The Warm Evening Sillhouette



Bumi sudah setengah perjalanan memutari porosnya. Matahari yang ramah memamerkan kilau emas yang sumringah. Saat menembus awan, kilau itu bagai sebuah siluet yang dilukis oleh Sang Maha Karya Alam Semesta ini. Siluet senja, siluet yang hangat. Siluet yang menjadi alarm visual untuk menghentikan sementara dinamisasi yang tak berujung.

Masih ditemani siluet senja yang hangat, jarum jam analog melangkah pasti bergerak dari angka lima ke enam dan terus berjalan. Lalu lintas Jakarta mulai penuh, semakin banyak dikerumuni insan-insan yang tampak lelah walau berbahagia. Perlahan tapi pasti, gedung yang tampak pongah berdiri namun ringkih itu ditinggalkan para commuter.

Siluet senja yang hangat itu seolah bertutur dalam bisu...

Wahai insan,

Kejarlah anganmu secepat yang kau inginkan
Di saat kau berlari, ingatlah mereka yang membutuhkan sentuhanmu
Pikiranmu, hatimu, tubuhmu, keluargamu, orang yang kau sayangi
Mereka butuh sentuhan cinta darimu
Dan kau pun butuh merengkuh cinta dari Rabbmu

Siluet senja yang hangat itu tak tahu adakah insan yang menyimak tuturnya. Ia ikhlash tuturnya tidak didengar. Ia bahagia menjalankan tugasnya sebagai alarm visual yang mengingatkan tiap insan akan sebuah makna tabayun.

4/4/2006
cozy room, sekitar Isya


foto by wikyaja@yahoo.com

Comments

Popular posts from this blog

Just a Happy Tear

Untukmu Dianti (Segaris Renungan)

Bersih Hati