spasi spasi

Bagai kumpulan text, perlu ruang kosong untuk dapat membacanya dengan jelas.

Bagai lokasi, perlu jarak untuk membuatnya tidak sesak.

Bagai runutan peristiwa, perlu jeda untuk mampu mengenang episode yang sudah dilalui.

Bagai gerak, perlu kejap tarikan nafas untuk terus melaju

Friday, March 16, 2007

Men State kan Keinginan Secara Tegas

s.p.a.s.i...s.p.a.s.i

“Gwe Coba-coba ikutan lomba nulis ahh…”
“Gwe ikutan lomba nulis ini.”

Berasa atmosfer nya kan?

Kalimat pertama berasa antara iya dan nggak, berasa ragu-ragu.
Kalimat keua beraroma kemantapan dan keyakinan.

Dan memang itulah yang terjadi pada diriku. Saat aku men-state kan sesuatu bahwa “Aku akan melakukan begini –begitu” dan “Aku adalah ini – itu”, memberikan efek yang luar biasa. Apa yang aku kerjakan menjadi serius dan memiliki orientasi jelas, identitas diriku sebagai ini-itu pun menjadi dilihat orang secara serius.

Saat aku masih mejadi agen asuransi (yang mana aku merasa itu bukan pilihan karierku karena tidak adanya incomey ang pasti sementara pengeluaran semakin pasti dan besar), aku tidak pernah men-state : Saya adalah agen asuransi XYZ. Aku hanya ber-statement : Sya Dianti, dari Asuransi XYZ. Dan saat bertemu prospek yang aku kenal pun, aku bilang statusku freelance. Dan apa yang terjadi??? Begitu sulitnya mendapatkan prospek, karena ketidaktegasan pada diriku. Jauh berbeda dengan rekan-rekanku yang men-state kan : Saya adalah agen asuransi XYZ. mereka keluar berjalan begitu meyakinkan, dan … mudah menjaring prospek hingga closing suatu aplikasi.

Dan beberapa kali aku melihat acara di televise yang memberikan profil pemenang sebuah kompetisi atau orang yang berhasil di bidangnya. Whuih… Jika tokoh yang di shoot itu bilang : ‘Awalnya coba-coba, eh … taunya menang.’ aku bakalan ga simpatik. karena aku ga melihat kerja keras dan perjuangan di sana.

Berbeda sekali dengan orang yang bilang : “Ya, saya berlatih sekian tahun untuk memenagkan kompetisi ini.’, atau ‘Saya ingin menjadi ABC dan saya menempuh jalan PQR ntuk mencapai kesuksesan yang saya inginkan.’ Nah… tokoh begini yang bakalan kuperhatikan. karena aku bisa mencontoh bagaimana bekerja keras dan persistence untuk menggapai kesuksesan.

Memang, kadang ada factor luck di diri seseorang yang sukses. Tapi aku sangat percaya bahwa sukses seseorang itu adalah karena ketekunan dan kerja kerasnya.


16 Maret 2007, jam 11.59 PM di kamarku
Yang masih mencari bagaimana rasanya bekerja keras dan menjadi persistence.

1 comment:

HENDRO DARSONO said...

Only by hard work and under God's guidance can we reach our big goals. Good luck and may Allah bless you, Mbak Dianti!