Skip to main content

Duhai Terkasih, Sabar Ya…

Yang terkasih Ibu dan Bapak, Sungguh karunia yang besar yang diberikan Allah kepadaku, karena kalian masih mendampingi, bahkan memanjakan aku, hingga usiaku sekarang. Kasih sayang yang teramat sangat lengkap yang kuperoleh dari kalian, tak mungkin sanggup kubalas, walau seujung jari.

Ibu dan Bapak tercinta, sang waktu terus merambat mengiringi pengharapan dan usia kalian. Harap yang senantiasa dilantunkan dalam tafakur di sepertiga malam. Melalui bahasa hatiku yang kerdil, aku mencoba memahami (dan memenuhi) harap Ibu dan bapak.

Wahai orangtuaku yang dirahmati Allah, aku selalu teringat wajah sumringah Ibu yang berbahagia ketika temannya bercerita tentang bibir mungil yang bertutur cerdas. Dan tak mungkin kupungkiri, aku begitu terpesona, melihat Bapak yang terbiasa tegas menjadi sebegitu ceria saat menggoda wajah polos berusia satu tahun.

Perlahan tapi pasti, kutahu Ibu dan Bapak mengharapkan hadirnya makhluk mungil penerus dinasti yang sudah kalian bangun. Terkadang pabila harapan itu begitu membuncah, kalian membuatku tersipu untuk bersegera memberi andil pada generasi yang sedang dibangun ini.

Duhai orangtuaku yang kusayang, Bukan aku tak mau bersegera untuk memberi andil pada dinasti ini. Bukan aku menyulitkan hal-hal yang sebenarnya dimudahkan oleh Allah. Aku hanya sedang mempersiapkan dermaga yang terbaik dan memantapkan pilihan kapal mana yang hendak berlabuh.

Ibu dan Bapak, bersabar yah … Aku pun ingin bersegara pada RidhoNya dalam menggenapkan separuh Dienku. Aku tidak menanti kapal pesiar mewah seperti Titanic atau Awani dreams atau Queen Elizabeth. Tidak…. Bukan kebendaan yang kunantikan. Satu yang kunantikan dan kuupayakan adalah kemantapan dariNya. Kubutuh kemantapan itu karena aku hanya mengharapkan satu buah dermaga untuk satu kali bertambat, tentunya dengan ridho dariNya.

Duhai Ibu Bapak yang senantiasa mendoakan aku dalam lantunan ijabah. Kesabaran kalianlah yang menjadi penguat untuk hati yang terkadang lelah mencari ini. Kuhanya berharap RidhoNya dan restu kalian untuk suatu saat berangkat mengarungi bahtera yang dipenuhi riak lembut dan ombak pasang itu.


4/4/2006
cozy room, sekitar Isya.

Comments

Popular posts from this blog

Just a Happy Tear

Just A Happy Tear Just a tear and a warm smile Far away of thousand miles And a gentle whisper pray Watching you fly away Leaving this hectic world Leaving all the suffers Leaving all the damns Go to The Most Gracious The Most Merciful Be your Angel's Mom and Dad and proud we all You guys.. The Rijalush Sholihiin Have no propper place in this tiny world Only heaven could answer your Beg Just a happy tear I have Begging to be one of your friend (dedicated to Imad Aqil, Fatih Farahat & All The Syahid Palestinians)

Untukmu Dianti (Segaris Renungan)

s.p.a.s.i...s.p.a.s.i Dianti... Apakah sekam itu tetap kau pendam dan tidak kau jadikan ia padam? Kau sadar bahwa hatimu sudah lelah Rasanya kau belum berupaya sepenuhnya pasrah Dianti ... Bukanlah suatu hal yang nista ketika kau jujur pada dirimu sendiri Bahwa ego itu musti kau letakkan di titik terendahnya Tuk jujur pada dirimu dan pada dunia bahwa kau pernah rapuh Dianti ... Ya, kau bukan malaikat Hatimu bisa tergores dan kemudian perih Tapi tidak ada luka yang tidak kering Asalkan kau rawat luka itu untuk kau sembuhkan Dan kemudian lupakan bahwa kau pernah terluka Dianti ... Kau tau kau memiliki hari-hari indah Bersama orang-orang yang menyayangimu Dianti ... Energimu besar bagai sumber kinetik di muka bumi ini Ulangi lagi saat kau gerus energimu untuk hal yang menyibukkan pikiranmu Untuk semua kebaikan yang dapat kauhasilkan Sehingga kau lelah fisik Bersamaan kau bahagia secara psikis Dianti... Nampaknya Kau belum sepenuhnya mengembalikan semua persoalanmu padaNya. Apa yang menyul...

Bersih Hati

s.p.a.s.i...s.p.a.s.i Kalau ingat nasyid yang pernah populer di awal tahun 2000an, yang dipelopori oleh Aa Gym, yang judulnya 'Jagalah Hati', sepertinya nasyid ini adalah nasyid yang menjadi pelajaran abadi. Bagaimana tidak, bersih hati itu susah luar biasa untuk gwe. Tapi coba kasih tau deh, gimana kita bisa bersih hati jika berhadapan sama orang, yang kita tau track record orang itu adalah hm... ringan berbohong. Entahlah... mungkin emamng hati gw lagi kotor banget kali ya. Munajat gw sama Allah jauh di bawah standar kelayakan. Ya Rabb, betapa enaknya orang yang hatinya bisa bersih. Tanpa prasangka, tanpa cemas, tanpa khawatir. Moga gwe bisa berlatih terus membersihkan hari gw. Aamiin.