Posts

Showing posts from May, 2007

Sales

s.p.a.s.i...s.p.a.s.i Tulisan ini dilhami setelah kemarin aku interview di sebuah PMA di Jakarta. Posisi yang dibutuhkan adalah sales dan engineer. Jika ditanya apakah aku bersedia jadi sales, maka jawabanku pastilah tidak tegas ya atau tidak. Ini adalah pekerjaan yang seru. Dimana kita akan mem persuade orang lain agar ia membeli jasa atau barang kita. Yang aku khawatirkan dari model pekerjaan ini adalah apabila income nya hanya berdasarkan penjualan, dan tidak ada fix income. Kalo modelnya begini ya... namanya unlimited income. Dari minus tak terhingga sampai plus tak terhingga. Dan yang ga bikin percaya diri adalah kalau dikerjakan seorang diri. Kalau dengan tim, rasanya lebih pede. Namun ternyata yang dikhawatirkan inteviewer padaku mengenai pekerjaan salas adalah ... 'culture' pekerjaannya (secara Beliau melihat kostum ku yang ga cocok untuk berada di lingkungan night life. ???... ). Beliau bercerita, kadang di dunia per- sales- an itu ada hal-hal yang lebih nyaman dibicar...

Kadang Teman Baik Lebih Mengenal Diri Kita Dibandingkan Kita

s.p.a.s.i...s.p.a.s.i Kemaren sore, ketemuan sama Liends untuk ambil contoh produk, save foto tim gonjreng, lihat foto-foto walimahnya Liends, dan memamerkan ke Beliau movie maker karya amatir-an ku. :) Dan, dalam suatu spot pembicaraan kami, baru ketahuan bahwa ada sisi rapuhku yang belum benar sekali recoverynya. Dan Liends menyadarkan aku akan sisi itu. Ternyata Liends lebih kenal diriku daripada aku sendiri. Yup, saat alam sadarku menyatakan bahwa 'Hey !!! I'm done with that. My recovery is well done'; ternyata alam bawah sadarku menyatakan 'Dianti, U'r not OK!'. Yup... Selama kami berinteraksi, Liends aware bahwa kadang apa yang aku utarakan adalah sesuatu yang menggambarkan kerapuhanku. Walaupun aku berkata : 'I'm OK Mba... ' tapi ... he..he.. Alhamdulillah diingetin. Dengan begitu, rasanya aku perlu jujur sama diri sendiri bahwa... sisi rapuh itu musti diakui keberadaannya, dan direcovery sesunguh-sungguhnya. Dan moga 'sakit' itu sembu...

All We Can DO is Ikhtiar

s.p.a.s.i...s.p.a.s.i Ada 2 peristiwa yang ngingetin aku lagi, bahwa apapun daya upaya yang kita lakukan, DIA lah penentu terakhir terwujud atau tidaknya tujuan itu. Peristiwa pertama : Aku janjian sama Liends untuk ketemuan di kantornya dia. Rencana sudah disusun mantap. Walaupun dengan kondisi, kepalaku pusing sangat akibat asap rokok yang kuhirup di Tanah Abang di siang harinya. Namun aku paksakan untuk mau ke tempatnya Liends. Jam sudah disepakati, dah bahkan yang tadinya sudah nunggu bus, ALhamdulillah ada seat kosong di mobil yang biasa aku tebengin. :) Di jalan masih SMS-SMS an. Mengabarkan aku on the way, kurang lebih sampai lokasi dalam sekian menit. Dan... sampailan di perempatan Arion (lokasi aku turun untuk menuju kantornya yang berseberangan dengan Arion). Dimana hujan sudah turun dengan lumayan deras, dan... para Ibu-Ibu di mobil itu bilang : 'Udah Dianti... loe telpon temen loe aja, ketemuannya ga jadi. Repot niyh, ujan.'. Selain itu, pusing yang menerpa dari sia...

kacamata

s.p.a.s.i...s.p.a.s.i Yup, aku berteman dengannya sejak SMU kelas 3. Waktu itu, rabun jauhnya masih 0.5. masih bisa ditolerir. dan sekarang, minusnya (terakhir periksa 2 tahun an lalu) menjadi minus 1. Kacamata pun di-adjust lensa dan frame nya. Aku memang ga bergantung sekali sama benda satu ini. Aku akan dependent ke dia di event seperti meeting, training, pokoknya hal-hal yang membutuhkan aku untuk fokus melihat sesuatu dari jarak jauh. Dan sekarang, nampaknya dependent itu akan naik levelnya. Kacamata yang sekarang udah ga reliable. Rasanya kurang bisa memenuhi kebutuhan melihatku. kalo udah gini, baru deyh nyadar akan nikmatnya penglihatan normal tanpa bantuan alat bantu. Kalo boleh pengakuan dosa, kadang aku ngasal memperlakukan organ yang satu itu. Tidak membaca dalam jarak normal, berlama-lama di depan kompie, kadang membaca di tempat yang penerangannya ga bagus. Duh... ternyata tidak memaintain sesuatu akan menyusahkan kita juga yah. Rencananya dalam waktu dekat, aku akan u...

Review (lagi) Tentang Blog Ini

s.p.a.s.i...s.p.a.s.i Mencoba teteup konsisten dengan apa yang aku rencanakan : 1. Blog ini aku orientasikan pada content, bukan tampilan ataw display (secara kata para compie-techist, tampulan yang rame bikin berat ngebukanya. Padahl siyh dibalik itu, aku memang punya level gaptek yang cenderung tnggi. ha..ha..=)) ). 2. Blog ini juga sebenarnya sarana sosialisasiku di dunia maya. Nah, PR ku adalah bikin shotbox dan menanggapi dengan itikad baik comment-comment yang masuk. kapan yah??? 3. Tulisan2nya hanya dikelompokkan dari archieve nya saja, belom dikasih label ataw tema. Masih bimbang, perlu apa ngga ya, tiap posting tulisan dikelompokkan berdasarkan temanya. Kalo ya, Whew... bakalan work hard neyh. Sampe tulisan ini dibuat, udah 140 posts yang terpublish. 4. Mencoba tampil dengan konsep simplicity (apa mati gaya?? :P ). That's why template yang dipilih pun simple dan ehm... old-fashioned juga kayanya. ocred deyh. Whatever it is... teteup blogging. Keluarkan honey & toxic ya...

Jam Analog VS Jam Digital

s.p.a.s.i...s.p.a.s.i Walupun sama-sama jam, aku lebih bisa melihat jam analog dibandingkan jam digital . Mungkin karena terbiasa aja kali yah. Tapi sungguh beda feeling dan soulnya (deuu bahasanya euy). Dengan melihat jam analog, aku sepertinya bisa memetakan waktuku. Maksudnya, tergambar dengan jelas tentang berapa lama lagi batas waktuku dalam mengerjakan sesuatu. Misalkan, aku biasa berangkat ngantor jam 5.30; Dengan jam analog, yang menunjukkan jarum pendek di angka 5 dan jarum panjang di angka 4, aku lebih bisa memetakan diriku bahwa aku hanya punya waktu 10 menit untuk kemudian go dari rumah. Dengan jam digital, kurasa aku hanya mampu 'mengetahui' waktu pada saat aku melihat jam tersebut. Rasanya sulit mengira-ngira berapa lama lagi mapping time-limit ku. Ehm... sekarang kan era nya digital yah. Al Quran juga ada yang digital, dan... whew,,, barang secanggih itu tapi ko ga membuatku mampu membaca dengan nyaman yah. heran... Masih enakan yang versi buku. Truz... apalagi y...

Mengundi Nasib dan Permainan Semasa Kecil

s.p.a.s.i...s.p.a.s.i Terinspirasi kemaren, saat melihat anak2 komples yang sedang bergiliran suit untuk giliran maen karet. Teringat aku akan permainan masa kecil dan betapa aku ingin teriak dan protes terhadap rezim yang membuat 'aturan tidak tertulis' itu. Pertama, mainan congklak atau dakon. Seingetku, ada aturan yang menyatakan bahwa saat kita menjalankan biji congklak, kita ga boleh menghitung berapa jumlah biji yang ada di wadah awal (yang akan kita ambil); trus kita juga ga boleh hitung-hitungan kira-kira dimana tempat berhenti kita. Kita hanya boleh pilih satu tempat, trus langsung deh dijalanin biji congklaknya. Dan faktor terpenting di sini adalah luck. Kalo hoki, maka akan ngider dalam waktu lama dan lumbung besarnya akan terisi biji yang banyak. Tapi kalo ciong, paling baru beberapa langkah udah 'mati'. Well, kalo itu adalah seperti sebuah 'pembentukan karakter' yang salah sedari kecil. Bagaimana tidak, sedari kecil nampaknya kita diajarkan un...

Tidak Semua Bisa Kuungkap

s.p.a.s.i...s.p.a.s.i Ingin benar rasanya aku bisa mentransformasikan semua bentuk perasaan dan nalar ke dalam susunan aksara. Namun sejauh yang aku temui, sejauh aksara yangkukenal, rasanya belum pas untuk 'berbicara' mengenai semua yang aku rasakan dan nalarkan. Mungkin ini keterbatasanku dalam berbahasa. Ataw... apa semua orang, se-ekspresif apapun dia, ada saja yang tidak bisa dia bahasakan baik lisan atau tulisan? Dan ... itu memang membuktikan bahwa ilmu manusia itu berbatas dan terbatas dan dibatasi [halah !]. But Allah is the most knowest for everything hidden or looked. IA yang Maha Tahu kebahagiaanku ataupun kegundahanku, bahkan lebih tau dan lebih paham dari diriku sendiri. Intinya, kalau emang qta ga bisa mengungkap sesuatu, ya tidak perlu dipaksakan. Sampaikan saja ke Yang Maha Tahu itu. WA Lt. 11 jam 2.17 PM 15/5/2007

Style Baca Blog

s.p.a.s.i...s.p.a.s.i Ini juga unik. Tiap orang pastinya punya style untu baca blog. Kalo aku, secara aku tipe yang sekuensial, jika berminat sekali terhadap suatu blog, aku akan baca dari postingan awal sampai yang terkini, semuanya. Temanku yang namanya Liends, dia akan baca blog berdasarkan judul yang 'eye-catching'. Temanku yang namanya Melda, lihat dari tema / topik nya. Hm... ada yang punya style lain ga yah?? WA Lt. 11 jam 8.13 15/5/2007

Minat Baca

s.p.a.s.i...s.p.a.s.i Pagi ini gwe sedikit ngoprek tentang suatu topik yang memprihatinkan di negara kita, yaitu minat baca. Data-data kuantitatif yang gwe dapat hanya tentang membaca koran, yaitu kalo di Indonesia 1 koran hanya dibaca oleh 10 orang, padahal idealnya 1 koran dibaca oleh 45 orang. Untuk buku, gwe ga sempat cari-cari data kuantitatifnya. Intinya, Dari beberapa artikel, beberapa kesimpulan (yang menjadi perhatian lebih untukku) minat baca yang rendah itu disebabkan oleh : 1. Mahalnya harga buku-buku, jadi males aja beli buku. 2. Di zaman sekarang, pemereintah (nampaknya) kurang punya kebiasaan memanfaatkanwaktu untuk membca buku, lain seperti zamannya Pak Karno & Pak Hatta. So, jarang sekali ditemukan perpustakaan sederhana di sudut-sudut kota. lain kalo di jaman dulu. Ada yang mencotohkan dia tiap pulang sekolah pergi ke perpustakaan di deket Jatinegara, yang disana tersedia literatur sastra Indonesia dan Belanda. keren euy ... 3. Tipe masyarakat kita yang cenderun...

Just my Imagination

s.p.a.s.i...s.p.a.s.i Bayangkan pabila ... Aku jalan sendirian Di tengah hutan hujan tropis di waktu dhuha (sekitar jam 8 an) Aku injak daun-daun lembab dengan bunyian nya yang saling bergesek Aku dengar cicit burung dan suara primata atau desis ular Aku lihat siluet cahaya matahari mnembus rimbunnya daun yang berapatan Aku rasakan angin yang adem menerpa mukaku yang (lagi) berjerawat :D Truzz... Aku sampai di sungai Ga jauh dari situ ada air terjun yang gemuruhnya menyegarkan Trus, aku langkahkan kakiku di antara bebatuan kali yang licin dan berlumut Brr... airnya adem dan jernih Udah gitu, Kucoba wudhu pake air terjun Kemudian, aku cari tempat kering, pasang kompas, cari arah kiblat selanjutnya tertunaikan lah 2 rakaat itu, trus aku curhat sama DIA, sejadi-jadinya Selesai itu, rasanya pasti plong dan lega. Tapi kemudian laper. Dan Di sungai itu, kelihatan ikan yang ukurannya gede. Kutombak, trus kubersihin, Kemudian nyalain perapian, bakar ikan... (protein tinggi Bouw) Di antara huta...

saturated

s.p.a.s.i...s.p.a.s.i Apa yang terjadi kalo jenuh itu sudah berada di titik nadir? Di suatu titik yang (menurut kita) sudah paling 'apes' tingkatan nya? Pada suatu waktu dimana kita ngejalanin sesuatu dengan hampa, tanpa gairah apalagi semangat? Konon katanya tiap orang pasti pernah dilanda kejenuhan. Dan obatnya adalah refreshing, cari suasana baru, atau apalah yang membuat daily life mereka lebih variatif? Yakin ga siyh tiap jenuh itu pasti ada 'variatif' nya? Subhanallah ... Asli, sekarang gwe lagi jenuh. Memang sebelumnya juga ada waktu-waktu dimana bosan atau jenuh itu melanda. Tapi yang ini, mungkin kalo boleh ber-hiperbola, gwe ada di level stadium 1. Secara default otak gwe memikirkan hal yang sama dan badan gwe melakukan hal yang sama setiap hari. Serba berulang dan ga ada 'soul' dari apa-apa yang gwe kerjain. Parah ya... Tapi teteup, gwe selalu bersyukur sama DIA atas apa yang DIA udah kasih ke gwe. Kalo boleh berhipotesa, jenuhnya gwe karena (gwe) mer...

Reconsile

s.p.a.s.i...s.p.a.s.i Reconsile itu (pake bahasa gwe) menyamakan sesuatu yang mis. Biasanya ini dipake di bidang per-fulus-an. Syarat pertama reconsile : kudu jujur, salah bilang salah & bener bilang bener. Truzz... kroscek sama bukti aslinya, yang bener yang mana. Syarat kedua, kudu jeli dan teliti, biar semua yang mis ketahuan. Ga bisa buru-buru. Kayanya prinsip alon-alon asal kelakon berlaku di sini. Syarat ketiga. Kalo dah ketahuan yang mis dimana, kudu mau dibenerin. Jangan ngotot nganggap bener. System bisa error, manusia bisa salah, tapi selalu ada jalan untuk memperbaiki. Kalo dah dipenuhin, insya Allah reconsile nya beres. Hm... sepertinya reconsile ini juga berlaku di bidang per-relationship-an yah. Ya ga??? Not much words to say ah... Karena saya belum teruji [berhasil] dan terbuti [sukses]. WA lt. 11 jam 10.32 9/5/2007

Me & Fulus

s.p.a.s.i...s.p.a.s.i Pengennya siyh jadi cewe matre, oups... maksudnya yang 'melek finansial'. Tapi ko, rasa-rasanya gwe cenderung tidak obsesif posesif agresif sama barang yang satu itu yah. Mungkin ini habit dari kecil yah, gwe baru 'kenal' duit di kelas 3 SD. Di kelas-kelas sebelumnya, gwe bawa bekel, ga biasa jajan. Kalo jajan, itu jatahnya weekend, dan jajannya es krim sama chiki (1 bungkus dimakan berdua sama ade gwe, secara chiki itu kan mengandung mecin yah). Truz... Gwe juga bukan tipe orang yang 'kepengenan'. Misalkan, kalo temen2 gwe punya barang A, B, C atow D, gwe cukup tau diri untuk ga ngerengek minta barang2 itu ke ortu. Kayanya gwe anak yang cukup understanding sama keadaan finansial ortu. Amien... :D Nah, pas udah bisa dapet duit sendiri (pertamanya pas jadi asisten praktikum di kampus), gwe juga ga nge-plan tuh duit mo buat apa. Gwe stay put - kan aja tuh duit di dompet. Kalo duit dari ortu abiz, gwe bakal pake tuh duit. he..he.. Napa juga y...

Pinta Tentang Sebuah Asa

s.p.a.s.i...s.p.a.s.i Rabbana.. Pabila Kau anugerahkan rasa dan asa itu padaku, Tentunya akan ku-syukur-i Ya Rabb... Namun, jika sepatah permohonan boleh kupinta, Jadikanlah rasa dan asa itu hadir pada hambaMu yang Kau hadirkan untukku Di waktu yang telah Kau Ridhoi Ya Rabb, pabila anugerah itu seperti sekeping mata uang, Dimana ia selalu beriringan dengan ujian, Maka aku hanya memohon mudahkan urusanku Lindungi aku dari asa dan rasa yang tidak halal yang [pernah] menjerumuskan diriku. Ya Rabb... Tunjukkan jalan ikhtiar yang bersih untukku Ingatkan aku untuk membersihkannya pabila jalan itu terkotori oleh sifat kerapuhanku Robbanaa. .. Perkenankanlah pinta ini. Allahumma Amien Dhuha Time, 3/5/2007 di WA Lt. 11