Money Money - Save Invest Bijak nan Happy
s.p.a.s.i...s.p.a.s.i
Kali ini, saya mau berkisah tentang uang, alias money, aka fulus, atawa acis. U name it.
Banyak banget sudut pandang atau cerita perkara uang ini. Uang bisa jadi motivasi atau booster kuat kita men-challange diri menjadi versi terbaik. Namun uang juga menjadi reason seseorang menjadi greedy maksimal.
Sudut pandang saya tentang uang, berusaha memandangnya sebagai salah satu bentuk rejeki. Uang bukan satu-satunya bentuk rejeki. Namun mindset seperti itu harus dilatih sering-sering. Karena kita saya dikelilingi lingkungan yang mengasosiakan rejeki dengan nominal.
Aktivitas uang, ga jauh-jauh dari earning, sharing / charity, spending, save, invest. Pembahasan para ahli di berbagai platform offline dan online untuk tiap topik, cukup berimbang. Motivasi earning money agar berlimpah, tak lupa sharing agar berkah, tips smart spending, saving for the emergency, dan investing for better future. Saya cukup senang mengikuti pembahasan seputar saving dan investing.
Saving invest juga ada dasar dalilnya. Antara lain :
- Kisah tafsir Nabi Sulaiman AS, dimana ada tujuh musim panen dan tujuh musim paceklik. Di masa tujuh musim panen itu, harus menyiapkan cadangan untuk tujuh musim paceklik.
- Hadist Rasulullah SAW, dimana kita tidak boleh meninggalkan anak keturunan dalam keadaan lemah (lemah aqidah, personality, dan ekonomi).
Karena faktor-faktor tersebut, mindset ini pun terserempet pada suatu konsep, jika saving-investing adalah sesakral itu dalam pengaturan keuangan. Bahkan ada kalanya terlintas bahwa saya dapat meniadakan spending terhadap suatu tradisi atau needs, demi memprioritaskan saving investment tersebut. Tidak hanya itu, pikiran ini sepertinya terlampau jauh berkelana ke masa depan. Mulai memikirkan biaya ini itu, dan sebagainya. Seperti lupa bahwa hidup kita satu detik yang akan datang, tidak ada yang menjamin keberlangsungannya.
Sampai pada suatu periode, dimana hari-hari menjadi terbalik. Saat itu saya merencanakan target yang porsinya lumayan besar untuk saving investment tersebut. NAMUN saya tidak cukup percaya diri untuk meletakkan dana yang ada ke instrumen saving-invest. Jadi saya biarkan saja di rekening. Dan ternyata, berjalannya hari, dana yang saya rencanakan untuk saving-invest itu terpakai. literally terpakai untuk hal urgent. Untuk mertua berobat, keperluan sekolah, keperluan rumah, yang di luar prediksi BMKG. Saya kok merasa, yang namanya uang, seperti pasir. Semakin kita genggam, semakin dia lepas dari jari-jari. Dan pada akhirnya, dana yang direncanakan itu habis tak tersisa. he..he..
Dari kejadian itu, bulan selanjutnya saya mencoba lebih 'ramah' pada konsep saving-investing saya. Proporsi tidak harus besar. Yang penting, ada porsi yang bisa disaving-investing. Apakah savingnya bertambah, ngga juga sih. he..he.. Tapi saya merasa lebih lega, nyaman, dan mudah melepaskan. Toh yang dikeluarkan bukan untuk sesuatu yang percuma hedon hura-hura. Namun memang sesuatu yang (walaupun tidak mandatory) tapi memberikan kenyamanan lebih baik untuk menjalani hari-hari.
Jadi, saya mulai menata diri saya, bahwa :
Jadi, saya mulai menata diri saya, bahwa :
- Saving invest tetap diperlukan. Manusia boleh mengupayakan rasa secure nya kan yach, setelah tentunya bertawakal pada Allah SWT. Disiplinkan diri ini untuk saving invest.
- Saving invest ga sekaku itu... Sesuaikan saja proporsinya (he..he.. ini menurut pandangan saya ya, yang bisa jadi sangat berbeda dengan teori para financial planner profesional atau penganut para FIRE enthusiast. It's ok, beda orang beda kondisi, pilih yang ternyaman dan less conflict).
- Ada value yang sebenarnya tidak bisa di-similar-kan dengan nominal saving-invest. Contohnya,misalkan kita meniadakan tradisi liburan dengan keluarga dengan alasan menambah saving. Tapi konsekuensinya, ada value yang tidak kita peroleh. Padahal kita tahu, safar itu meningkatkan bonding dan intimacy dengan para kecintaan kita. Untuk saya pribadi, value ini cukup worth to get. he..he.. (eh.. emang dasarnya demen keluyuran juga sih... :)) )
- Lepas dari semua itu, banyak doa,,, ada doa yang diajarkan, ada di dalam doa Al Matsurat, untuk kita meminta perlindungan Allah dari Kafir dan Faqir.
- Husnuzhon selalu sama Allah. Bahwa semua kan baik-baik saja, Allah Al Ghaniy akan mencukupkan, bahkan mengkayakan kita. In sya Allah.. Aamiin...
Comments