spasi spasi

Bagai kumpulan text, perlu ruang kosong untuk dapat membacanya dengan jelas.

Bagai lokasi, perlu jarak untuk membuatnya tidak sesak.

Bagai runutan peristiwa, perlu jeda untuk mampu mengenang episode yang sudah dilalui.

Bagai gerak, perlu kejap tarikan nafas untuk terus melaju

Monday, March 31, 2008

Sebulan jadi Roker (Rombongan Kereta)

s.p.a.s.i...s.p.a.s.i

Sebulan jadi roker, yang pernah aku alami adalah :
1. Hampir jatuh saat turun gara2 (mungkin ga sengaja) kedorong seorang pria yang bergegas turun karena istrinya yang cantik sudah turun duluan di peron.
2. Belom pernah ditawarin duduk sama pria yang usianya masih muda (sebaya aku). Halah... umur segini aja manja, ada ibu-ibu yang mungkin sepantaran ibuku juga ga ditawarin duduk sama pria muda itu. he..he..
3. Ibu hamil yang perutnya udah ndut sangat tolerable. Walopun dia bisa dapt kursi previllage (moga tulisannya bener), tapi mau juga duduk berdempetan dengan orang yang hamilnya baru kisaran 7 minggu, alias perut masih kempes.
4. Sagala aya... Kalo sampe stasiun Jakarta Kota, segala aya deyh. Banyak yang dijual. inuman, kacang2an / snack, kursi lipat, buku gambar, koran, bahakn... NOVEL.

Begitulah serunya menjadi roker. Menjadikan pagiku lebih berwarna dan melatih fisik dan mentalku untuk lebih kuat.

WA Lt. 11 jam 11.53
Senin, end of March 2008

Wednesday, March 26, 2008

6 Weeks

s.p.a.s.i...s.p.a.s.i

Sekitar 6 minggu usia kehamilanku saat menulis ini.

Dan semakin hari aku semakin happy dengan kehamilan ini. Walopun, jujur saja, pada awalnya [mungkin di alam bawah sadarku] menanggapi kehamilan ini sebagai sesuatu yang ahh... waktunya terlalu cepat.

Alhamdulillah aku dikelilingi lingkunga positif. Teman kantor yang ikut berbahagia atas kehamilanku, ibuku yang berucap puji syukur tak terkira padaNYA, keluarga dari pihak suami yang sangat sumringah merespon hal ini, dan tentu saja ... My dear Luv yang men-support semuanya. Dari fisik, psikis, dan spiritual. Alhamdulillah.

Ya Rabb, jagalah janin ini. Berilah aku petunjuk mengenai bagaimana men-treatment amanah besar ini sehingga kelak ia bisa menjadi anak cerdas, sehat, memiliki jiwa sosial tinggi, dan yang paling pentng, mencintai ALLAH, Rasul, Islam, dan keluarganya.
Dan ... tuliskanlah takdir yang baik-baik untuk ruh janin ini ya Rabb.
Dan ... perkenankan kami, orang tuanya untuk menjalankan amanah ini dengan sebaik mungkin, hingga menggapai RidhoMu.

Amien...

WA Lt.11 jam 9.32
tanggal 26/3/2008

Luv You Mas.. Muach.

Wednesday, March 12, 2008

Hare Gene Ospek?

s.p.a.s.i...s.p.a.s.i

Asli.. ospek. Bukan di kampus, bukan juga di SMP atau SMU. Tapinya di perusahaan tempat saya kerja. Ya... perusahaan ini mengadakan dikdas / pendidikan dasar untuk calon karyawan tetapnya. Duhh... emang masih ok apa ngadain kaya begini? Biar karyawannya dedicated, atau ini obyekannya petinggi perusahaan ini?

Well... menurut saya, apapun tujuan dikdas / dididik dan ditindas yang modelnya semi militer [suruh tiarap lah, jalan jongkok, jalan malem, push up, nyebrang kali, de el el] itu bullsh*t semua. Gileee... Kecuali mo direkrut jadi anggota SAR / Search and Rescue, bolehlah dilatih kaya begitu. tapi ini kan buat kerja behind the desk. Kalopun harus survey BTS yang di atas gununung juga ga perlu nyebrang2 kali gitu. Ada kendaraan operasionalnya tho, ga mungkin nih perusahaan segitu gedenya ga bisa nyediain kndaraan operasional.

Kalomo model dikdas gitu, kasih lah yang bermanfaat. Team building, enlarge your mind and view, softskill di tempat kerja, flash your motivation, customer service, etika dan manner, de el el. Saya pikir keilmuan itu jauh lebih bisa dimanfaatkan daripada sekerdar dikdas yang hanya membawa pulang oleh2 capek dan romansa yang nantinya akan pupus ditelan sang waktu.

Masya ALLAH ...
Ahh... Mungkin saya hanya bisa merepet. Saya ga tau musti mem-floorkan wacana ini kemana. Yo weis, ke blog aja deh. Monggo yang mo apply ke perusahaan tempat saya kerja. Met dikdas ya, buat yang mo jadi kartap.

WA Lt. 11 jam 9.41
Rabu, 12 Maret 2008.

Visit Indonesia Year 2008

s.p.a.s.i...s.p.a.s.i

Saya support adanya program ini. Karena, bumi Indonesia memang layak dipertontonkan ke seantero dunia. Cantik. Belive it or not, tanggal 7 - 9 Maret 2008 lalu saya mudik ke Purworejo (kampung orang tua suami dan orang tua say juga). Saat lari pagi di tengah hamparan sawah, Subhanallah ... saya takjub akan pemandangan matahari yang baru menyembul menampakkan dirinya. Indah banget. Ga kalah sama foto-foto di National Geographic atau Webshots. Maaf, saya ga bisa tunjukkan, karena waktu itu saya ga bawa kamera. wong niatnya cuma lari pagi kok.

OK.. Back to visit Indonesia Year 2008. Menurut saya, pemerintah belum mengerjakan tugas rumahnya untuk siap menyambut tamu-tamu datang ke Indonesia. Banyak bagian rumah yang belum rapi yang tentu saja tidak memberikan kenyamanan untuk tamu. Niyh,,, bayangkan analoginya seperti ini. Jika kita ingin mengundang tamu untuk singgah ke rumah, pastinya rumah itu kita beresin dulu dunks. Disapu dan dipel, keran airnya lancar, kamar mandi bersih, rumput dipotong, preman-preman yang nongkrong di dekat rumah 'dikondisikan' dulu, pokoknya macem-macem lah. Kita-nya pun, penghuni rumah, beberes dulu kan. Bersihkan diri, ganti baju yang rapi dan bersih, pasang wajah ceria, kalo perlu dipoles tipis biar manis.

Nahh... Menurut saya, pemerintah belum mengerjakan tugas rumahnya [apa ga pernah ya??? te-es-te aja lah, ngapain aja orang2 berperut buncit itu bermarkas di senayan. yang kerja mah kerja, yang makan duit mah lebih banyak lagi] Ini list PRnya :

Assume qta akan mendatangkan tamu dari LN. so.. kerjaan rumahnya adalah :
1. Maskapai penerbangan udah dibenerin belom manajemennya, jangan sampe kejatohan lagi, atau crash de el el. Benerin SDM, Manajemen, dan infrastrukturnya.
2. Sampe bandara, tuh bandara cukup 'tourist' friendly ga? Ditandai dengan banyak penunjuk arah, petugas2 yang eager melayani, taxi yang ramah dan tidak pake argo tembak.
3. Jalanan. nahh...ini ada ga ada turis mah musti dibenerin. heran. jalanan lubang dimana2. emng nyaman? halah... kapan siyh pemerintah itu empati sama jalanan rakyat yang macet, becek berlubang? wong kalo mo dines aja mereka bunyiin nguing-nguing yang bikin berisik. Norak.
4. Hotel, restoran, tempat wisata, parkiran, arah jalan, penduduk, 'homeless' di tepi jalan, masa sih yang kaya gitu mau dilihatin? Saya ga menyarankan untuk ditutupi. Tapi dicarikan jalan keluarnya.
5. Kereta, bus, taxi dan sarana transportasi darat lainnya. Udah torist friendly belom? halah.. jauh panggang dari api deyh.
6. Fasum seperti Toilet, kantin, de el el, dah bisa memenuhi persyaratan basic yang manusiawi apa belom?

Ahh... ternyata pemerintah di negara tempat saya lahir, besar, berkeluarga ini ga tau kalo mereka puunya banyak kerjaan rumah. Apa perlu saya kasih tau ???
Hiks... malu ah, masa pejabat ditentir sama karyawan kontrak? bhweee...

WA Lt. 11 jam 9.20
Rabu, 12 Maret 2008

Wednesday, March 05, 2008

Bookshelves

s.p.a.s.i...s.p.a.s.i

Dikirim oleh Miss Wio tentang Bookshelves idaman yang kaya gini :



Ough... Ingin sekali rasanya kumiliki rak itu sebagai kandang untuk buku-buku yang berserakan. Dan pemandangan buku yang tersusun rapi di rak adalah jauh sangat indah dibandingkan dengan guci atau kristal atau apapun yang ada di interior (kecuali home theatre ya...) phew.. Idream about it juga euy.

WA Lt. 11 5/3/2008 jam 8.36

Tuesday, March 04, 2008

Mungkin Belum Bersungguh-sungguh Meminta

s.p.a.s.i...s.p.a.s.i

Sepertinya ini menjadi karakter manusia bahwa manusia tidak pernah puas atas apa yang sudah ia capai. Boleh saja memiliki sifat itu, asalkan dalam hal : ilmu (iri karena ingin bisa mengamalkan ilmu) dan harta (iri karena ingin juga bisa berinfak banyak dengan harta). Satu lagi, mungkin dengan prestasi. Entah karena kebutuhan diri untuk berprestasi, atau mungkin karena menginginkan kedudukan yang lebih terhormat agar mendapat hormat dari orang-orang, iri yang seperti ini kerap melanda manusia.

Mungkin aku salah satunya. Aku termasuk orang yang cukup 'jealous' dengan orang yang bisa berprestasi. Nop... aku ga pengen dihormatin orang atau apa. Aku memang punya kebutuhan untuk diriku bisa berprestasi. Di mindsetku, memiliki prestasi sepertinya hasil dari proses-proses yang aku jalani. Padahal, belum berprestasi juga bukan berarti ga berhasil kan? Banyak yang perlu dievaluasi.

Untuk urusan berprestasi ini, kalo boleh menganalisa diriku, sepertinya mencapai prestasi berbanding lurus dengan keseriusanku meminta padaNYA. Jika aku sungguh-sungguh meminta padaNYA akan suatu hal, maka diriku akan kuat menuju hal tersebut, dan ALHAMDULILLAH ... banyak hal yang aku minta dengan sungguh-sungguh, kemudian dilimpahkan olehNYA.

Dan saat ini, rasanya ada hal yang aku inginkan sejak lama namun belum terealisasi adalah karena aku ga bersungguh-sungguh meminta padaNYA. Permintaan yang hanya sekelebatan, bukan yang sangat serius menghujam dari hati.

OK. Jadi, benahi lagi permintaanmu. Lebih bersungguh-sungguhlah meminta padaNYA. Insya ALLAH IA kabulkan, karena ALLAH MAHA PEMURAH dan PENYAYANG.

wa lT. 11 JAM 10.31
Selasa, 04/03/2008

Monday, March 03, 2008

Sakit Mental

s.p.a.s.i...s.p.a.s.i

Tulisan ini dilandasi kebencian saya dan 'racauan' saya ketika melihat berita-berita di televisi tentang orang yang meninggal karena kelaparan, ada ibu yang hamil, ada anak kecil, dan juga ada yang meninggalnya karena bunuh diri karena himpitan ekonomi. Ouugh... betapa saya membenci melihat kemiskinan melanda negeri saya. Konon kabarnya sekitar 50 % rakyat di negara yang menjadi tempat hidup saya, adalah miskin. *sigh ...

Miskin itu memang sunatullah. Pasti ada di setiap zaman. Dan ALLAH menciptakan sesuatu itu useful, agar kehidupan ini berjalan dengan harmonis. Ga enak juga kalo semuanya the have. kemana jiwa dermawannya akan disalurkan?

Miskin di negara manapun pasti ada. Tapi orang-orang miskin di negara saya itu menjadi miskin karena dimiskinkan oleh saudara-saudaranya, orang-orang kaya yang bermental miskin. Bermental dhu'afa. Bermental tangan di bawah. Mungkin penampakannya sama, dengan mental kapitalis yang ingin menguasai dan memiliki banyak hal sehingga menghalalkan segala cara.

Miskin = kekurangan. Kekurangan = harus ditambah biar jadi berkecukupan. Menurut saya niyh, kayanya orang-orang kaya atau pejabat atau kongloerat di negara saya ini tuh bawaannya kuraaaaaannnnggg aja. Wadouw! Lebih miskin dari orang miskin sedunia deyh. Bayangin. Udah punya penghasilan yang lebih dari cukup, masih aja getol ngantongin harta rakyat. Devil side nya manusia tuh. Ga bisa ngeliat gepokan 100 rebu nganggur, pasti pengen dimiliki. Tapi yang lebih kacau dan devil bangets adalah .... kalo beras untuk orang miskin masih dikorup, bantuan bencana alam masih dikorup. Masya ALLAH.... tuh koruptor pada kere banget apa yak??? Sampe-sampe rela ngegerogotin barang haram? idih... kalo boleh dipersonifikasikan, kelakuan kaya gitu kaya tikus got kali yah.

Dan bayangkan sodara-sodara .... Bangsa saya ini yang katanya mengasihi sesama, tenggang rasa, dan sejuta bullsh*t lainnya ala pancasila, pada kenyataannya jauh panggang dari api. Di suatu pojok negara ada orang yang sedang meregang nyawa nahan laper, di sudut lain ada orang-orang yang ngabisin paling sedikit 600 rebu cuman buat ngelihat orang tebar pesona di atas panggung. Innalillaah... Wa Inna Ilaihi Rooji'un. turut berduka atas kematian simpati dan empati antar sodara sesama bangsa.

Duh...

OK. Kalo cuma meracau, anak SD juga bisa. Tapi saya sudah lulus SD 15 tahun yang lalu. Jadi tulisan saya musti ada solusinya. Solusi konkret adalah ...

UBAH MENTAL DAN MINDSET DARI MENTAL MISKIN JADI MENTAL KAYA !!!

Dengan mengubah mental dan mindset, maka oran ga akan menadah bahkan menggerogoti haknya orang lain. Malah akan menambah kebersahajaan, dan merasakan rasa syukur yang ajaib sekali.

Wisma Antara 11th Floor jam 3.08 PM, di Senin 3/3/2008
Penulis adalah yang tinggal di lingkungan orang kaya sesungguhnya, dimana ada satu orang kaya itu yang PNS guru SMP negeri di Jakarta dan punya 3 anak, dan wajahnya selalu tenang, dan tidak pernah penulis mendengar keluhan mereka tentang ini itu, tentang pengen rebutan minyak tanah de el el. Enak euy jadi orang kaya yang sesungguhnya.