spasi spasi

Bagai kumpulan text, perlu ruang kosong untuk dapat membacanya dengan jelas.

Bagai lokasi, perlu jarak untuk membuatnya tidak sesak.

Bagai runutan peristiwa, perlu jeda untuk mampu mengenang episode yang sudah dilalui.

Bagai gerak, perlu kejap tarikan nafas untuk terus melaju

Tuesday, July 31, 2007

Matre Atau Rasional???

s.p.a.s.i...s.p.a.s.i

Orang tua dari anak perempuan, tidak setuju dengan calon yang diajukan si anak. Dengan alasan calonnya itu belum mapan secara materi.
Bukan bermaksud menjadi orang tua jahat, tetapi karena orang tua tersebut tidak ingin melihat kondisi anaknya 'tidak lebih baik' daripada saat berasama kedua orang tuanya.

Matre atau Rasional ?

case ini sungguhan ada lho... menimpa seorang wanita yang berdomisili di Bandung, yang sedang mempersiapkan hari bahagianya di November 2007.
Tapi berhubung orang tuanya ga 100 % setuju, maka papi nya pun seperti 'malas-malas' an menyelenggarakan pernikahan tersebut.

Tiap zaman pasti ada ya case begini...

WA Lt 11 jam 9.47 end of July 2007

Friday, July 27, 2007

Sandiwara

s.p.a.s.i...s.p.a.s.i

Pasang muka ga tau apa-apa...
Padahal segudang informasi yang sudah diketahui.
Hm... apa enaknya ber-sandiwara model begini?
Tapi yakinlah... jika saat yang tepat sudah tiba,
semuanya akan terkuak,
dan hijab itu akan terseingkap.

Orang lain mungkin ga bisa melihat.
Dan sandiwara itupun bisa jalan dengan mulus.
Tapi ... ALLAH yang pemilik skenario sesungguhnya.
Dan IA yang akan mem-publish siapa dan bagaimana aktor-aktor dalam episode kali ini.


WA Lt. 11 jam 8.44 27/7/2007

Wednesday, July 25, 2007

tidak bisa menulis

s.p.a.s.i...s.p.a.s.i

Bahkan tulisan pun tidak bisa kubuat untuk menceritakan keresahan atau ketidaknyamanan yang (mungkin) kudramatisir di dalam diriku.

Laa Hawlaa Walaa Quwwata Illaa Bi Llaah

wa lt 11 jam 8.56 25/7/2007

Tuesday, July 24, 2007

what kind of work is it?

s.p.a.s.i...s.p.a.s.i

Apa rasanya kerja kalo kita melakukan hal yang sama setiap hari, dan tidak tau bagaimana cara mengakomodasi ide atau bahkan evaluasi yang related dengan kerjaan kita?

Truz ... apakah ada kepuasan di sana apabila yang dikerjakan adalah yang bersifat 'teknis' atau 'skill' keilmuan nya saja, dan tanpa dibarengi dengan keterlibatan diri dalam memutuskan sesuatu?

Lalu kemudian ada kontradiktif yang sangat humasnis yang timbul. Niat bekerja tentulah amal baik / good deeds. Lalu ... kalau sisi kemanusiaan itu meminta untuk di-appreciate melalui selembar kertas yang namanya LP2 (Lembar Penilaian Prestasi)gimana? ga salah kan? Rasanya apresiasi itu butuh lebih dari sekedar selembrar kertas slip gaji.

Selanjutnya, persistence untuk terus mencari lahan baru adalah upaya yang musti dilakukan untuk berlepas diri dari pertanyaan-pertanyaan di atas. Dan yang penting ... tetap bersyukur atas apa yang sudah ALLAH kasih, sehingga pertanyaan dan pernyataan di atas timbul. Mudah memang menuliskannya, dan insya ALLAH mudah mengimplementasikannya ... walau kadang ditemani bulir bening yang mengalir di wajah.


WA Lt. 11 jam 1.36 24/7/2007

Monday, July 23, 2007

Dia Memilih

s.p.a.s.i...s.p.a.s.i

Dia memilih untuk menghormati dan mempercayai ...
Kemudian dia akan mencintai

Dia memilih untuk mendengarkan kata hati dan kemudian yakin menjalani

Dia akan merajut semua untai warna benang episode hidup menjadi suatu sejarah anak manusia mengisi peradaban ini

Dia memilih untuk mensyukuri embun sejuk dan panas garang yang akan menyertainya nanti.

Dan Dia memilih untuk berjalan bersamanya ...


WA Lt. 11 jam 1.48 23/7/2007

Thursday, July 19, 2007

Lintasan

s.p.a.s.i...s.p.a.s.i

Ingat yang ditulis Alexander Sriwijono dalam bukunya cosmo carrier handbook..
Bahwa hidup adalah beberapa lintasan / jalur paralel. Ada lintasan karier, keluarga, akademis, dan bisa juga ditambahkan sesuai apa yang Anda jalankan.

Buatku, seru juga yah kalo hidup diibaratkan seperti itu. Jadi 'mudah' memonitornya. Mana lintasan yang mandeg dan musti dikasih speed penuh, mana lintasan yang lampu merah dulu, mana lintasan yang berjalan musti buzz-buzz...

Mungkin idealnya kalo semua lintasan itu bisa berjalan beriringan dengan kecepatan yang optimum. (inget pelajaran di Konsep Teknologi : kecepatan optimum artinya irit bensin, tapi velocity nya tertinggi, bukan boros bensin walaupun velocitynya lebih tinggi dari tertinggi.).

Tapi rasanya akan seru jika lintasannya ada yang perlu diakselerasi, ada yang perlu diperlambta, dan sebagainya. Lebih berwarna tho... Dan lebih merasakan compromise ke orang-orang di sekitar kita. Inget lho... lintasan-lintasan itu ga hanya melibatkan diri sendiri. Lintasan-lintasan itu melibatkan keluarga, lingkungan, bahkan mungkin orang yang belum kita kenal.

OK...
Selamat mengatur lintasan hidup masing-masing.
Moga bisa mencapai level optimum.

WA Lt. 11 jam 1.33 19/7/2007

Wednesday, July 18, 2007

Finding and Keeping A Life Partner

s.p.a.s.i...s.p.a.s.i

kutipan dari sebuh milis.

Golden rules for finding your life partner by Dov Heller, M.A.


When it comes to making the decision about choosing a life partner,
no one wants to make a mistake. Yet, with a divorce rate of close to
50%, it appears that many are making serious mistakes in their
approach to finding Mr./Miss. Right!

If you ask most couples who are engaged why they're getting married,
they'll say: "We're in love"; I believe this is the ..1 mistake
people make when they date. Choosing a life partner should never be
based on love. Though this may sound "not politically correct",
there's a profound truth here.

Love is not the basis for getting married. Rather, love is the
result of a good marriage
. When the other ingredients are right,
then the love will come. Let me say it again: "You can't build a
lifetime relationship on love alone"; You need a lot more!!!

Here are five questions you must ask yourself if you're serious
about finding and keeping a life partner.

QUESTION ..1: Do we share a common life purpose?
Why is this so important? Let me put it this way: If you're married
for 20 or 30 years, that's a long time to live with someone. What do
you plan to do with each other all that time? Travel, eat and jog
together? You need to share something deeper and more meaningful.
You need a common life purpose.

Two things can happen in a marriage:
(1) You can grow together, or
(2) You can grow apart.

50% of the people out there are growing apart. To make a marriage
work, you need to know what you want out of life!

Bottom line; marry someone who wants the same thing.

QUESTION ..2: Do I feel safe expressing my feelings and thoughts
with this person?

This question goes to the core of the quality of your relationship.
Feeling safe means you can communicate openly with this person. The
basis of having good communication is trust - i.e. trust that I
won't get "punished"; or hurt for expressing my honest thoughts and
feelings. A colleague of mine defines an abusive person as someone
with whom you feel afraid to express your thoughts and feelings. Be
honest with yourself on this one. Make sure you feel emotionally
safe with the person you plan to marry.

QUESTION ..3: Is he/she a mensch?

A mensch is someone who is a refined and sensitive person. How can
you test? Here are some suggestions. Do they work on personal growth
on a regular basis? Are they serious about improving themselves? A
teacher of mine defines a good person as "someone who is always
striving to be good and do the right ";. So ask about your
significant other: What do
they do with their time? Is this person materialistic? Usually a
materialistic person is not someone whose top priority is character
refinement.

There are essentially two types of people in the world:
(1) People who are dedicated to personal growth and
(2) people who are dedicated to seeking comfort.
Someone whose goal in life is to be comfortable will put personal
comfort ahead of doing the right thing. You need to know
that before walking down the aisle.

QUESTION ..4: How does he/she treat other people?
The one most important thing that makes any relationship work is the
ability to give. By giving, we mean the ability to give another
person pleasure.

Ask: Is this someone who enjoys giving pleasure to others or are
they wrapped up in themselves and self- absorbed?

To measure this, think about the following: How do they treat people
whom they do not have to be nice to, such as waiters, bus boys, taxi
drivers, etc.. How do they treat their parents and siblings? Do they
have gratitude and appreciation?

If they don't have gratitude for the people who have given them
everything; can you do nearly as much for them? You can be sure that
someone, who treats others poorly, will eventually treat you poorly
as well.

QUESTION ..5: Is there anything I'm hoping to change about this
person after we're married?


Too many people make the mistake of marrying someone with the
intention of trying to "improve"; them after they're married. As a
colleague of mine puts it: "You can probably expect someone to
change after marriage for the worse" If you cannot fully accept this
person the way they are now, then you are not ready to marry them.

In conclusion, dating doesn't have to be difficult and treacherous.
The key is to try leading a little more with your head and less with
your heart. It pays to be as objective as possible when you are
dating; to be sure to ask questions that will help you get to the
key issues. Falling in love is a great feeling, but when you wake up
with a ring on your finger, you don't want to find yourself trouble
because you didn't do your homework.

Another perspective. ..

There are some people in your life that need to be loved from a
distance.. It's amazing what you can accomplish when you let go of
or at least minimize your time with draining, negative,
incompatible, not-going anywhere relationships. Observe the
relationships around you.

Pay attention...
Which ones lift and which ones lean?

Which ones encourage and which ones discourage?

Which ones are on a path of growth uphill and which ones are going
downhill?

When you leave certain people do you feel better or feel worse?

Which ones always have drama or don't really understand, know, or
appreciate you?

The more you seek quality, respect, growth, peace of mind, love and
truth around you...the easier it will become for you to decide who
gets to sit in the front row and who should be moved to the balcony
of your life.

An African proverb states, "Before you get married, keep both eyes
open, and after you marry, close one eye"; Before you get involved
and make a commitment to someone, don't let lust, desperation,
immaturity, ignorance, pressure from others or a low self-esteem
make you blind to warning signs. Keep your eyes open, and don't fool
yourself that you can change someone or that what you see as faults
aren't really that important.

Do you bring out the best in each other?

Do you compliment and compromise with each other, or do you compete,
compare and control?

What do you bring to the relationship?

Do you bring past relationships, past hurt, past mistrust, past
pain?

You can't take someone to the altar to alter them. You can't make
someone love you or make someone stay.

If you develop self-esteem, spiritual discernment, and "a life"; you
won't find yourself making someone else responsible for your
happiness or responsible for your pain. Seeking status, sex, and
security are the wrong reasons to be in a relationship.

WHAT KEEPS A RELATIONSHIP STRONG IS:
1. TRUST
2. COMMUNICATION
3. INTIMACY
4. A SENSE OF HUMOR
5. SHARING TASKS
6. SOME GETAWAY TIME WITHOUT BUSINESS OR CHILDREN
7. DAILY EXCHANGES (meal, shared activity, hug, call, touch, notes,
etc.)
8. SHARING COMMON GOALS AND INTERESTS
9. GIVING EACH OTHER SPACE TO GROW WITHOUT FEELING INSECURE
10. GIVING EACH OTHER A SENSE OF BELONGING AND ASSURANCES OF
COMMITMENT

If these qualities are missing, the relationship will erode as
resentment withdrawal, abuse, neglect, and dishonesty; and pain will
replace.

WA Lt. 11 18/7/2007 jam 8.51

Friday, July 13, 2007

Preparation (Episode Ikhtiar Seorang Teman Part 4)

s.p.a.s.i...s.p.a.s.i

lanjutan dari part sebelumnya

Melalui email :

... Di, aku dan orang tua sudah membicarakan rencana kami (aku dan wanita itu) dan sedang mempersiapkan mengkhitbah dia. . ...

Alhamdulillah... semoga jalan mu dimudahkan yah.
Tapi temanku itu belum mengatakan tanggal khitbahnya.
Hm... Moga temanku ini sabar dan berazzam kuat untuk berjalan memulai separuh diennya. Juga wanita itu.

Ada kabar juga siyh, ibu dari wanita itu pengennya si teman priaku ini memiliki pekerjaan yang settle dulu, secara status temanku ini masih karyawan kontrak. Tapi ini tidak berarti orang tua wanita itu menolak temanku. Mereka approved kok ( bravo deyh temen gwe; swiwit...) Hm... Semoga ini menjadi episode yang menambah keyakinan mereka yah, kalo rizkinya ALLAH itu luas. Yang diperlukan hanya ikhtiar yang sungguh-sungguh untuk menjemputnya.

WA Lt. 11 jam 10.47 tanggal 13/7/2007

Tuesday, July 10, 2007

6 weird things

s.p.a.s.i...s.p.a.s.i

PR dari Liends. 6 weird things about me :
1. Left handed mouse
2. kalo jajan paling ga asiq : ga mao pake mecin, ga mao pake sambel.
3. di rumah banyak nyamuk, tapi selalu nolak kalo kamarnya disemprot obat nyamuk dengan alasan mengganggu ekosistem.
4. ga demen nonton tipi
5. suka berasa chemistry negatif & positif saat pertama ketemu orang. & in the end, kadang chemistrynya bener. hwaaa...
6. Ga demen pepaya, padahal tau banget pepaya itu mengandung semua vitamin yang dibutuhkan.

Monday, July 09, 2007

Walah... Nyesel Deh (hiks-hiks)

s.p.a.s.i...s.p.a.s.i

Sekitar 7 tahun lalu, di hari Minggu, aku bangun pagi, pake baju lumayan rapi, dengan energi full menuju rumah seorang Mba di RW yang berbeda. Yup... Saat itu aku bertugas menjadi panitia di walimah seorang Mba. Aku bertugas di shift 1, pagi sampai siang. Ikut berbahagia pada saat itu untuk si Mba itu. Di tengah dinamisasinya yang tinggi, Alhamdulillah akhirnya ia bertemu dengan kawan yang diharapkan bisa saling men-support dalam kontribusinya dalam masyarakat.

Malam tanggal 7 Juli 2007; seorang sahabat sewaktu aku kuliah menelepon. Kami kebetulan tinggal di RW yang sama. Temanku ini juga mengenal Mba yang aku ceritakan tadi. Truz... temanku ini menyampaikan berita bahwa si Mba telah bercerai dengan suaminya sejak 2 bulan lalu. Innalillaahi wa Inna Ilaihi Rooji'uun.

phew??? Ekspresi pertama adalah : 'How come? Kok bisa? Kenapa siyh? Apa yang salah?
Namun dengan bijak sahabatku berkata... Mereka juga manusia. Untuk alasan apapun, mereka hanya manusia biasa.

waduh. Jadi teringat para tetangga; saudara; dan teman-teman yang terlibat pada hari mereka menggenapkan separuh dien itu. Hm... trus mengetahui begini akhirnya, apa boleh dikata???

Nyesel? ha..ha.. ga ngaruh. Ga akan memperbaiki keadaan juga tho.

Sudahlah... above of all, mungkin memng jalannya musti begitu.

July, 9th 2007
WA Lt. 11 jam 7.28

Friday, July 06, 2007

They're Kids, Maam

s.p.a.s.i...s.p.a.s.i

Tiap sore pulang kerja, aku menyusuri jalanan kompleks, kemudian masuk ke gang pemukiman kampung, dan dalam beberapa menit, sampailah ke rumahku.

Sudah sekitar 3 bulanan ini aku amati, aktivitasnya sama.

Di jalanan komplek, ada anak-anak usia SD yang selalu bermain tiap sore. Kalo yang perempuan, mainnya lompat karet. Kalo laki-laki, maen kejar-kejaran sepeda. Kadang mix main bareng-bareng seperti maen petak umpet. Dan ... kadang mix juga antara anak kompleks dan anak kampung. So sweet and beautiful.

Untuk yang usia lebih kecil, let's say balita. weleh... jam segitu mereka berkeliaran juga sambil disuapin si mba. atau juga ada ibu-ibu yang dengan nada sangat memaksa menyuruh anaknya untuk mandi duh... sampe botak juga anak kecil ga bisa dibeginikan Bu.. Trus, sempat dengar juga ada ibu yang membentak anaknya hanya gara-gara belom pake sandal di pelataran rumahnya (belum keluar dari pagar rumah lho...).

It's so illogical. Since children are learner creatures; yang masih belajar membedakan mana yang baik - tidak baik; mana yang benar - tidak benar; kenapa juga musti di-reward dengan hadia berupa suara dengan intonasi tinggi melengking yang memekakkan telinga? Bikin cape aja tho. Dan ... ga jamin berpengaruh menjadikan manner mereka semakin baik. ya ga???

They're kids Maam ...

They need to be loved and tought.
It's such a bad useful things to show your volcano in front of them.

WA Lt.11 10.07 AM di 6/7/2007

Wednesday, July 04, 2007

Vomit setelah makan siang

s.p.a.s.i...s.p.a.s.i

Bukan karena menunya yang ga enak (secara di lidahku, aku hanya tau makanan itu enak dan enak banget).
Bukan karena jadwal makanku yang hari ini rada telat karena aku nge-gym dulu di jam istirahat.

Vomit karena ... Aku mendengar toxic dari seorang bapak (bekerja di sebuah kantor berita) saat nunggu lift.

Intinya... qta ngobrol tentang status employment qta. Truz, dia bilang ...
'Wah... sistem kontrak tuh parah. Udah umur abis, tenaga abis, karier abis. Carilah yang laen.'

Masya Allah ... Aku jadi speechless. Ga lama aku pilih turun ke lantai ground pake eskalator. Di eskalator, rasanya udah tergenang bulir bening yang siap tumpah.

Kenapa sih pake mnegungkapkan negatif statement tersebut? Semua yang dia bilang memang itu menjadi konsekuensi yang saat ini aku jalanin. I know that !!! & I have movement also.

Aku hanya khawatir diriku jadi orang yang ga bersyukur atas rahmat yang IA kasih ke aku. Let's say statusku adalah contract employee. Tapi rizkiNYA Maha Luas... Aku menjemput rizkiku, ALHAMDULILLAH aku bisa membuat wajah orang tuaku bersinar walau hanya dengan porsi bakmi golek atau getuk jajanan pasar atau kue taart saat mereka ulang tahun. ALHAMDULILLAH aku bisa memenuhi kebutuhan kewanitaanku bahkan yang paling privat sekalipun tanpa tergantung lagi ke orang tua. ALHAMDULILLAH aku menamatkan short course ku dengan nominal yang kusimpan. Dan muaaasssihhh banyak lagi hamparan riskiNYA yang ditunjukkan padaNYA untukku. ALHAMDULILLAH aku belajar banyak hal tentang berinteraksi secara profesional dengan rekan2 kerja / atasan2, meluaskan wawasan tentang dunia yang bahkan tak pernah terpikir akan aku geluti, dan... point lain yang jika aku fikir, telah menambah deretan lembar CVku. Jadi ... tidak layakkah saat ini aku bersyukur dengan statusku yang contract emloyee ini?

Aku juga punya kebutuhan untuk membuat progress dalam karier dan keilmuan. Dan aku sedang berusaha dalam hal itu. Aku tidak diam. Aku ikhtiar !!!! Dan aku pun cukup tau diri bahwa hanya IA yang paling mengetahui fate ku. IA yang tau yang terbaik untuk diriku. Dan tugasku hanya ikhtiar dan mencerdaskan diri dengan memanfaatkan network yang berkelebatan di depanku.

That's all...

Astaghfirullah ...
Betapa kalimat yang negatif itu mampu mengaduk emosiku.
Dan... Bulir bening itu sempat tumpah beberapa menit yang lalu.
Tentunya di restroom.

Ya Rabb... Aku hanya takut menjadi orang yang tidak mampu mensyukuri NikmatMu.
Jadikan aku hamba yang mudah bersyukur Ya Rabb...


WA Lt. 11 jam 2.43 tanggal 4/7/2007

OSPEK

s.p.a.s.i...s.p.a.s.i

Tadi pagi dari bus TiJe, di tikungan menuju RSPAD GatSu, aku lihat seseorang berpakaian ramai bagai -maaf- orang g***. Arah pandangku awalnya tampak belakang. Saat itu kupikir ia adalah orang yang g***. Truz setelah bus TiJe melewati orang itu, ternyata dia adalah siswa baru suatu lembaga pendidikan di RSPAD tersebut. Kayanya siyh sekolah farmasi nya yah. Entah apaan. Yang jelas, seniornya (yang berdiri beberapa ratus meter di depan anak yang sedangjalan kaki tadi) mengenakan jas biru tua cerah.

Kalo aku bawa kamera, mungkin langsung aku canded kegiaan mereka. Asli... kaya orang g*** banget bajunya. Topi karton, banyak tempelan kertas entah apa temanya, belum lagi asesoris kertas yang menempel di badan pulak. Masya Allah...

Trully, I'm mad about that. Really trully angry...

In my (WISE) opinion, dari lubuk hati yang paling dalam, aku akan selalu menjadi pihak yang opposite terhadap ospek yang modelnya pelonco kaya gitu. Hweks... un-educated dan senioritas banget siyh. Ngakunya pelajar . mahasiswa, mentalnya masih feodal... masih pengen dilihat seperti senior yang berkuasa. Masih seneng ngerjain hal-hal yang ga ada hubungannya sama dunia pendidikan. (You know, since learning is apart of education & learning is fung, than education is also fun and bring happines).

For whatever reason... yang katanya biar melatih mental kehidupan kampus lah, biar bersikap sopan ma senior lah... terbukti semuanya bullshit. Mental seseorang di suatu field kehidupan itu bisa OK setelah ditempa dalam rentang waktu yang tidak sebentar. SIkap sopan atau manner itu dibawa dari keluarga dan lingkungan. Ga bisa dibentuk dengan cara nge-press ala senioritas gitu. NYADAR GA SIH KALIAN???


OK deyh... kalo memang pihak ormawa mau memfasilitasi siswa / mahasiswa baru untuk mengenal lingkungannya, konseplah kegiatan yang elegan. demo lab, bikin artikel, diskusi issue terkini di bidangnya, dll. ga perlu deh nyuruh orang2 baru itu berdandan bak orang g***. Ga perlu lah senior pada mikir ribuan kali untuk ide 'besok mereka suruh bawa apaan ya, suruh dandan ala apa yah???' Ga guna...

So... buat siswa / mahasiswa yang membaca postingan ini dan kalian masih sehati dengan ospek dengan style pelonco, maka ... maaf. Kurasa sebaiknya kalian mulai belajar suatu kosa kata baru yang namanya egaliter dan well-educated dan open-minded.

4/7/2007; 10.31 AM di WA Lt. 11
asli... sebel banget sama pelonco.

Tuesday, July 03, 2007

Melankolis

s.p.a.s.i...s.p.a.s.i

Sebenernya... gengsi banget kalo dibilang aku itu melankolis.
Inginnya berusaha terlihat cool, padahal di belakang mah ... brrr (tear drops). he..he..

Pernah suatu kali kusampaikan suatu cerita pada seorang teman (temanku ini orang yang asiq banget, dan mencoba melihat segala sesuatu secara simple saja).

Lalu, kuberitahu kumpulan aksara yang merefleksikan kesedihan yang kurasakan (waktu itu).
Dan kubilang, 'Temen loe mellow yah?'
Dan dia menjawab, 'Dengan melow gitu, itu nunjukkin kalo loe masih human being.'

well - well...
Glad to hear my 'wise' friend said that to me.
Trims ya Wiky...
WA Lt. 11 3/7/2007 jam 12.37 PM

duduk manis & standing party

s.p.a.s.i...s.p.a.s.i

Sudah beberapa hari ini aku akrab dengan bus TiJe. Pergi kerja ataupun pulang kerja.

Pemandangan yang sama kerap terjadi. Old story sih, tapi tetap aja asiq untukku mempergunjingkannya.

Apalagi kalo bukan tentang hal tempat duduk. Bus TiJe itu dirancang dengan kursi yang sediit (jika dibandingkan dengan jumlah penumpangnya). Walhasil, lebih banyak yang standing party daripada duduk manis. Yang bikin miris, yang duduk manis itu seringnya mas-mas muda atau mba-mba muda. Yang berdiri itu para ibu-ibu sebaya dengan ibuku. Cihuy kaan??? Apakah ini yang termasuk kejamnya dunia.

Karakter apa yang mendominasi yah?
Kurang empati kah, egois kah, atau memang para anak muda itu hanya muda di tampilan luar sedangkan dalamnya berisi tulang keropos???

Entahlah, apakah mengganti model bus dengan yang banyak kursi akan mempengaruhi 'pamor' tije ini atau tidak. Kalo memang tidak ada pengaruhnya, pemda musti beli bus dengan model yang berkursi banyak. Udah tau ini bus untuk rapid mass transportation dan digunakan oleh masyarakat dari berbagai usia, kok malah bikin kursinya sedikit??? Kalo bus kampus model bus koneng UI, bolehlah dibuat seperti itu (sangat sedikit, atau malah ga ada kursi duduknya).

Oh ya...
sekalian aja ya, toxic tentang si TiJe ini aku keluarin. Shelter TiJe ga human friendly. Alasan : ga ada toiletnya. Wondering, kemana petugas loket kalo ia mau berurusan dengan urusan yang satu itu???

WA Lt.11 3/7/2007 jam 9.50

Berbincang (Episode Ikhtiar Seorang Teman Part 3)

s.p.a.s.i...s.p.a.s.i

Biar bisa ikutin alur ceritanya, silakan baca dulu part 1 dan part 2 nya. Moga bisa diambil pelajaran.


Hari 1

email
from : wanita
to : pria
subject : plan to the fore

Just wanna share a song from Daniel Bedingfield :
I never know what the future brings
.................
We'll make it through
.................


Hari 2


Pria : 'Ya... kalo memang itu dilihat sebagai kelemahanku, so you are free to decide. Everybody wants the best kan? Pria berhak memilih dan wanita berhak menolak kan?'

Wanita : 'ya... Tapi masalahnya bukan tentang menerima atau tidak. Ini tentang timing.'


Hari 3 Pagi Hari

Wanita : 'Hm... kamu juga ya. If you found that I'm complicated enough for you to marry to, than You are free to decide.'

Pria : 'O gitu???'

Wanita : 'Ya (sepertinya ia membohongi hatinya, secara dia mengharapkan sang pria tetap teguh pada keputusan pertamanya.)'

sekejap semuanya terdiam.

Wanita : 'OK... dicoba dan diusahakan lagi.'

Pria : 'Ya.. Semua hal memang perlu diusahakan kan?'

Wanita : 'Ya'



Hari 3 Sore Hari

SMS dari Pria : 'Thanks for Everything ya'



WA Lt. 11 jam 8.55 3/7/2007
based on a real story of a friend.
Wish U all the Best ya :)

Monday, July 02, 2007

Bisa Karena Terpaksa dan Terbiasa

s.p.a.s.i...s.p.a.s.i

Pagi ini chat dengan liends, dan aku mengungkapkan kekhawatiranku tentang suatu hal.
Hm... bayangkan gini. Misalkan kita punya tanggung jawab baru (contoh : diangkat jadi manajer / pindah ke pershn yang lebih 'tinggi' load kerjanya, dll) pernah kan mucul keraguan... Bisa ga ya aku ngejalaninnya?

Dan advice nya Liends ... Insya Allah bisa. Manusia itu bisa karena terpaksa dan terbiasa. Kalo dipikir dan dilihat, iya juga ya... :)

Jadi inget ...
Waktu jaman sekolah, ga kebayang naik bus kota ke daerah nun jauh di Grogol. Dan... waktu kuliah, Alhamdulillah... Iwas made it. Pulo Gebang - Grogol setiap hari dilaju dengan bus kota. dari yang model P7 yang konon banyak copetnya, sampe bus keren semodel AC 51. Hm... iya juga yah, kita kan dikasih kemampuan atawa fitrah untuk survive. Pasti bisa deyh.

Semoga bisa nya tidak hanya sekedar bisa, tapi bisa yang benar [Mo ngomong apa si loe Di???]

WA Lt. 11 jam 11.59 2/7/2007
Bersiap berlepas diri dari suatu kenyamanan :)