Skip to main content

amniyah, kantoran, & pisang goreng

1,5 tahun Gwe ngendon di kantoran yang (kata orang sih) keren. Alhamdulillah... Gwe dikasih kesempatan untuk stay di sini.

Tapi, teteup, perbedaan pandangan atau visi itu selalu ada. Even di urusan kecil semisal rapat. Neyh... contoh konkretnya.

Waktu Pak Manager mo rapat, ada Bu Staf yang want to know itu rapat apaan. Pak Manajer pun menjawab bahwa itu adalah rapat XXX (kaya judul film yah). Bu Staf ga puas. Dia pengen juga diajak ikutan rapat. Bu Staf menuding bahwa Pak Manajer itu seseorang yang keep informasi. Dan siapa yang tau, mungkin rapat ini hanya dibatasi sampe level manajer, alias informasi confidential.

Jadi keinget waktu rapat Dakwah Kampus. Ada rapat yang diembel-embeli dengan ucapan pemimpin rapat : Hasil pembicaraan ini hanya untuk ruang dan waktu ini saja. Weleh... jadi ngeri. Tapi cukup tersanjung juga, pernah diajakin rapat model confidential gitu. Atau istilah kerennya : amniyah, alias ga semua orang tau. Tapi toh,beberapa hari, info amniyah itu menjadi konsumsi publik. hweks... Makanya, kalo emang rahasia, ga usah bilang sama sekali deyh. Qta bisa jaga rahasia, eh pihak laen ada yang sesumbar. Ikutin motonya spionase : buka Mata, Buka Telinga, Tutup Mulut.

nah... itu di dunia kampus. Kalo kantoran kaya' gini, sejauh apa c confidential itu? Sejauh ingetan Gwe, di teori Learning Organization, ada yang namanya Shared Vision atau visi bersama yang terbreakdown ke seluruh elemen di organisasi itu. Dari visi bersama, diharapkan semua elemen di organisasi punya sense of belonging terhadap perusahaan, sehingga kerjanya jadi semangat & ga perhitungan (idealis buanget ga c???). Shared vision butuh keterbuakaan toh???

Trus, sejauh apa c ssuatu dibilang confidential, yang bahkan sesama internal staf aja ga boleh tau? Dan buat apa dikasih embel2 confidential? padahal di internal atawa sesama staf pembicaraan berat itu kayanya bukan konsumsi mayoritas deyh. Mostly, kalo di luar kerjaan, obrolannya tuh yang laen, tentang anak kek, world cup, gosip artis, macet, new gadget, pembantu, otomotif, de el el. Jadi, mendingan, biarin aja staf pada tau. Kebanyakan informasi yang masuk juga bisa bikin eneg sendiri. Ya ga???

Atau emang... Staf itu ga ada gunanya untuk tau suatu hal. Hm... Staf hanya tau keputusannya para 01. Kalo gitu, manajemen gaya bottom-up ga kepake dunks... Bawahan cuma tau matengnya doang. Kalo pake analogi pisang goreng, staf cuma tau matengnya. Ga tau gorengnya pake minyak merk apa, panasnya berapa derajat, pisangnya jenis apa, tepungnya merk apa, kekentalan airnya seberapa, de el el.

Ooo... Apa bisa jadi, para petinggi ga cukup percaya pada bawahan. Khawatir bawahannya menjual informasi ke kompetitor. Idihhh... Kalo gitu ga seru. Katanya era keterbukaan, ya gwe rasa, itu haknya staf kalo mao jualan info ke kompetitor. Staf butuh duit, kompetitor butuh informasi, klop kan? Perusahaan yang jadi korban, tinggal bebenah deyh. Para 01 yang digaji berpuluh kali lipat dari gajinya anak kontrak musti mikir berpuluh kali juga, buat mikirin inovasi dan kebijakan laen buat menguntungkan perusahaan.

So.. in my humble opinion (with a little tension), there's no reason to keep information among the internal staffs. Ga ada gunanya. Pendelegasian tugas juga butuh informasi yang jelas dan terbuka juga kan? Kalo nggak, silakan lah Pak Manajer dan Pak Bos yang laen kesusahan sendiri.

Kalaupun ada yang ga perlu tau, ya itu karena emang ga perlu tau. Misal : orang SDM ga perlu tau kan, kenapa orang Planning pilih vendor Siemens untuk Sumatra area. Karena emang ga ada kepentingan, dan tau ataupun ga tau ya ga ngaruh sama kerjaan SDM. eh... Bener ga yah contoh gwe?

Udah deyh...

Wisma Antara lantai 11 jam 10.24 AM
30 Mei 2006.
Saat kejenuhan dan kebosanan sudah melewati puncaknya. Sudah berlari ke arah lain. Sudah menjadi phlegmatis pula.
Kutulis ini karena untuk ke sekian kali aku tidak bisa melihat seluruh permukaan'bola' perusahaan ini. Dan itu mungkin karena ada pihak yang menutupi sebagian permukaan bolanya, atau bahkan ada juga yang sesumbar memberitakan volume bola itu.
Pfiuh...

Comments

Popular posts from this blog

Just a Happy Tear

Just A Happy Tear Just a tear and a warm smile Far away of thousand miles And a gentle whisper pray Watching you fly away Leaving this hectic world Leaving all the suffers Leaving all the damns Go to The Most Gracious The Most Merciful Be your Angel's Mom and Dad and proud we all You guys.. The Rijalush Sholihiin Have no propper place in this tiny world Only heaven could answer your Beg Just a happy tear I have Begging to be one of your friend (dedicated to Imad Aqil, Fatih Farahat & All The Syahid Palestinians)

Untukmu Dianti (Segaris Renungan)

s.p.a.s.i...s.p.a.s.i Dianti... Apakah sekam itu tetap kau pendam dan tidak kau jadikan ia padam? Kau sadar bahwa hatimu sudah lelah Rasanya kau belum berupaya sepenuhnya pasrah Dianti ... Bukanlah suatu hal yang nista ketika kau jujur pada dirimu sendiri Bahwa ego itu musti kau letakkan di titik terendahnya Tuk jujur pada dirimu dan pada dunia bahwa kau pernah rapuh Dianti ... Ya, kau bukan malaikat Hatimu bisa tergores dan kemudian perih Tapi tidak ada luka yang tidak kering Asalkan kau rawat luka itu untuk kau sembuhkan Dan kemudian lupakan bahwa kau pernah terluka Dianti ... Kau tau kau memiliki hari-hari indah Bersama orang-orang yang menyayangimu Dianti ... Energimu besar bagai sumber kinetik di muka bumi ini Ulangi lagi saat kau gerus energimu untuk hal yang menyibukkan pikiranmu Untuk semua kebaikan yang dapat kauhasilkan Sehingga kau lelah fisik Bersamaan kau bahagia secara psikis Dianti... Nampaknya Kau belum sepenuhnya mengembalikan semua persoalanmu padaNya. Apa yang menyul...

Bersih Hati

s.p.a.s.i...s.p.a.s.i Kalau ingat nasyid yang pernah populer di awal tahun 2000an, yang dipelopori oleh Aa Gym, yang judulnya 'Jagalah Hati', sepertinya nasyid ini adalah nasyid yang menjadi pelajaran abadi. Bagaimana tidak, bersih hati itu susah luar biasa untuk gwe. Tapi coba kasih tau deh, gimana kita bisa bersih hati jika berhadapan sama orang, yang kita tau track record orang itu adalah hm... ringan berbohong. Entahlah... mungkin emamng hati gw lagi kotor banget kali ya. Munajat gw sama Allah jauh di bawah standar kelayakan. Ya Rabb, betapa enaknya orang yang hatinya bisa bersih. Tanpa prasangka, tanpa cemas, tanpa khawatir. Moga gwe bisa berlatih terus membersihkan hari gw. Aamiin.