spasi spasi

Bagai kumpulan text, perlu ruang kosong untuk dapat membacanya dengan jelas.

Bagai lokasi, perlu jarak untuk membuatnya tidak sesak.

Bagai runutan peristiwa, perlu jeda untuk mampu mengenang episode yang sudah dilalui.

Bagai gerak, perlu kejap tarikan nafas untuk terus melaju

Tuesday, May 30, 2006

between sin & thank you

Gang senggol alias BDN street siang hari.

Berjejalan para pembeli (para karyawan sekitar Thamrin / Merdeka Selatan / Merdeka Barat) dan PKL. Segala ada. Dari makanan, juice (bonus tawon), baju anak sampe dewasa, sepatu, perkakas rumah tangga, dompet, de el el.

Satu PKL yang pengen gwe tulis adalah penjual VCD bajakan. Walah... mereka laris manis euy. Keping CVD nya dibungkus plastik, ada covernya juga, dan disusun berdiri. Bagian depan adalah film-film baru. Makin ke belakang, makin film lawas atou film blue yang kacau !!! VCDnya ada yang udah copy-ori (ngopy dari original), ada juga yang ga copy ori (hm... ngerekam dari mana ya).

Berbekal wawasan tentang film, penjual VCD ramai bercuap-cuap. Udah 1,5 tahun di sini, aku belom pernah beli VCDnya. Mungkin dalam waktu dekat aku berminat untuk beli the Da Vinci Code (edisi copy ori, yang ga copy ori udah ada sey). Temen2 banyak yang beli c. Hm... Entah kualitas gambarnya kaya' apa, sepertinya ga penting. Yang penting, gambarnya jelas, suara OK, ada text & ngerti jalan ceritanya.

Persamaan antara pembeli dan penjual adalah : sama-sama ga peduli dengan undang-undang 'Anti Pirated'. Mungkin kalo aku sineas, aku bakalan geram kalo hasil karyaku dibajak, tapinya Thanx God, I'm an ordinary Indonesian citizen yang kebanyakan mengkonsumtifkan sesuatu, dan bukan memproduksi sesuatu. Balik lagi ke masalah bajak-membajak film, he..he.. aku ga ada masalah film Amerika dibajak.

Daripada qta ngerogoh 40 rebu per orang buat sekali nonton, ya mendingan beli 1 VCD harga 6 rebu perak, yang bisa ditonton orang satu RT. Sisanya yang 44 rebu, bisa buat makan bakso, bahkan masih bisa buat 5 porsi. Xixixi... Ini bukannya bakhil ato pelit lho. Tapi ya logis and realistis and bikin meringis. Ngapain juga memperkaya Amerika yang pongah itu. Walopun sineasnya ga 'biadab' kaya Bush, tapi masa' siyh pundi-pundi untuk hobinya Bush (which is perang) ga ada yang terisi dari sektor film-film itu??

Oups. Tapi inget sesuatu niyh. Kalo mo melawan yang bathil, caranya musti ma'ruf, musti ahsan. Nah, kalo ngebajak itu kan sebenernya prilaku dosa yah... Tapi berjasa juga (untuk tidak memperbesar margin pendapatan film Amerika). So... musti piye?

Jawab ndere ya. So far, gwe sebisa mungkin ga nonton bioskop & cari pinjeman VCD copy-ori ato tungguin tuh film maen di TV. (money-less euy). Bagaimana dengan Anda???



WA Lt 11 jam 2 tanggal 30 Mei 2006.
Setelah makan siang di gang senggol, antar temen beli VCD X-Men, trus beli es doger.
Premium time ngantuk...

amniyah, kantoran, & pisang goreng

1,5 tahun Gwe ngendon di kantoran yang (kata orang sih) keren. Alhamdulillah... Gwe dikasih kesempatan untuk stay di sini.

Tapi, teteup, perbedaan pandangan atau visi itu selalu ada. Even di urusan kecil semisal rapat. Neyh... contoh konkretnya.

Waktu Pak Manager mo rapat, ada Bu Staf yang want to know itu rapat apaan. Pak Manajer pun menjawab bahwa itu adalah rapat XXX (kaya judul film yah). Bu Staf ga puas. Dia pengen juga diajak ikutan rapat. Bu Staf menuding bahwa Pak Manajer itu seseorang yang keep informasi. Dan siapa yang tau, mungkin rapat ini hanya dibatasi sampe level manajer, alias informasi confidential.

Jadi keinget waktu rapat Dakwah Kampus. Ada rapat yang diembel-embeli dengan ucapan pemimpin rapat : Hasil pembicaraan ini hanya untuk ruang dan waktu ini saja. Weleh... jadi ngeri. Tapi cukup tersanjung juga, pernah diajakin rapat model confidential gitu. Atau istilah kerennya : amniyah, alias ga semua orang tau. Tapi toh,beberapa hari, info amniyah itu menjadi konsumsi publik. hweks... Makanya, kalo emang rahasia, ga usah bilang sama sekali deyh. Qta bisa jaga rahasia, eh pihak laen ada yang sesumbar. Ikutin motonya spionase : buka Mata, Buka Telinga, Tutup Mulut.

nah... itu di dunia kampus. Kalo kantoran kaya' gini, sejauh apa c confidential itu? Sejauh ingetan Gwe, di teori Learning Organization, ada yang namanya Shared Vision atau visi bersama yang terbreakdown ke seluruh elemen di organisasi itu. Dari visi bersama, diharapkan semua elemen di organisasi punya sense of belonging terhadap perusahaan, sehingga kerjanya jadi semangat & ga perhitungan (idealis buanget ga c???). Shared vision butuh keterbuakaan toh???

Trus, sejauh apa c ssuatu dibilang confidential, yang bahkan sesama internal staf aja ga boleh tau? Dan buat apa dikasih embel2 confidential? padahal di internal atawa sesama staf pembicaraan berat itu kayanya bukan konsumsi mayoritas deyh. Mostly, kalo di luar kerjaan, obrolannya tuh yang laen, tentang anak kek, world cup, gosip artis, macet, new gadget, pembantu, otomotif, de el el. Jadi, mendingan, biarin aja staf pada tau. Kebanyakan informasi yang masuk juga bisa bikin eneg sendiri. Ya ga???

Atau emang... Staf itu ga ada gunanya untuk tau suatu hal. Hm... Staf hanya tau keputusannya para 01. Kalo gitu, manajemen gaya bottom-up ga kepake dunks... Bawahan cuma tau matengnya doang. Kalo pake analogi pisang goreng, staf cuma tau matengnya. Ga tau gorengnya pake minyak merk apa, panasnya berapa derajat, pisangnya jenis apa, tepungnya merk apa, kekentalan airnya seberapa, de el el.

Ooo... Apa bisa jadi, para petinggi ga cukup percaya pada bawahan. Khawatir bawahannya menjual informasi ke kompetitor. Idihhh... Kalo gitu ga seru. Katanya era keterbukaan, ya gwe rasa, itu haknya staf kalo mao jualan info ke kompetitor. Staf butuh duit, kompetitor butuh informasi, klop kan? Perusahaan yang jadi korban, tinggal bebenah deyh. Para 01 yang digaji berpuluh kali lipat dari gajinya anak kontrak musti mikir berpuluh kali juga, buat mikirin inovasi dan kebijakan laen buat menguntungkan perusahaan.

So.. in my humble opinion (with a little tension), there's no reason to keep information among the internal staffs. Ga ada gunanya. Pendelegasian tugas juga butuh informasi yang jelas dan terbuka juga kan? Kalo nggak, silakan lah Pak Manajer dan Pak Bos yang laen kesusahan sendiri.

Kalaupun ada yang ga perlu tau, ya itu karena emang ga perlu tau. Misal : orang SDM ga perlu tau kan, kenapa orang Planning pilih vendor Siemens untuk Sumatra area. Karena emang ga ada kepentingan, dan tau ataupun ga tau ya ga ngaruh sama kerjaan SDM. eh... Bener ga yah contoh gwe?

Udah deyh...

Wisma Antara lantai 11 jam 10.24 AM
30 Mei 2006.
Saat kejenuhan dan kebosanan sudah melewati puncaknya. Sudah berlari ke arah lain. Sudah menjadi phlegmatis pula.
Kutulis ini karena untuk ke sekian kali aku tidak bisa melihat seluruh permukaan'bola' perusahaan ini. Dan itu mungkin karena ada pihak yang menutupi sebagian permukaan bolanya, atau bahkan ada juga yang sesumbar memberitakan volume bola itu.
Pfiuh...

Monday, May 29, 2006

naik turun menukik menghujam dasar hati

Dalam tempaan ujian bertubi
Sejenak kusadari
Bahwa aku tidak bisa sestabil dan setenang permukaan air.
Ada sekian detik yang kulewati dengan grafik emosi naik turun menukik tajam

Ada saat dimana aku lelah menahan luapan itu agar tidak mencuat ke permukaan
Pun ada masanya aku begitu phlegmatis dan pragmatis diliputi selubung melankolis

Di masa itu...
Kepasrahan yang seharusnya seteguh karang
Terkikis bagai abrasi

Lengkaplah sudah penampakan benang kusut di hadapanku....

Sekarang, kutinggalkan benang kusut itu.
Enggan mengingat, apalagi menatap.

Moga esok aku mampu memandang benang kusut yang lainnya dengan lebih indah.

Wisma Antara lantai 11 jam 11an tanggal 29 Mei 2006.
Sehari setelah papanya Melda meninggal & 3 hari setelah adikku melaksanakan akad nikah.

Wednesday, May 17, 2006

Akhir April sampai Mid Mei

Dah lama ga nulis.

phew... dari akhir April sampai Juni nanti, konsentrasi ini akan terkuras habis untuk suatu hajat besar keluarga. No wonder, gwe ga peka melihat keadaan. Ga ada tulisan yang gwe posting. Hm... padahal inspirasi itu ada dimana-mana & waktu untuk menulis itu tiada taranya (kayanya dalam sepekan, gwe sering jobless deyh).

tapinya..

Rentang April sampai mid Mei ini, Jakarta dan hidupku begitu dinamisnya. Perubahan setiap saat. Alhamdulillah... Thank you Allah. Demo di jalan, atap bocor, issue strukturisasi besar-besaran di pers tempatku bekerja, issue pindah lokasi, dapet 'proyek' gede, episode 'menggapai cita & cinta' yang juga belum mencapai klimaksnya (ada klimaks apa ngga yah???), kelahiran anak temanku, obituari di kompas yang semakin bervariasi (dari segi usia, jenis kelamin, kepercayaan, suku). Belum lagi yang un-controlable : merapi meletus, nias & sekitarnya gempa, angin puting beliung.

Quiete dynamic but feel like a plain static movement
Mungkin sekerat hati ini sedang sekarat
Melihat semuanya serba biasa dan tak istimewa

WA lantai 11, Ashar time
tujuh belas mei dua ribu enam.

Friday, May 05, 2006

sejauh kubikal kupandang

monitor
kalender
pulpen
kertas
isi staples
ID card
jepitan kertas
tempat pulpen
gelas
tempat minum
mouse pad
stabilo
lem
post it
telepon PABX
bantex
buku tulis
map
tip ex
foto gwe, mamad, melda lari pagi
paku softboard
klip
kunci lemari
gantungan kunci
tissue basah
tempat tissue



hweks......
5/5/2006
jam 2.20 PM
di meja yang udah seminggu ga terurus.