Skip to main content

Merapikan Dua Hal

s.p.a.s.i...s.p.a.s.i



Rasanya ini kali pertama aku menulis tentang sebuah fase yang namanya separuh dien. Kalo pra separuh dien, kayanya udah beberapa kali curhat atau share tentang itu. Semoga ini bukan termasuk tulisan 'sok tau' (secara sampai tulisan ini dibuat, aku belum memasuki fase itu).
Terinspirasi dari 2 buah blog, yang pemiliknya mengalami hal yang sama : divorce. Satu blog milik seniorku, satu lagi ya.. karena aku rajin blogwalking (instead of rajin kerja. halah!!!). Selain itu, karena melihat juga comment ke blog seniorku, yang ternyata sang komentator pun mengalami hal getir itu.
Saat membacanya tulisan getir itu, rasanya hati ini menjadi getir juga. Apa siyh yang kurang, istri yang baik (maap, kebetulan di 2 blog source ku, yangbertingkah nyeleneh itu pihak suami), udah dilengkapi dengan kehadiran buah hati, (huss... dapur orang siapa yang tau???). Kejadian seperti itu menjadi lampu kuning kelap kelip untukku untuk berani mengambil keputusan besar itu, dalam arti, aku diingatkan kembali tentang niat dan ilmu sebagai bekal menjalani separuh dien.
Niat...
Semua bergantung niatnya. Innamal A'malu bin Niyat. Banyak macamnya. Apakah menikah sekedar melegalkan relationship yang sudah terbina saja? Atas nama cinta (yang kadang ga disertai alasan logis untuk menentukan pilihan, pokoknya cinta aja deyh)? Untuk status kah biar ga terlihat 'menyedihkan' karena di usia sekian belum genap separuh dien nya? Atau apa?
Well... jawaban yang indah didengar adalah untuk mengikuti sunnah Rasul dan sebagai sarana ibadah. Tapi saat seseorang menyebutkan sarana ibadah, apakah sudah ada gambaran bagaimana breakdown nya??? Bagaimana meluruskan niat itu pabila ia sempat berbelok???
Ilmu ...
No doubt about this. ga cewe ga cowo, musti punya ini. financial, parenting, akhlaq / keshalihan diri, health, de el el de el el (kalo dijembrengin bisa 100 item neyh. Pokoknya banyak dech. :) ). Dan separuh dien itu ga hanya melahirkan anak. Ia melahirkan generasi yang akan membentuk sebuah peradaban. Bagaimana sebuah generasi Rabbani dapat lahir tanpa adanya role model dari pendahulunya?
Secara teknis, kalo nunggu jadi pakar, ya ga mungkin lah ya... Ilmu Allah itu luas dan tak berbatas, termasuk dalam urusan separuh dien ini. Yang konkret bisa dikerjakan (mulai saat ini) kurasa ... benahin niat, belajar ilmu separuh dien nya, belajar lagi, dan teruuuuuuussss belajar; bahkan sampai usia separuh dien nya berpuluh tahun pun belajar itu tetap musti diupayakan (hm... ga maksud sok tau. tapi ... kompie aja perlu upgrade, apalagi 2 manusia yang menyatu).
Perlahan dan pasti, niat dan ilmu itu aku benahi di dalam diri (taellah. huss.. kok taellah. Amien ...) Amien.


WA Lt. 11 5.14 19/1/2007
saat enggan pulang.

Comments

Ummu Aisyah said…
waalaikumussalam.wr.wb.
Jazakillah dianti atas infonya,bisa kontak vera ke rabiah79@yahoo.com ttg kbr linda, Insya Allah sgla sesuatu ada hikmahnya. Hmm,semua tergantung dri niat,sekalian mo ucapin Happy Islamic New Year 1428 H, semoga sllu menjadi lbh baik dalam penghambaan kepadaNya,amiin

Popular posts from this blog

Just a Happy Tear

Just A Happy Tear Just a tear and a warm smile Far away of thousand miles And a gentle whisper pray Watching you fly away Leaving this hectic world Leaving all the suffers Leaving all the damns Go to The Most Gracious The Most Merciful Be your Angel's Mom and Dad and proud we all You guys.. The Rijalush Sholihiin Have no propper place in this tiny world Only heaven could answer your Beg Just a happy tear I have Begging to be one of your friend (dedicated to Imad Aqil, Fatih Farahat & All The Syahid Palestinians)

Untukmu Dianti (Segaris Renungan)

s.p.a.s.i...s.p.a.s.i Dianti... Apakah sekam itu tetap kau pendam dan tidak kau jadikan ia padam? Kau sadar bahwa hatimu sudah lelah Rasanya kau belum berupaya sepenuhnya pasrah Dianti ... Bukanlah suatu hal yang nista ketika kau jujur pada dirimu sendiri Bahwa ego itu musti kau letakkan di titik terendahnya Tuk jujur pada dirimu dan pada dunia bahwa kau pernah rapuh Dianti ... Ya, kau bukan malaikat Hatimu bisa tergores dan kemudian perih Tapi tidak ada luka yang tidak kering Asalkan kau rawat luka itu untuk kau sembuhkan Dan kemudian lupakan bahwa kau pernah terluka Dianti ... Kau tau kau memiliki hari-hari indah Bersama orang-orang yang menyayangimu Dianti ... Energimu besar bagai sumber kinetik di muka bumi ini Ulangi lagi saat kau gerus energimu untuk hal yang menyibukkan pikiranmu Untuk semua kebaikan yang dapat kauhasilkan Sehingga kau lelah fisik Bersamaan kau bahagia secara psikis Dianti... Nampaknya Kau belum sepenuhnya mengembalikan semua persoalanmu padaNya. Apa yang menyul...

Bersih Hati

s.p.a.s.i...s.p.a.s.i Kalau ingat nasyid yang pernah populer di awal tahun 2000an, yang dipelopori oleh Aa Gym, yang judulnya 'Jagalah Hati', sepertinya nasyid ini adalah nasyid yang menjadi pelajaran abadi. Bagaimana tidak, bersih hati itu susah luar biasa untuk gwe. Tapi coba kasih tau deh, gimana kita bisa bersih hati jika berhadapan sama orang, yang kita tau track record orang itu adalah hm... ringan berbohong. Entahlah... mungkin emamng hati gw lagi kotor banget kali ya. Munajat gw sama Allah jauh di bawah standar kelayakan. Ya Rabb, betapa enaknya orang yang hatinya bisa bersih. Tanpa prasangka, tanpa cemas, tanpa khawatir. Moga gwe bisa berlatih terus membersihkan hari gw. Aamiin.