spasi spasi

Bagai kumpulan text, perlu ruang kosong untuk dapat membacanya dengan jelas.

Bagai lokasi, perlu jarak untuk membuatnya tidak sesak.

Bagai runutan peristiwa, perlu jeda untuk mampu mengenang episode yang sudah dilalui.

Bagai gerak, perlu kejap tarikan nafas untuk terus melaju

Wednesday, January 27, 2010

Episode Cinta di Awal Tahun

s.p.a.s.i...s.p.a.s.i

2 hari lalu anak gwe sudah jauh membaik kondisinya setelah sepekan sebelumnya batpil plus badan panas.

Mulanya, gwe mencoba menjalankan home treatment yang rasional. Gwe minta ibu gwe di rumah memperbanyak pemberian minum, baik air putih ataupun ASI perah, dan dijemur. Hari ke-3, tanya teman kantor, katanya kalo pilek bisa dikasih triaminic. Walhasil, pileknya memang mereda, (ga hilang siyh) tapi muncullah batuk yang nggrok-nggrok an Panas badannya pun turun naik.

Hari Ahad, berhubung ortu dah spanning lihat cucunya lemes, badan panas, meler, batuk nggrok-nggrok an, disuruhlah gwe bawa ke dokter. Hiks... ikhlas ga ikhlas deyh. Coz dokter yang berpraktek di hari itu (menurut gwe, maafkan kalo gwe salah) ga menganut RUD (Rational Used of Drugs).

Anak gwe diperiksa and diukur pake termo raksa, suhunya 38.4 der-cel. Trus dikasih obat penurun panas yang dimasukkin lewat rectum. Dan disuruh cek lab juga. Hubby gwe nolak, karena hubby gwe yakin ini adalah infeksi virus n radang biasa.

Duhh.... Gwe sedihhhh banget. Hari Seninnya gwe teteup kerja. Di kantor sesiangan gwe browsing dokter anak yang RUD. Gwe khawatir banget, sehingga gwe and hubby mewacanakan membawa anak kami ke dokter lagi, tetapi yang sreg di hati kami.

Sorenya, sambil menunggu hubby di 'meeting point' kami, gwe mengevaluasi (sambil nangis pastinya dan sambil berdoa minta kesembuhan anak gwe).

Dan ... ada hal-hal yang melintas di pikiran gwe. Mungkin ... selama ini, gwe cintanya berlebihan ke anak. Sehingga menduakan cinta yang sejatinya padaNYA. Gara-gara cinta yang terlalu ke anak itu, kadang gwe suka shalat Isya di dini hari karena keenakan tidur sambil peluk anak gwe, sambil menghirup harum aroma tubuhnya, sambil pandangin badannya yang semakin hari tumbuh berkembang, dan sambil membayangkan kepintaran-kepintaran yang dia tunjukkan pada kami.

Kemudian gwe minta ampun padaNYA. Minta kesembuhan untuk anak gwe.

Dan saat gwe pulang, ALHAMDULILLAH keadaan anak gwe membaik. Gwe bersyukur ... bersyukur ... ALHAMDULILLAH.

Dan untuk seterusnya, satu hal yang musti tertanam kuat di diri gwe. Bahwa cinta sejati adalah untukNYA. IA akan menarik kita mendekatkan diri padaNYA pabila IA cemburu pada cinta kita yang berlebih ke selainNYA.

ALLAHU ROBBI...

Terima kasih atas episode cinta ini YA ALLAH.

Meja Kerja
Rabu, 27 Januari 2010
12.46 PM