spasi spasi

Bagai kumpulan text, perlu ruang kosong untuk dapat membacanya dengan jelas.

Bagai lokasi, perlu jarak untuk membuatnya tidak sesak.

Bagai runutan peristiwa, perlu jeda untuk mampu mengenang episode yang sudah dilalui.

Bagai gerak, perlu kejap tarikan nafas untuk terus melaju

Wednesday, October 26, 2011

Biasa Aja Siyh...

s.p.a.s.i...s.p.a.s.i

Sebeel...
Belagu.

tau deh slide presentasi loe yang paling progress di antara kita bertiga. Sementara gwe masih draft, di excel pulak.

Tapi ga berarti loe bisa jadi mata-mata untuk tau progres kita. Bikin minder tau!!!

Iya.. loe bisa ngerjain banyak slide, loe ga ada kerjaan. Kerjaan gwe lumayan banyak cuyy!

Gwe konkret, ada action yang gwe lakuin di sini. Loe, plan loe kebanyakan. konkret action loe apaan???

Huhhh... mengapa emosi jiwa ini membakar aku?

Oh ya, teman gwe yang satu lagi, gwe ga ambil pusing. Dia cool. Burdennya malah jauh lebih banyak. Dan dia ga norak. Dia stay calm, low profile menyiapkan bahannya.

Ya ALLAH... pengen nangis rasanya!!!!
Kenapa sih sama gwe???

Thursday, October 20, 2011

Dear Saya

s.p.a.s.i...s.p.a.s.i

Menurut saya,
Orangnya baik.
Sebagai teman enak...
Cuma, considering her title is junior assistant manager, and she watches youtube everyday,
well... maaf ya... kok rasanya hm.. saya merasa lebih punya kontribusi untuk perusahaan ini.

Aihhh jangan sombong dear 'saya' , kamu berkontribusi karena ALLAH menghendaki kamu demikian.. bukan karena dirimu. bukan!! Ayo dong.. kapan sih kamu kesombongan kamu bakalan bersih tandas dari hati kamu??? Ingat umur!!! Tambah umur mustinya lebih wise, lebih bisa belajar.

Dear saya, sering-sering latihan ya...

Friday, October 14, 2011

Hati dan Pikiran yang Ga Jernih

s.p.a.s.i...s.p.a.s.i

Eh beneran niyh, kalau hati dan pikiran lagi ga jernih, mengalirkan tulisan sungguh tidak mudah. kalaupun ad atulisan yang keluar, adalah tulisan yang berupa luapan emosi, yang (dijamin) ga ada message nya dan mungkin tidak bermanfaat untuk dibaca oleh orang lain.

Oh ternyata lagi-lagi kata guru menulis saya terbukti. Bahwa dalam menulis ada unsur intelektualitas dan personalisasi. Jadi kalau mandeg menulis, either intelektualitasnya kurang diasah atau personalnya sedang tidak bagus.

Mengapa ya... tersulut suatu hal yang tidak mengenakkan hati saja bara apinya langsung besar dan menggelegar. Bahkan serasa bisa melumat kayu satu hutan (lebayyy). Apakah ini indikasi saya bukan seorang yang pemaaf atau forgiveful?

Aha!!! Mungkin saya tipe orang yang jarang tersulut, apakah itu emosi baik atau buruk. Tapi sekalinya tersulut, maka bara yang muncul akan memberikan efek yang sangat besar. Besar sekali. Mungkin, ada yang akan saya korbankan.. either itu saya akan menggugurkan cinta saya pada sesuatu, atau saya akan meruntuhkan ego saya.

Dalam kondisi ini, jujur saya tidak memaksa diri saya supaya lebih cheer atau gimana. Karena toh, memang saya perlu waktu. Tapi saya juga ga mau berlama-lama kalut seperti ini. Yang saya butuhkan hanyalah mengelihkan diri atau fokus pada hal lain yang menyita konsentrasi saya. Dan... saya akan menikmati detik tiap detiknya kekalutan saya tersebut akan hilang. Dan insyaALLAH, jika kekalutan saya sudah rela pergi tak kembali, saya akan memberikan manfaat lagi untuk diri saya, untuk lngkungan saya. Yaitu dengan menulis. Tentunya menulis yang mengandung message.

Friday is very nice for me, of all the things surround me.

Terima kasih Ya ALLAH.
Amien