spasi spasi

Bagai kumpulan text, perlu ruang kosong untuk dapat membacanya dengan jelas.

Bagai lokasi, perlu jarak untuk membuatnya tidak sesak.

Bagai runutan peristiwa, perlu jeda untuk mampu mengenang episode yang sudah dilalui.

Bagai gerak, perlu kejap tarikan nafas untuk terus melaju

Wednesday, August 27, 2008

my mood today

s.p.a.s.i...s.p.a.s.i

Ngga tau kenapa, mood aku lagi anjlok. mungkin gara2 salah kostum ya, jadi ga nyaman. ternyata rok yang pengen aku pake masih dijemur entah dimana. Couldn't blame anyone siyh, secara si Mba juga kemaren sibuk, ada penutupan pengajian ibu-ibu di rumah.

Setelah itu, di kereta juga bertemu orang2 egois yang ga mo kasih duduk buat orang hamil. Mungkin alasannya, itu kan bukan kursi khusus orang hamil. halahhh.... orang Indo emang ga ada empatinya. Ga cewek, ga cowok, ga t ua, ga muda. eh... tapi banyak juga siyh yang masih waras berempati kasih duduk ke orang hamil. mostly ibu-ibu and esmud cewek. Kalo esmud cowok, a bit 'banci', enak2an duduk sementara orang hamil tergopoh-gopoh nyari kursi, atau ebak-enakan tidur, sementara ada ibu-ibu pantaran ibu ku yang berdiri bergelayutan di kereta.

lho, kok jadi ngelantur??
Ga papa. Terusin ajah. Walopun aku ngantuk neyh.

Tadi pagi juga perut ini rasanya sesek. mual ga enak, hm... bisa jadi karena rok karet yang aku pake cukup kenceng kali yah. Dan Alhamdulillah reda dengan segelas teh susu panas. PANAS ... bukan HANGAT.

eniwei, pagi ini hubby memenuhi panggilan interview di daerah Jakarta Barat.
Rasanya ku pasrahkan saja ke ALLAH, coz kalo dipikirin, yang ada hanya stress dan muthung.

Moga suamiku cepat menemukan pintu rizkinya, dilimpahi rizki yang banyak dan berkah, untuk keluarga kami, mauupun untuk keluarga orang tua kamu. Amien.

Menjelang Ramadhan ini, semoga kami anak2 kontrak mendapat bonus seperti yang didapat permanent staff. Monenya insya ALLAH akan kugunakan untuk modal bikin kue lebaran untuk Ibu dan Ibu mertuaku. Hm... Alhamdulillah, THR suami dah keluar.

WA Lt. 11 jam 11.06
27/8/2008

Egoisme Dalam Bekerja

s.p.a.s.i...s.p.a.s.i

Aku baru menyadarinya saat miting dua hari yang lalu.

Jadi, dalam suatu bisnis proses, alur kerjanya kan melibatkan antara satu unit dengan unit lainnya. Nah,,, idealnya, satu unit menjadi 'customer service' untuk unit selanjutnya. So, prepare and work for the best for the next unit.

Tapi yang terjadi di depanku adalah... jreng-jreng. egoisme pribadi suatu unit.

Yang penting, bagaimana SLA (service level agreement) suatu unit itu tercapai, dan bola panasnya ada di unit lain, padahal.... output dari suatu unit tersebut tidak bisa diproses oleh unit lain.

Cihuy ga tuh sodara-sodara ???

Dan yang terjadi adalah... seluruh proses pengadaan untuk target lebaran terhambat / bottle neck di suatu unit, gara-gara ada unit yang egois yang tidak memperhatikan kepentingan unit saudaranya yang lain.

Emang siyh, SLA si 'Unit Egois' itu bagus, serba cepat. Tapi apakah ini yang dibutuhkan dalam suatu perusahaan, kemana slogan-slogan kerja sama / integritas yang selalu didengungkan??? kabur ke singapur kayanya. he..he..

WA Lt. 11 jam 10.20
tanggal 27/8/2008.

Friday, August 08, 2008

Antara Month 6 ke Month 7

s.p.a.s.i...s.p.a.s.i

Transisi di trimester 2 dan 3 ternyata memberikan aku 'latihan kehidupan' yang begitu indah.

Suatu sore di akhir Juli 2008, hari Minggu setelah shalat Ashar berjamaah dengan suami tercinta, seperti biasa kami santai, di area tempat shalat kami. Suamiku, yang emmang orangnya tidak terlalu blak-blak an untuk segala persoalan yang menghampiri dirinya, tetap dengan senymnya, memulai pembicaraan. Ahh... betapa aku ingat dialog itu, tetapi aku tidak ingin mengingatnya lagi. Intinya, suamiku saat itu mulai ngepply banyak lowongan dikarenakan per akhir Agustus kontrak kerjanya diputus.

Seribu satu model benang kusust langsung membayangi kehidupanku ke depan. Mengkhawatirkan bagaimana biaya lahiran, biaya kontrol semasa kehamilan, operasional sehari-hari, wahh... rasanya terhimpit dari segala penjuru.

Entah dari mana, bulir bening itu mengalir lagi di mataku. Antara sedih, dikecewakan oleh perusahaan, dan pesimistis. Suamiku pun, tanpa sadar mengalirkan bulir bening itu.

'Maafin aku yah, kamu jadi dalam situasi seperti ini.'
Dengan sok menguatkan hati, padahal rapuh, aku yakinkan dia, 'Huss... Mas ga boleh gitu. Rejeki ga dari perusahaan, ga dari PT XXX atau PT YYY. Rejeki dari ALLAH. pasti ada jalannya. Kita usaha terus ya Mas, biar mas dapet kerja lagi. Better environment, better sallaries, better job.'
'Iya sayang... Amien. Kamu support aku yah.'
'Ya Mas.'

hari berganti, mungkin sepekan setelah minggu sore itu aku masih dalam keadaan sedih pesimistis yang tidak logis. yang ada di pikiranku adalah 'kengerian-kengerian' yang sebenernya belum tentu akan terjadi seperti itu.

Lambat laun, suamiku yang dasarnya logis dan optimistis, mampu meyakinkan aku, bahwa yang diperlukan saat ini adalah usaha seoptimal mungkin, dan doa. Dan sejauh ini, walopun hanya mensuuport untuk urusan simple, aku dan suami sedang berlari menuju kemana arah rizki yang dibentangkan ALLAH untuk kami dan baby kami.

Dan.... di masa month ke-6 menuju month 7, ada latihan lain di kantor. Aku dengar, untuk menguatkan justifikasi aku dan teman-teman untuk diangkat sebagai permanent staff, maka salah satu upayanya adalah transisi aku ke jenis pekerjaan baru, tetapi pekerjaan lama masihaku handle, bahkan juga adaptasi dengan aplikasi baru.

Ooh... kadang hati ini begitu jelek dan hitamnya. Sempat merasakan double job, bahkan ada satu atau dua pekan dimana bunga tidurku berwarnakan excel sheet. Dan ... hari-hari nya pun kulalaui dengan jealous. Merasakan bahwa karyawan kontrak seperti aku dibebani tanggung jawab yang aduhai, sementara permanent staff banyak ngobrol ngalor-ngidul nya menunggu gajian di awal bulan. Astaghirullah ... sudah tidak ikhlash.

Tapi,,, suamiku menyemangati aku, untuk tidak mengeluh. Jalani aja dengan ikhlash agar bernilai ibadah. Dan ... ALLAH ga mungkin salah kan untuk membalas upaya hambaNya yang berikhtiar untuk beribadah ???
Dan setelah dijalankan... ternyata betapa nikmatnya menyelesaikan suatu tanggung jawab, betapa bahagianya bahwa secara implisit, orang lain mengandalkan kemampuan kita.

Yaa Rabb,,,
Engkau yang memberikan ujian, dan Engkau juga yang memiliki jawabannya.
Ampuni kami yang tidak sabar dalam ujian ini, dan mudahkan segala urusan kami.
AMIEN ...

Baby, maafkan Bunda yang kadang-kadang masih suka sedih ya sayang.

08/08/2008 jam 01.11 PM
di WA Lt. 11

dedicated to my hubby : Dalam ujian yang kita hadapi, aku semakin mencintaimu, karena Kamu adalah orang yang kubutuhkan untuk menyangga kelemahanku.
I Love You Mas.