Skip to main content

*A*I*R*

Maha Suci Allah yang menciptakan air untuk makhlukNya.

Bening, rendah hati, dan keteguhan diri.

Begitu simple, sesederhana abjad yang tersusun untuk mendiskripsikan dirinya.

Kita tidak bisa menyebut warna yang tepat untuk air. Bahkan air yang kita minum pun, tidak layak diberi julukan air putih. Karena air putih lebih pas disebutkan untuk susu sapi segar, atau air tajin. Biarkan air itu tetap bening. Tetap merefleksikan semua yang bercampur pada dirinya. Tetap seperti apa adanya ia berasal.

Air begitu tawadhu. Dibimbing oleh sunatullah, ia selalu berjalan dari permukaan tinggi ke rendah. Dan ia tidak menjadi rendah atau jelek karenanya. Ia tetap indah, dan elegan. Perjalanannya berakhir saat ia bertemu dengan komunitas besarnya. Suatu tempat dimana ia bergerak sangat dinamis, dan sekali lagi... tetap indah dan elegan.

Air begitu lembut. Perlahan dan pasti, ia sanggup menembus relung kapiler berukuran mikro. Dan ia pun tak pernah lelah untuk tidak menembus relung kapiler mikro. Ia terus mencari, dan mencari.

Air,,,
Alangkah nikmat pabila jiwa ini mampu sebening engkau.
Betapa bahagia pabila tidak ada setitik sombong yang hinggap di hati.
Akan bertebaran beragam warna kisah pabila diri ini seteguh dirimu.

Syukurilah nikmat yang diberikan Tuhanmu padamu, walau sebagai air, bukan khalifah.

5/4/2006 8.30an PM di cozy room.
Terinspirasi saat ngobrol dengan Eyang Putri. Satu obrolan hangat dengan tema ‘atap kamar yang bocor’
.

Comments

Popular posts from this blog

Just a Happy Tear

Just A Happy Tear Just a tear and a warm smile Far away of thousand miles And a gentle whisper pray Watching you fly away Leaving this hectic world Leaving all the suffers Leaving all the damns Go to The Most Gracious The Most Merciful Be your Angel's Mom and Dad and proud we all You guys.. The Rijalush Sholihiin Have no propper place in this tiny world Only heaven could answer your Beg Just a happy tear I have Begging to be one of your friend (dedicated to Imad Aqil, Fatih Farahat & All The Syahid Palestinians)

Untukmu Dianti (Segaris Renungan)

s.p.a.s.i...s.p.a.s.i Dianti... Apakah sekam itu tetap kau pendam dan tidak kau jadikan ia padam? Kau sadar bahwa hatimu sudah lelah Rasanya kau belum berupaya sepenuhnya pasrah Dianti ... Bukanlah suatu hal yang nista ketika kau jujur pada dirimu sendiri Bahwa ego itu musti kau letakkan di titik terendahnya Tuk jujur pada dirimu dan pada dunia bahwa kau pernah rapuh Dianti ... Ya, kau bukan malaikat Hatimu bisa tergores dan kemudian perih Tapi tidak ada luka yang tidak kering Asalkan kau rawat luka itu untuk kau sembuhkan Dan kemudian lupakan bahwa kau pernah terluka Dianti ... Kau tau kau memiliki hari-hari indah Bersama orang-orang yang menyayangimu Dianti ... Energimu besar bagai sumber kinetik di muka bumi ini Ulangi lagi saat kau gerus energimu untuk hal yang menyibukkan pikiranmu Untuk semua kebaikan yang dapat kauhasilkan Sehingga kau lelah fisik Bersamaan kau bahagia secara psikis Dianti... Nampaknya Kau belum sepenuhnya mengembalikan semua persoalanmu padaNya. Apa yang menyul...

Bersih Hati

s.p.a.s.i...s.p.a.s.i Kalau ingat nasyid yang pernah populer di awal tahun 2000an, yang dipelopori oleh Aa Gym, yang judulnya 'Jagalah Hati', sepertinya nasyid ini adalah nasyid yang menjadi pelajaran abadi. Bagaimana tidak, bersih hati itu susah luar biasa untuk gwe. Tapi coba kasih tau deh, gimana kita bisa bersih hati jika berhadapan sama orang, yang kita tau track record orang itu adalah hm... ringan berbohong. Entahlah... mungkin emamng hati gw lagi kotor banget kali ya. Munajat gw sama Allah jauh di bawah standar kelayakan. Ya Rabb, betapa enaknya orang yang hatinya bisa bersih. Tanpa prasangka, tanpa cemas, tanpa khawatir. Moga gwe bisa berlatih terus membersihkan hari gw. Aamiin.