah for that
dianti: itu mah since kuliahan ngkalle
Azis: Insya Allah
dianti: anti soda coz punya mag
dianti: anti Mc D coz junk food
dianti: tapi yang model2 shampoo
dianti: sabun
dianti: yang daily itu zis
dianti: U know...
dianti: since (udah lama buanget)
dianti: I've never buy pizza, coke, Mc D, KFC, etc with my own penies.
Azis: yup
Azis: i know
Azis: but we have to try


Masya Allah…
Moga akan muncul ‘Azis’ yang lain yang aware terhadap saudara-saudaranya di Palestina.

9 Maret 2006 ini my cozzy room.
Menjelang Maghrib dengan tekad bulat untuk mengganti konsumsi produk Yahudi dengan produk Indonesia saja.

Thursday, March 09, 2006

Biskuit Farley's


Farleys' rasa klasik. 1 Kotak Farly's ini sedang bertengger di mejaku menunggu untuk dihabiskan.

Yup... Aku menyukai biskuit bayi ini. Dengan bungkus kuningnya, dan gambar seorang ibu sedang bermain dengan balita yang disamping si ibu terlihat gadis imut yang sedang memakan Farley's, (sayang, makannya menggunakan tangan kiri. Hm... apa karena dia anak 'bule'? Jadi tidak dibiasakan maem dengan tangan kanan) dan rasa susunya yang aduhai... slurp-slurp... what a great nutrition.

Entah ya... Semua hal yang mengandung unsur 'baby's world' sepertinya selalu menarik perhatian kita yang orang dewasa. Entah itu warna-warna lembut khas 'baby color', baju, boneka, sepatu, topi, blanket, bahkan (maaf) ingus atau liur mereka pun terlihat sebagai suatu pesona tersendiri bagi kita. Kenapakah???

Karena ... The answer is :

Para bayi itu ikhlash-nya ga ketulungan. weleh... Mereka tulus & apa adanya. Senyum, batuk, ketawa, menjulurkan lidah, semuanya dilakukan tanpa pamrih. Tanpa mengharap 'imbalan apapun dari orang lain'. Dan (jeleknya.. =)) ) Tanpa jaim pula. hwe..he..he...

Selanjutnya, karakter bayi itu melihat dunia seperti apa adanya. Jika dia meraa nyaman, maka dia akan sangat tenang, bisa anteng di box tidurnya. All sweet babies belive that God create them in this worl & God will take care of them either. Hiks... ga seperti kita yang orang dewasa, dunia udah tenang, adem, tenterem, masih bikin perang lah, masih mengadu domba via gosip, de el el. Qta juga beberapa kali merasa 'ketakutan' akan kekurangan rizkiNya.Pfiuuuhhh...

Next, babies never give up. Walaupun tiarap aja susah karena keberatan pantat atau perut, walaupun makan aja tumpah mulu, walaupun jalan terseok-seok, apa mereka menyerah? Ne..ne..ne.... There's no 'give up' word in their dictionary. Bayangkan kalau sekian satu persen, aja bayi yang dilahirkan di dunia ini punya karakter 'give up'. Wadouw.... kasian ortunya atuh.

Dari segi fisik, bayi itu juga harum. Pelajaran yang bisa kita ambil, bisa ga kita menjaga seluruh organ tubuh yang sudah diberikan Allah, qta jaga & dalam keadaan baik saat kita mengembalikannya? (salut buat yang bisa... Kayanya karakter orang dewasa cenderung merusak deyh. Misal : sistem pencernaan yang udah bagus dirusak gara-gara menyukai makanan pedas dan asem -that's me ya...- ; respiratory system 'dibombardir' dengan kehadiran si asap tembakau -thanx god that's not me...- ).

Jadi intinya, kalo mau happy, act like as a baby. Ikhlas, never give up, & be positive thinker.

Yuks... Kita mencoba semaksimal mungkin yang kita bisa untuk bisa setulus bayi...


March, 9th 2006 jam 2n PM.
Wisma Antara 11th Floor.
Terinspirasi gara-gara melihat biskuit Farley's rasa klasik bertengger di pinggir mejaku.

Time Passes Fast

Subhanallah …

Chapter : Al Asr

1. By Al Asr (the time)
2. Verily, man is in loss
2. Except those who believe and do righteous good deeds and recommend one another to the truth, and recommend one another to patience.

we will never be in the same ‘time’.
We only have one single second on every chance that we have to optimalize.

I know that
But I found myself never do as same as it concepted.
And thanx Allah (insya Allah)
I never regret on anything I’ve done.
Just take everything as a lesson.

Keep on moving
Look towards
Cause the past is something we can not reach
Even the hardest effort we give


8 Maret 2006 around 10 PM.
inside my cozzy room.

Tuesday, March 07, 2006

Nge-Blog

Gwe Mulai ngeblog di akhir tahun 2005. 'Provokator'nya adalah blog temen gwe yang bagus buanget. (http://dekasari.blogspot.com). Dari sini, gwe mulai menjelajah blog sebagai media untuk menulis. Tadinya, gak pe-de kalo menulis di media yang 'borderless' kaya' blog ini. Gwe lebih memilih menulis di buku hijau ber-hardcover merk Kyky atau di satu file yang (absolutely...) pake password.

Alhamdulillah, gwe cukup puas untuk bisa 'bergumam' lewat blog; karenaada kelegaan tersendiri pabila gwe bisa mengeluarkan apa yang terpendam di neuron transmitter gwe. Ternyata, lebih dari itu, gwe belom menyadari kalo aktivitas nge-blog bisa membantu blogger untuk : meningkatkan gairah hidup, lebih disiplin, semangat prestatif, menjalin relasi, rajin menulis, melatih untuk bisa ekspresif, tambah wawasan, de el el. (see : http://blog.kenz.or.id/2005/05/08/manfaat-psikologis-aktivitas-ngeblog.html ).

Tapi, masih ada yang kurang dengan blog gwe ...
1. Gwe belom bis abikin tulisan yang lebih melibatkan fakta & data.
2. Belom ada gambar-gambar yang menarik.

Insya Allah... gwe bakalan coba untuk 'meramaikan' blog ini. Dan teteup dengan warna aslinya : Just The Way We Are...


Wisma Antara Lt. 11
6.58 PM
7 Maret 2006

Wednesday, March 01, 2006

(Mungkin) Aku Memilih untuk Tidak Bebas

Ide-ide terkadang mengalir sesaat atau beberapa ketukan waktu setelah melewati suatu episode hidup...

Saat ini aku masih menyelesaikan novel The Zahir yang ditulis Paulo Coelho. Aku suka tulisannya. Entahlah... Seakan apa yang ditulis oleh Coelho seakan penjelmaan semua yang dinyatakan alam bawah sadarku.

Satu contoh, ia menuliskan bahwa... banyak orang yang memilih untuk menjadi budak. Budak berarti seseorang yang mengerjakan suatu hal yang tidak dia sukai, karena ada kebutuhan yang bergantung di sana. Jadi kepikir... jangan-jangan, aku menentukan pilihanku sebagai seorang yang tidak bebas.

Menjalani profesi sebagai karyawan di suatu perusahaan, dilihat sebagai suatu ketenangan dan kesenangan sendiri. Bagaimana tidak, status jelas (bukan status pengangguran, walaupun secara keseharian, terkadang terasa seperti pengangguran tersamar. Misalkan semua kerjaan beres, boss tidak di tempat, dan tidak melakukan apa-apa selain surfing chatting, shopping), gaji bulanan tetap dapat (he..he.. konon ada teman yang mengatakan kalau rezekinya karyawan itu sudah ditakar. Hm... aku ga setuju siyh. Emangnya rezeki berupa nominal aja???), selalu berpenampilan necis (walaupun bergaji tipis); Dan keumuman orang Jawa (maaf, karena aku dibesarkan dalan kultur Jawa yang konservatif dan aku benci itu) bekerja dengan fix income itu lebih baik daripada bekerja untuk memperoleh unlimited income.

Sekali lagi, ini menjadi dilematis hidupku. Satu sisi, jujur saja aku butuh gajian bulanannya untuk mampu melakukan kind behaviour, hobiku berbelanja buku, jalan-jalan, dan hubungan pertemanan yang lain yang membutuhkan ongkos. Di sisi lain, aku belum yakin apakah model kehidupan ini yang ingin aku jalani? Kayanya, berasa belum 'klik' aja sama profesiku. Mengerjakan hal yang sama setiap hari (yang beberapa kurang kusukai), di sekat kubikal dan lingkungan dengan orang yang sama setiap hari. Dan aku juga belum yakin bahwa profesi seperti ini yang akan kujalani apabila nanti Allah mengamanahkan generasi rabbani (Allahumma Amien...) kepadaku.

Yang ingin kulakukan adalah membaca, melihat, dan mendatangi tempat dimana berbagai hal terjadi di dunia ini, di belahan manapun. Lalu aku menuliskannya, lalu aku membaginya dengan berbicara melalui media apapun dimana aku bisa berbicara. Lalu aku ingin setiap hari menghirup udara segar. Yang kusuka dari ruangan ber-AC adalah karena ia sejuk. Kebersihan udaranya... welehhh... ga banget deyh (walaupun iklan-iklan itubilang ACnya AC bio plasma cluster de el el). Hm... aku juga senang berhitung. Aku ingin mengamati pergerakan semua angka di dunia, lalu aku membaca, lalu aku menuliskannya, dan aku membicarakannya. Profesi apa yah??? Could be : reporter (bukan presenter) / konsultan / konselor... Di usia berapa aku menjadi seperti yang kumau, tidak terlalu penting. Yang penting aku bisa memilih untuk bisa bebas, dan akan kutaklukan dunia (ALLAHU AKBAR).

(Mungkin) Sekarang aku memilih untuk tidak bebas. Tidak..tidak... Bukan memilih untuk tidak bebas, aku hanya menunda waktu untuk menjadi bebas. Kata Helmy Yahya di Valuegraphynya, tidak masalah untuk menunda sesuatu yang baik untuk sesuatu yang lebih baik.

Yah... Sekali lagi, (mungkin) aku memilih untuk tidak bebas. Tapi tidak selamanya ... Dan Sang waktu pun akan menjemput kebebasanku.

Wisma Antara, lantai 11
1 Maret 2006


puzzle huruf yang tersusun bagian 2

Sungguh,
kerinduan untuk menulis itu begitu membuncah.

Terlalu banyak kisah yang dapat kutuliskan
Sampai satu pun tiada termaktub di sini

Wahai neuron-neuron Divisi Verbal
kutahu engkau sudah tak sabar memamerkan kelebihanmu
Namun apa daya
Divisi memori belum memberimu bahan yang menarik.

tunggulah saatnya....