Skip to main content

Muka Sub Title

s.p.a.s.i...s.p.a.s.i

Dan saya adalah salah satu owner-nya. ha..ha.. Muka sub title. Muka yang ekspresinya ga bisa boong alias sesuai isi hati. Happy ya happy. Bete ya bete. Terharu bisa crying. Melihat sesuatu yang garing, gw flat ga bisa ketawa. 

Daan... blessed me, karena closed circle saya adalah mereka yang se-frekuensi, dan paham banget kenapa ekspresi saya se-alami itu. 

Mungkin untuk beberapa job function, setelan seperti ini ga ok. Saya ga ok menjadi sales, PR, Nakes, atau bidang apapun yang langsung berhadapan dengan pelanggan. Karena bidang-bidang tersebut memang harus menunjukkan wajah 'smile like monalisa' setiap detiknya (hiperbola), dalam keadaan rasa hati apapun. Entah itu memang saat senang, atau hal-hal yang berkecamuk. 

Is it a gift or a weakness?

Hm...  Karena saya salah satu owner-nya, saya akan bilang itu suatu gift. Karena... dengan begini, lingkungan di sekitar saya bisa auto filtering. Mereka yang melihat perubahan air muka saya, bisa langsung menerjemahkan apakah saya nyaman atau tidak dengan situasi yang ada. Jika saya nyaman, maka lingkungan itu akan menarik saya dalam aktivitas-aktivitas serupa di lain waktu. Namun jika saya merasa tidak nyaman, maka lingkungan tersebut otomatis akan menjauhkan saya dari aktivitas-aktivitas serupa.

Jadi buat teman-teman yang dianugerahi wajah subtitle, just embrace... he..he.. Enjoy, dan bersyukurlah. Alhamdulillah... 



Comments

Popular posts from this blog

Just a Happy Tear

Just A Happy Tear Just a tear and a warm smile Far away of thousand miles And a gentle whisper pray Watching you fly away Leaving this hectic world Leaving all the suffers Leaving all the damns Go to The Most Gracious The Most Merciful Be your Angel's Mom and Dad and proud we all You guys.. The Rijalush Sholihiin Have no propper place in this tiny world Only heaven could answer your Beg Just a happy tear I have Begging to be one of your friend (dedicated to Imad Aqil, Fatih Farahat & All The Syahid Palestinians)

Untukmu Dianti (Segaris Renungan)

s.p.a.s.i...s.p.a.s.i Dianti... Apakah sekam itu tetap kau pendam dan tidak kau jadikan ia padam? Kau sadar bahwa hatimu sudah lelah Rasanya kau belum berupaya sepenuhnya pasrah Dianti ... Bukanlah suatu hal yang nista ketika kau jujur pada dirimu sendiri Bahwa ego itu musti kau letakkan di titik terendahnya Tuk jujur pada dirimu dan pada dunia bahwa kau pernah rapuh Dianti ... Ya, kau bukan malaikat Hatimu bisa tergores dan kemudian perih Tapi tidak ada luka yang tidak kering Asalkan kau rawat luka itu untuk kau sembuhkan Dan kemudian lupakan bahwa kau pernah terluka Dianti ... Kau tau kau memiliki hari-hari indah Bersama orang-orang yang menyayangimu Dianti ... Energimu besar bagai sumber kinetik di muka bumi ini Ulangi lagi saat kau gerus energimu untuk hal yang menyibukkan pikiranmu Untuk semua kebaikan yang dapat kauhasilkan Sehingga kau lelah fisik Bersamaan kau bahagia secara psikis Dianti... Nampaknya Kau belum sepenuhnya mengembalikan semua persoalanmu padaNya. Apa yang menyul...

Bersih Hati

s.p.a.s.i...s.p.a.s.i Kalau ingat nasyid yang pernah populer di awal tahun 2000an, yang dipelopori oleh Aa Gym, yang judulnya 'Jagalah Hati', sepertinya nasyid ini adalah nasyid yang menjadi pelajaran abadi. Bagaimana tidak, bersih hati itu susah luar biasa untuk gwe. Tapi coba kasih tau deh, gimana kita bisa bersih hati jika berhadapan sama orang, yang kita tau track record orang itu adalah hm... ringan berbohong. Entahlah... mungkin emamng hati gw lagi kotor banget kali ya. Munajat gw sama Allah jauh di bawah standar kelayakan. Ya Rabb, betapa enaknya orang yang hatinya bisa bersih. Tanpa prasangka, tanpa cemas, tanpa khawatir. Moga gwe bisa berlatih terus membersihkan hari gw. Aamiin.