spasi spasi

Bagai kumpulan text, perlu ruang kosong untuk dapat membacanya dengan jelas.

Bagai lokasi, perlu jarak untuk membuatnya tidak sesak.

Bagai runutan peristiwa, perlu jeda untuk mampu mengenang episode yang sudah dilalui.

Bagai gerak, perlu kejap tarikan nafas untuk terus melaju

Friday, March 09, 2007

Saat Diri Tersadar Dan (Akhirnya) Mengucap Syukur

s.p.a.s.i...s.p.a.s.i
Ngelihat acara Friends & The City (FTC) di O Channel malam tadi, membuatku mem-flash back tentang satu episodeku.

FTC semalam mengisahkan mengenai Woman Self Defense. Beberapa hal yang bisa kuambil adalah :

1. Yang terpenting dari woman self defense adalah mindset dan hati para perempuan bahwa ia tidak berhak disakiti, oleh siapapun, bahkan oleh orang yang hubungannya dekat dengan dia. Hal ini musti ditanamkan karena kekerasan pada perempuan banyak terjadi oleh orang-orang terdekatnya (misal : suami, saudara, dll). Dan para perempuan itu masih ada yang bersikap maklum terhadap ketidaknyamanan yang diciptakan orang dekatnya tadi.
Dan saat seorang perempuan merasa daerah nyamannya terganggu, ia mustinya defense, baik secara verbal, atau kalo keadaannya lebih buruk, bisa juga keluarin physical powernya.

2. Dengan keterbatasan yang dimiliki, perempuan tetap bisa mengandalkan hiding power nya. Misal : ga perlu lah menggunakan tangan mengepal untuk meninju orang yang mau berbuat jahat; tapi bisa memanfaatkan telapak tangan kosong dengan kekuatan penuh (ada tekniknya) dan ditujukan ke bagian tubuh yang peka terhadap keseimbangan (dicontohkan : rahang / telinga / hidung)

3. Back to Islam... That's why Islam ngajari perempuan untuk berbaju yang 'tidak memancing orang lain untuk mengganggu perempuan'; pergi bersama mahrom atawa ada temannya, dan jangan lupa do'a. Kayanya emang rada susah diterapkan (secara this is Jakarta where every people has their own hectic); tapi sejauh pengamatanku, perempuan yang lahir dan besar di Jakarta bisa cukup waspada terhadap sekelilingnya.

Mirroring ke diriku ...


Alhamdulillah (dan jangan sampe deyh) sampai sekarang, secara fisik, aku belom mengalami suatu hal yang menjadikan aku harus menguasai woman self defense. Tapi dalam hal psikis / hati, (semoga ini ga berlebihan) aku pernah harus berjuang melepaskan diri dari ketidaknyamanan.
Aku jadi bersyukur bahwa aku berhasil melepaskan diri dari ketidaknyamanan psikis / hati tersebut. (Alhamdulillah ...). yeah... walaupun jujur aku akui, ada 'ketidaknyamanan' lain yang datang saat aku berlepas dii dari ketidaknyamanan itu. Ini bukan soal aku tertekan atau emosiku diguncang. Semua berjalan baik dan damai, tanpa prasangka (kayanya siyh), tanpa perang kata, dan tanpa tekanan intonasi nada. Waktu itu ketidaknyamanan-nya adalah mengenai ketidakpastian. Dan ... Aku berlepas diri dari ketidakpastian itu. Aku mengambil inisiatif untuk menempatkan diriku dalam suatu kepastian yang (terasa) pahit.

Alhamdulillah ...
Berasa bahagia karena semakin hari semakin melihat bahwa langkah yang kuambil adalah langkah yang aku syukuri dan tidak kusesali.

Makasih ya Rabb ku.

WA Lt. 11 jam 11.36 AM di 9/3/2007

No comments: