s.p.a.s.i...s.p.a.s.i
Pagi ini, seorang teman mampir ke mejaku. Dia bilang, aku rada pucat. Wajar aja siyh, emang aku ngerasa ngantuk banget dan 2 hari kemaren ga enak badan. Seperti demam ringan plus pusing gitu.
Tapi, kupikir pencetus utama adalah karena tiap malam tidurku kurang optimal (dasar tukang tidur !!! he..heh. ). Dikarenakan posisi baby yang sudah ke bawah dan menekan kemih sehingga aku musti sering ke toilet, dan... ini yang spectaculer! sebuah bisul di pinggul sebelah kiri. Secara orang hamil itu posisi tidur terbaiknya adalah miring kiri, sebab jika miring kanan ada kemungkinan plasenta tertekan, dan jika telentang bisa jadi sang ibu sesak dan jikalau aku tidur telentang, tulang punggung ini terasa sangat pegaaaallll sekali. Tapi kalau miring ke kiri, aku tidur sambil meringis menahan nyeri bisul itu. Jadi kebayang dunk, gimana hebohnya aku cari posisi enak untuk tidur ???
Subhanallah...
hamilku ini sangat spektakuler dengan kehadiran Mr. B alias Mr. Bisul. hwa..hwa..
WA Lt.11 jam 12.19 saat makan siang sammbil chat sama Liends.
27/10/2008
Menuliskan apa yang terlintas di pikiran, terbersit di hati, terekam indera, dan terlintas di angan.
spasi spasi
Bagai kumpulan text, perlu ruang kosong untuk dapat membacanya dengan jelas.
Bagai lokasi, perlu jarak untuk membuatnya tidak sesak.
Bagai runutan peristiwa, perlu jeda untuk mampu mengenang episode yang sudah dilalui.
Bagai gerak, perlu kejap tarikan nafas untuk terus melaju
Monday, October 27, 2008
Friday, October 24, 2008
Kurang Goceng dan Mie Ayam Rp. 15.000
s.p.a.s.i...s.p.a.s.i
Korupsi ataw nileb yang bukan haknya sudah mendarah daging di level sekitar kita. Berikut reportasenya.. (halah...)
Di sebuah SPBU di Kampung Melayu, hubbyku membeli bensin seharga Rp. 21.000. Uang untuk membayar menggunakan RP. 100.000 an. Kembaliannya jadi 'banyak' dunks (maksudnya banyak kertasnya; nilai intrinsiknya kurang dari 100.000 sedangkan nilai ekstrinsiknya lebih dari 100.000 . Itulah sistem keuangan kapitalis). Setelah menerima kembalian, hubby ku yang sangat cerdas di life - skill menghitung kembaliannya. Trus dia bilang, " Kurang giceng niyh Mang." Dan, langsung saja si petugas SPBU menyerahkan gocengan kekurangan itu.
Dari kejadian ini, semoga ini tidak su'udzon, ada something wrong dengan petugas SPBU itu. Andaikan hubby ku ga menghitung uang kembalian, mungkin dia udah bisa nileb si gocengan itu. Nah, karna ketahuan kurang goceng aja jadinya ngembaliin lagi. Kalo si petugas salah hitung, ga mungkin, coz kalo dia salah ngitung, dia akan ngambil gocengan itu ke laci uangnya dahulu. Lha wong ini gocengannya udah standby kok.
Sigh... cukup tau lah. Berhubung ga ada aturan mengenai korupsi atau nileb ga saklak dan ga ada yang 100 % galak mengawasinya, maka kita sebagai WNI kudu menjaga diri sendiri. SOS lah (Save Our own Soul).
Hampir setipe dengan kejadian itu, kemarin juga menimpaku.
Kemarin hubby shoum Senin - Kamis, dan untuk buka, dia memilih menu mie ayam yang emang terkenal enak dan banyak dan murah yang lokasinya dekat kantorku. Harganya cukup Rp. 6.000. Biasanya, aku membelinya sekitar jam 3, biar masih enak jika dibawa pulang. Berhubung kemarin hujan, maka aku meminta jasa OB untuk membelikannya. Aku membawakan uang Rp. 15.000. Dan dengan pesan sponsor, "Kalo kamu mau, beli aja yah..." . Saat menginstruksikan pesananku, ada OB lain yang berisik ikutan request minta dibelikan juga. Ya.. aku siyh ketawa ajah.
Beberapa menit berlalu, dan Alhamdulillah si mie ayam itu datanglah jua. Si OB menyerahkan kantong plastik hitam ke aku, dan memastikan "Kuahnya dipisah kan ya mba?", dan kubilang "Iya. Makasih ya."
Tanpa basa-basi lagi (misalnya, nyerahin uang kembalian atau ngelaporin berapa uang yang dipakai beserta sisanya atau ngelaporin penggunaan kembalian mie ayam), si OB langsung pergi dengan senyum ke tempat dimana ia bersanding semula. Walah rek... Mie Ayam-e hargane larang tenang tho.
Sigh...
Ga masalah jika ia ingin menggunakan uang sisa mie ayam untuk apa. Tapi, please bilang dunks, misalkan .. "Mba, harga mie ayam sekian, yang sekian untuk beli xxx, yang sekian untuk rokok ya mba." Nah... gitu kanlebih enak. Biarpun ibaratnya aku 'di-pungli-kan', tapi yangpenting kan tau sam atau.
Ooh... sudahlah. Memang kita harus mandiri di segala aspek kehidupan untuk menghindari model2 macam gini.
Moga ini bukan termasuk bakhil.
WA Lt. 11 jam 9.45
24/10/2008
Korupsi ataw nileb yang bukan haknya sudah mendarah daging di level sekitar kita. Berikut reportasenya.. (halah...)
Di sebuah SPBU di Kampung Melayu, hubbyku membeli bensin seharga Rp. 21.000. Uang untuk membayar menggunakan RP. 100.000 an. Kembaliannya jadi 'banyak' dunks (maksudnya banyak kertasnya; nilai intrinsiknya kurang dari 100.000 sedangkan nilai ekstrinsiknya lebih dari 100.000 . Itulah sistem keuangan kapitalis). Setelah menerima kembalian, hubby ku yang sangat cerdas di life - skill menghitung kembaliannya. Trus dia bilang, " Kurang giceng niyh Mang." Dan, langsung saja si petugas SPBU menyerahkan gocengan kekurangan itu.
Dari kejadian ini, semoga ini tidak su'udzon, ada something wrong dengan petugas SPBU itu. Andaikan hubby ku ga menghitung uang kembalian, mungkin dia udah bisa nileb si gocengan itu. Nah, karna ketahuan kurang goceng aja jadinya ngembaliin lagi. Kalo si petugas salah hitung, ga mungkin, coz kalo dia salah ngitung, dia akan ngambil gocengan itu ke laci uangnya dahulu. Lha wong ini gocengannya udah standby kok.
Sigh... cukup tau lah. Berhubung ga ada aturan mengenai korupsi atau nileb ga saklak dan ga ada yang 100 % galak mengawasinya, maka kita sebagai WNI kudu menjaga diri sendiri. SOS lah (Save Our own Soul).
Hampir setipe dengan kejadian itu, kemarin juga menimpaku.
Kemarin hubby shoum Senin - Kamis, dan untuk buka, dia memilih menu mie ayam yang emang terkenal enak dan banyak dan murah yang lokasinya dekat kantorku. Harganya cukup Rp. 6.000. Biasanya, aku membelinya sekitar jam 3, biar masih enak jika dibawa pulang. Berhubung kemarin hujan, maka aku meminta jasa OB untuk membelikannya. Aku membawakan uang Rp. 15.000. Dan dengan pesan sponsor, "Kalo kamu mau, beli aja yah..." . Saat menginstruksikan pesananku, ada OB lain yang berisik ikutan request minta dibelikan juga. Ya.. aku siyh ketawa ajah.
Beberapa menit berlalu, dan Alhamdulillah si mie ayam itu datanglah jua. Si OB menyerahkan kantong plastik hitam ke aku, dan memastikan "Kuahnya dipisah kan ya mba?", dan kubilang "Iya. Makasih ya."
Tanpa basa-basi lagi (misalnya, nyerahin uang kembalian atau ngelaporin berapa uang yang dipakai beserta sisanya atau ngelaporin penggunaan kembalian mie ayam), si OB langsung pergi dengan senyum ke tempat dimana ia bersanding semula. Walah rek... Mie Ayam-e hargane larang tenang tho.
Sigh...
Ga masalah jika ia ingin menggunakan uang sisa mie ayam untuk apa. Tapi, please bilang dunks, misalkan .. "Mba, harga mie ayam sekian, yang sekian untuk beli xxx, yang sekian untuk rokok ya mba." Nah... gitu kanlebih enak. Biarpun ibaratnya aku 'di-pungli-kan', tapi yangpenting kan tau sam atau.
Ooh... sudahlah. Memang kita harus mandiri di segala aspek kehidupan untuk menghindari model2 macam gini.
Moga ini bukan termasuk bakhil.
WA Lt. 11 jam 9.45
24/10/2008
Wednesday, October 22, 2008
Dianti Declaration
s.p.a.s.i...s.p.a.s.i
BISMILLAAHIRRAHMAANIRRAHIIM
AKU BERNIAT DAN PERCAYA DIRI DAN BERUSAHA DAN YAKIN BERHASIL
UNTUK MEMBERIKAN ASI EXKLUSIF UNTUK BABY KU.
KARENA BABY ADALAH ANUGRAH DAN AMANAH YANG ALLAH KASIH UNTUKKU
KARENA AKU DAN HUBBY YAKIN BAHWA BABY INI ADALAH TIDAK SEMATA MILIK KAMI, TAPI ADALAH MILIK UMAT
MAKA, KAMIPUN INGIN BERPARTISIPASI MEMBERIKAN YANG TERBAIK UNTUK UMAT.
KARENA ALLAH SUDAH MENCIPTAKAN MANUSIA DENGAN DESIGN YANG SEMPURNA
SUDAH MELENGKAPINYA DENGAN RIZKI
DAN ASI ADALAH RIZKI TERBAIK YANG BISA DIDAPAT OLEH IBU DAN BABY DAN AYAHNYA
YA RABB...
KUYAKIN ENGKAU AKAN MEMUDAHKAN SEMUANYA
AMIEN ...
WA Lt.11 jam 3.40
21/10/2008 setelah baca situs ini
BISMILLAAHIRRAHMAANIRRAHIIM
AKU BERNIAT DAN PERCAYA DIRI DAN BERUSAHA DAN YAKIN BERHASIL
UNTUK MEMBERIKAN ASI EXKLUSIF UNTUK BABY KU.
KARENA BABY ADALAH ANUGRAH DAN AMANAH YANG ALLAH KASIH UNTUKKU
KARENA AKU DAN HUBBY YAKIN BAHWA BABY INI ADALAH TIDAK SEMATA MILIK KAMI, TAPI ADALAH MILIK UMAT
MAKA, KAMIPUN INGIN BERPARTISIPASI MEMBERIKAN YANG TERBAIK UNTUK UMAT.
KARENA ALLAH SUDAH MENCIPTAKAN MANUSIA DENGAN DESIGN YANG SEMPURNA
SUDAH MELENGKAPINYA DENGAN RIZKI
DAN ASI ADALAH RIZKI TERBAIK YANG BISA DIDAPAT OLEH IBU DAN BABY DAN AYAHNYA
YA RABB...
KUYAKIN ENGKAU AKAN MEMUDAHKAN SEMUANYA
AMIEN ...
WA Lt.11 jam 3.40
21/10/2008 setelah baca situs ini
TAX
s.p.a.s.i...s.p.a.s.i
Kemarin di kantorku ada sosialisasi pajak, wabil khusus mengenai NPWP.
He..he.. sebagi seorang phlegmatis yang 'tau diri' kalo penghasilannya masih di level mini menuju medium, aku ga aware dan ga pengen banyak tau aja tentang pajak ini. Maaf-maaf yah.. he..he..
Dengar dari teman-teman yang ikut sosialisasi pajak kemaren, intinya yah... jika seseorang sudah berpenghasilan 15 juta setahun (niyh juga masih perlu clarify. ada yangbilang 50 juta, ada yang bilang 48 juta), maka dia perlu punya NPWP. Dan kalo ga bayar pajak, malah nanti akan dikenakan sanksi bayar pajaknya 20 %. SOrry kalo redaksinya salah. Dan itulah yang bisa aku tangkap.
Ntar lah, aku coba browsing tentang pajak. Hm... kepikiran jga sih untuk ikut andil dalam hal-hal kewarganegaraan kaya gini. Namanya juga dah rumah tangga sendiri.
Cuma,,,,
Yang menjadi keberatan aku dan 2 orang teman (keduanya ibu-ibu) yang setelah makan siang tadi ngomongin tentang pajak, kami kok jadi berfikir, kasian yang orang Indonesia. Kanan kiri atas bawah pasti kena pajak. Misalkan ... makan di resto, beli baju, gajian, semuanya pake pajak. Hm... kalo dilihat dari tingkat penghasilan, ya memang penghasilan orang Indon naik terus, tapi naiknya juga dibarengi inflasi dan naik harga. Udah gitu, trully, I personally ga ngerasain dampak pajak itu untuk dirikyu pribadi. Jalanan masih banyak bolong, lampu merahnya banyak yang mati, sekolah yang bagus juga bayar, rumah sakit bayar juga, jadi... duit orang seIndon untuk bayar pajak dikemanakan ??? He..he.. Jangan-jangan, buat biaya sekolah keluar negeri dari anak para pejabat pajak yang perutnya buncit (kaya perutku sekarang niyh.. he..he..). Atawa buat ke salon mahal buat meninggikan sasakan ibu-ibu istri pejabat pajak yang dempulan bedaknya setebal plur semen.
halah.... cape ah. Mikirnya buruk banget siyh. Dasar suudzon ! badung !
Udah ya, mo coba browsing pajak dulu niyh.
Kali aja bisa punya pandangan yang sedikit positif tentang pajak memajak di negara tercinta ini. he..he..
WA Lt.11 jam 2 kurang 3 menit
21/10/2008
Kemarin di kantorku ada sosialisasi pajak, wabil khusus mengenai NPWP.
He..he.. sebagi seorang phlegmatis yang 'tau diri' kalo penghasilannya masih di level mini menuju medium, aku ga aware dan ga pengen banyak tau aja tentang pajak ini. Maaf-maaf yah.. he..he..
Dengar dari teman-teman yang ikut sosialisasi pajak kemaren, intinya yah... jika seseorang sudah berpenghasilan 15 juta setahun (niyh juga masih perlu clarify. ada yangbilang 50 juta, ada yang bilang 48 juta), maka dia perlu punya NPWP. Dan kalo ga bayar pajak, malah nanti akan dikenakan sanksi bayar pajaknya 20 %. SOrry kalo redaksinya salah. Dan itulah yang bisa aku tangkap.
Ntar lah, aku coba browsing tentang pajak. Hm... kepikiran jga sih untuk ikut andil dalam hal-hal kewarganegaraan kaya gini. Namanya juga dah rumah tangga sendiri.
Cuma,,,,
Yang menjadi keberatan aku dan 2 orang teman (keduanya ibu-ibu) yang setelah makan siang tadi ngomongin tentang pajak, kami kok jadi berfikir, kasian yang orang Indonesia. Kanan kiri atas bawah pasti kena pajak. Misalkan ... makan di resto, beli baju, gajian, semuanya pake pajak. Hm... kalo dilihat dari tingkat penghasilan, ya memang penghasilan orang Indon naik terus, tapi naiknya juga dibarengi inflasi dan naik harga. Udah gitu, trully, I personally ga ngerasain dampak pajak itu untuk dirikyu pribadi. Jalanan masih banyak bolong, lampu merahnya banyak yang mati, sekolah yang bagus juga bayar, rumah sakit bayar juga, jadi... duit orang seIndon untuk bayar pajak dikemanakan ??? He..he.. Jangan-jangan, buat biaya sekolah keluar negeri dari anak para pejabat pajak yang perutnya buncit (kaya perutku sekarang niyh.. he..he..). Atawa buat ke salon mahal buat meninggikan sasakan ibu-ibu istri pejabat pajak yang dempulan bedaknya setebal plur semen.
halah.... cape ah. Mikirnya buruk banget siyh. Dasar suudzon ! badung !
Udah ya, mo coba browsing pajak dulu niyh.
Kali aja bisa punya pandangan yang sedikit positif tentang pajak memajak di negara tercinta ini. he..he..
WA Lt.11 jam 2 kurang 3 menit
21/10/2008
Monday, October 20, 2008
Silly But True
s.p.a.s.i...s.p.a.s.i
Percaya atau tidak, aku dan hubby bisa ngambek-ngambek an gara-gara indomie dan bubur ayam.
Yea.. Itulah rumah tangga. Kalo berdua lagi sama-sama cape, hal simple aja bisa menjadi peletup petasan cabe rawit di hati.
Tapi syukurnya, setelah itu hati plong. Sayang-sayangan lagi. Ga berlama-lama ngambekan. Asalkan, saling jujur, terus terang dan terbuka, kalo kita yang salah bilang kita yang salah, kalo kita ga (merasa) bersalah, coba dibicarakan. Biasanya hal yangkaya gini karena beda persepsi dalam berkata-kata.
WA 11th Floor 20 Oktober 2008 jam 2.11
Percaya atau tidak, aku dan hubby bisa ngambek-ngambek an gara-gara indomie dan bubur ayam.
Yea.. Itulah rumah tangga. Kalo berdua lagi sama-sama cape, hal simple aja bisa menjadi peletup petasan cabe rawit di hati.
Tapi syukurnya, setelah itu hati plong. Sayang-sayangan lagi. Ga berlama-lama ngambekan. Asalkan, saling jujur, terus terang dan terbuka, kalo kita yang salah bilang kita yang salah, kalo kita ga (merasa) bersalah, coba dibicarakan. Biasanya hal yangkaya gini karena beda persepsi dalam berkata-kata.
WA 11th Floor 20 Oktober 2008 jam 2.11
Friday, October 17, 2008
Ekspor - Impor
s.p.a.s.i...s.p.a.s.i
Kali ini, mau membicarakan nasib bangsa ini lagi. cie...
Demi cintaku pada bangsa ini, tanah airnya, rakyatnya (exclude pejabat yang ga punya good manner).
Kalo bangsa ini mengekspor sesuatu ke luar negeri, pasti yang dikirimkan adalah kualitas terbaik. Misalnya produk pakaian, pasti sebelum dikirimkan melewati QC yang sangat ketat.
Hal nya juga dengan makanan. Ibuku cerita, temannya yang mengelola perkebunan di Lembang pernah mendapati pengalaman nerharga sehubungan dengan ini. Kebiasaan orang Indonesia kalo menyiram tanaman seperti kangkung atau bayam, menyiramnya menggunakan air yang berada di selokan dekat dengan ladang sayur tersebut. Nah... suatu waktu, jenis sayuran ini akan diekspor ke Jepang. Dan setelah diteliti, ternyata para Japanesse ga mau, karena sayuran tersebut ga higienis. he..he.. Beda sekali ya, dengan kita, yang kayanya udah 'kebal' dengan ke-non-hygienis an kaya gitu.
Tapi kalo impor, kenapa bangsa ini ga bisa mengetatkan pengawasannya??
Misalkan untuk makanan, sebelumnya heboh dengan susu baby yang ada bakterinya. Trus, saat ini lagi heboh makanan / minuman yang ada melaminnya. Duhhh... ada ga siyh, pihak yang memberlakukan QC untuk barang import? Nda cuma untuk makanan, tapi untuk all product. Bahkan merk terkenal sekalipun, mustinya kudu lewat QC yang ketat.
Semisal kosmetik, pakaian, de el el. Apakah semua barang itu sudah halal dan thoyib untuk digunakan oleh bangsa tercinta ini? Apakah ada efek tertentu jika barang-barang tersebut digunakan ? Heran, izzah nya ke mana ya? mentang-mentang barang import kayanya percaya 100 % kalo itu aman. huuhhhh...
Jadi, mungkin saat ini aku hanya bis amenyarankan, untuk kita sebagai konsumen, carilah barang yang halal dan thoyib.
Untuk importir, please hanya mengimport barang-barang yang halal dan thoyib, yang kalo perlu di-QC kan dulu. Mungkin Anda mengeluarkan dana besar untuk proses QC itu. Tapi yakinlah, itu untuk kemashlahatan dan insya ALLAH harta Anda lebih dari sekedar banyak, tapi berkah.
WA Lt. 11 jam 8.50
17/10/2008
Kali ini, mau membicarakan nasib bangsa ini lagi. cie...
Demi cintaku pada bangsa ini, tanah airnya, rakyatnya (exclude pejabat yang ga punya good manner).
Kalo bangsa ini mengekspor sesuatu ke luar negeri, pasti yang dikirimkan adalah kualitas terbaik. Misalnya produk pakaian, pasti sebelum dikirimkan melewati QC yang sangat ketat.
Hal nya juga dengan makanan. Ibuku cerita, temannya yang mengelola perkebunan di Lembang pernah mendapati pengalaman nerharga sehubungan dengan ini. Kebiasaan orang Indonesia kalo menyiram tanaman seperti kangkung atau bayam, menyiramnya menggunakan air yang berada di selokan dekat dengan ladang sayur tersebut. Nah... suatu waktu, jenis sayuran ini akan diekspor ke Jepang. Dan setelah diteliti, ternyata para Japanesse ga mau, karena sayuran tersebut ga higienis. he..he.. Beda sekali ya, dengan kita, yang kayanya udah 'kebal' dengan ke-non-hygienis an kaya gitu.
Tapi kalo impor, kenapa bangsa ini ga bisa mengetatkan pengawasannya??
Misalkan untuk makanan, sebelumnya heboh dengan susu baby yang ada bakterinya. Trus, saat ini lagi heboh makanan / minuman yang ada melaminnya. Duhhh... ada ga siyh, pihak yang memberlakukan QC untuk barang import? Nda cuma untuk makanan, tapi untuk all product. Bahkan merk terkenal sekalipun, mustinya kudu lewat QC yang ketat.
Semisal kosmetik, pakaian, de el el. Apakah semua barang itu sudah halal dan thoyib untuk digunakan oleh bangsa tercinta ini? Apakah ada efek tertentu jika barang-barang tersebut digunakan ? Heran, izzah nya ke mana ya? mentang-mentang barang import kayanya percaya 100 % kalo itu aman. huuhhhh...
Jadi, mungkin saat ini aku hanya bis amenyarankan, untuk kita sebagai konsumen, carilah barang yang halal dan thoyib.
Untuk importir, please hanya mengimport barang-barang yang halal dan thoyib, yang kalo perlu di-QC kan dulu. Mungkin Anda mengeluarkan dana besar untuk proses QC itu. Tapi yakinlah, itu untuk kemashlahatan dan insya ALLAH harta Anda lebih dari sekedar banyak, tapi berkah.
WA Lt. 11 jam 8.50
17/10/2008
Thursday, October 16, 2008
Things I Don't Like
s.p.a.s.i...s.p.a.s.i
Yang aku sebel :
orang ngerokok di tempat umum
WA lt.11 jam 2.37
15/10/2008
Dan siang ini, aku mual.
Setelah kembali dari pantry untuk bikin teh susu, ternyata asap rokok yangmenari di pantry tak mau lepas dari pakaianku. Ouugh... baunya bikin aku lemas.
Duhh,,, ALHAMDULILLAH hubby ku ga ngerokok.
Semoga baby ku jika dewasa kelak juga membenci rokok dan asap-asapnya. Amien.
WA Lt.11 jam 2.44
20/10/2008
Yang aku sebel :
orang ngerokok di tempat umum
WA lt.11 jam 2.37
15/10/2008
Dan siang ini, aku mual.
Setelah kembali dari pantry untuk bikin teh susu, ternyata asap rokok yangmenari di pantry tak mau lepas dari pakaianku. Ouugh... baunya bikin aku lemas.
Duhh,,, ALHAMDULILLAH hubby ku ga ngerokok.
Semoga baby ku jika dewasa kelak juga membenci rokok dan asap-asapnya. Amien.
WA Lt.11 jam 2.44
20/10/2008
Hati Yang Bergejolak
s.p.a.s.i...s.p.a.s.i
Judul yang agak didramatisir niyh. he..he..
Maklumlah, ini curahan hatiku yang memang sempet bergejolak karena punya kepengenan yang dimiliki oleh orang lain. Ahh... ribet. Mending dideskripsikan aja langsung.
Begini..
Tadi, teman sejawatku yang bernama Matthew memberitahu bahwa di tanggal 10 November ada 4 orang karyawan yang akan training di Jepang, yang trainingnya itu dibiayai oleh vendor PDH. Nahh... 2 di antaranya adalah karyawan baru (tapi yang 1 lagi juga teman sejawatku yang Alhamdulillah udah jadi permanent staff). Ouughhh... hati ini jadi bergejolak. Tau lah, betapa aku pengen ngelihat yang namanya Luar Negeri. -eniwei, Alhamdulillah aku dah pernah lihat yang namanya Arab Saudi, waktu aku umroh tahun 2003.- Dan trully aku menikmati melihat orang-orang dari ras lain termasuk habit, bahasa, budaya, dan seribu satu macam perbedaan lainnya.
Nah, waktu si Matthew ngasih tau kaya gitu, aku langsung berekspresi gemas. Yang intinya mengexpresikan kepengenan aku. Kapan ya... aku bisa belajar training ke LN itu. Aku pengen lihat benua yang namanya Eropa, Asia Timur, Amerika, Afrika, Australia, Wahh... trully, pokoknya pengen lihat bumi ALLAH yang lain yang terbentang sangat luas.
Ya RABB...
Aku mohon padaMU, karuniakan kepada kami (aku dan keluarga) jalan untuk bisa jaulah ke LN.
Untuk bisa melihat bukti kuasaMU yang tak terhingga itu.
Untuk bisa belajar macem-macem di bumi yang dipijak oleh saudaraku yang lain.
ALLAHUMMA Amien...
WA Lt. 11 jam 2.21
15/10/2008
ps : tulisan yang dibuat dengan kepolosan dan ketulusan hati karena bener2 belom pernah jaulah ke LN kecuali umroh ke Tanah haram.
Judul yang agak didramatisir niyh. he..he..
Maklumlah, ini curahan hatiku yang memang sempet bergejolak karena punya kepengenan yang dimiliki oleh orang lain. Ahh... ribet. Mending dideskripsikan aja langsung.
Begini..
Tadi, teman sejawatku yang bernama Matthew memberitahu bahwa di tanggal 10 November ada 4 orang karyawan yang akan training di Jepang, yang trainingnya itu dibiayai oleh vendor PDH. Nahh... 2 di antaranya adalah karyawan baru (tapi yang 1 lagi juga teman sejawatku yang Alhamdulillah udah jadi permanent staff). Ouughhh... hati ini jadi bergejolak. Tau lah, betapa aku pengen ngelihat yang namanya Luar Negeri. -eniwei, Alhamdulillah aku dah pernah lihat yang namanya Arab Saudi, waktu aku umroh tahun 2003.- Dan trully aku menikmati melihat orang-orang dari ras lain termasuk habit, bahasa, budaya, dan seribu satu macam perbedaan lainnya.
Nah, waktu si Matthew ngasih tau kaya gitu, aku langsung berekspresi gemas. Yang intinya mengexpresikan kepengenan aku. Kapan ya... aku bisa belajar training ke LN itu. Aku pengen lihat benua yang namanya Eropa, Asia Timur, Amerika, Afrika, Australia, Wahh... trully, pokoknya pengen lihat bumi ALLAH yang lain yang terbentang sangat luas.
Ya RABB...
Aku mohon padaMU, karuniakan kepada kami (aku dan keluarga) jalan untuk bisa jaulah ke LN.
Untuk bisa melihat bukti kuasaMU yang tak terhingga itu.
Untuk bisa belajar macem-macem di bumi yang dipijak oleh saudaraku yang lain.
ALLAHUMMA Amien...
WA Lt. 11 jam 2.21
15/10/2008
ps : tulisan yang dibuat dengan kepolosan dan ketulusan hati karena bener2 belom pernah jaulah ke LN kecuali umroh ke Tanah haram.
Wednesday, October 15, 2008
Power of Mind
s.p.a.s.i...s.p.a.s.i
Pelajaran berharga lagi... Ga setiap omongan orang perlu kita dengarkan. Apalagi yang bunyinya negatif.
Pada suatu hari membicarakan mengenai cuti melahirkan, karyawan di perusahaan tempat aku ber-outsource menyampaikan, bahwa cuti melahirkan (menurut undang-undang; aku juga ga tau niyh undang-undang nomor berapa dan bagaimana precisely bunyi isinya) adalah formasi 1.5 - 1.5 . Tapi aku bilang, aku pengen 2 pekan sebelum HPL, agar sisa waktu yang kuhabiskan bersama baby ku lebih banyak.
Trus... si Ibu karyawan tadi malah bilang gini ... Sebulan sebelum melahirkan juga udah cape lho rasanya... dah musti cuti. Hayyahhh.... Gara-gara terngiang kalimat itu, akhir2 ini aku didera perasaan cepet cape, pegel2, swinging mood, de el el. Padahal waktu konsultasi sama DSOG ku yang asik dan easy going itu, dia ga permasalahkan kok, cuti 2 pekan sebelum HPL. DIa dengan yakinnya bilang bahwa Alhamdulillah kondisi aku dan baby ku OK, dan masih tetap beraktivitas seperti biasa.
Oo God... Semoga aku bisa melawan mindset itu, dan tetap fit produktif.
Eniwei, hari ini rasanya ga nyaman, untuk psikis dan fisikku. Kayanya gara-gara semalem tidurku ga nyenyak. Tidur tapi memendam bete sama hubby chayank. Trus, ada lagi kabar tentang dari tempat kerja hubby yang baru yang menurut kami (aku dan hubby) kayanya ga niat sepenuh hati ngerekrut hubby. Dah seminggu lebih belom dikasih desktop. Signing dokumen pun belom. Aduuhhh... gemes. Mana hubby bukan tipe orang yang bisa nge-push pihak user / HRD nya pulak.
Trus, tadi malem aku mimpi dah menjelang lahiran, tapi ga mules. Welehh... dengan adanya mimpi kaya gitu aku jadi merindukan mules, biar lahianku normal spontan.
Today juga tugasku adalah mereconsile. Menyamakan angka-angka. Trully, rasanya eneg ngelihat excel worksheet.
Ahh pengen pindah kerja... Moga ALLAH mudahkan, sehingga aku dapet kerja yang sesuai minatku (emangnya minatku apaan? he..he..) salary gede, lingkungan nyaman. AMIEN
Tante Nuk dan Om Joko lagi ke Singapore. Pengennya nitip novel, tapi kok rasanya ga empati banget yah, wong lagi nyiapin finansial buat biaya lahiran kok, malah niitp belanja-belanji.
Sometimes, kalo baca di blog mengenai melahirkan di negara lain, pengen de tinggal di sana. Ada midwife yang ngurusin, cuti melahirkannya bisa sampe 12 bulan, perawatan hamil dan baby dibiayain, oohhh... aku ingin negaraku menjadi sejahtera seperti itu. Atau kalopun belom sejahtera, aku ingin menikmati fasilitas kesejahteraan seperti itu untuk anakku selanjutnya (Insya ALLAH, Amien).
ok dey,
sekian curahan bete kali ini.
Alhamdulillah sedikit banyak terobati.
WALt.11 jam 11 kurang 4 menit 15 oktober 2008
Pelajaran berharga lagi... Ga setiap omongan orang perlu kita dengarkan. Apalagi yang bunyinya negatif.
Pada suatu hari membicarakan mengenai cuti melahirkan, karyawan di perusahaan tempat aku ber-outsource menyampaikan, bahwa cuti melahirkan (menurut undang-undang; aku juga ga tau niyh undang-undang nomor berapa dan bagaimana precisely bunyi isinya) adalah formasi 1.5 - 1.5 . Tapi aku bilang, aku pengen 2 pekan sebelum HPL, agar sisa waktu yang kuhabiskan bersama baby ku lebih banyak.
Trus... si Ibu karyawan tadi malah bilang gini ... Sebulan sebelum melahirkan juga udah cape lho rasanya... dah musti cuti. Hayyahhh.... Gara-gara terngiang kalimat itu, akhir2 ini aku didera perasaan cepet cape, pegel2, swinging mood, de el el. Padahal waktu konsultasi sama DSOG ku yang asik dan easy going itu, dia ga permasalahkan kok, cuti 2 pekan sebelum HPL. DIa dengan yakinnya bilang bahwa Alhamdulillah kondisi aku dan baby ku OK, dan masih tetap beraktivitas seperti biasa.
Oo God... Semoga aku bisa melawan mindset itu, dan tetap fit produktif.
Eniwei, hari ini rasanya ga nyaman, untuk psikis dan fisikku. Kayanya gara-gara semalem tidurku ga nyenyak. Tidur tapi memendam bete sama hubby chayank. Trus, ada lagi kabar tentang dari tempat kerja hubby yang baru yang menurut kami (aku dan hubby) kayanya ga niat sepenuh hati ngerekrut hubby. Dah seminggu lebih belom dikasih desktop. Signing dokumen pun belom. Aduuhhh... gemes. Mana hubby bukan tipe orang yang bisa nge-push pihak user / HRD nya pulak.
Trus, tadi malem aku mimpi dah menjelang lahiran, tapi ga mules. Welehh... dengan adanya mimpi kaya gitu aku jadi merindukan mules, biar lahianku normal spontan.
Today juga tugasku adalah mereconsile. Menyamakan angka-angka. Trully, rasanya eneg ngelihat excel worksheet.
Ahh pengen pindah kerja... Moga ALLAH mudahkan, sehingga aku dapet kerja yang sesuai minatku (emangnya minatku apaan? he..he..) salary gede, lingkungan nyaman. AMIEN
Tante Nuk dan Om Joko lagi ke Singapore. Pengennya nitip novel, tapi kok rasanya ga empati banget yah, wong lagi nyiapin finansial buat biaya lahiran kok, malah niitp belanja-belanji.
Sometimes, kalo baca di blog mengenai melahirkan di negara lain, pengen de tinggal di sana. Ada midwife yang ngurusin, cuti melahirkannya bisa sampe 12 bulan, perawatan hamil dan baby dibiayain, oohhh... aku ingin negaraku menjadi sejahtera seperti itu. Atau kalopun belom sejahtera, aku ingin menikmati fasilitas kesejahteraan seperti itu untuk anakku selanjutnya (Insya ALLAH, Amien).
ok dey,
sekian curahan bete kali ini.
Alhamdulillah sedikit banyak terobati.
WALt.11 jam 11 kurang 4 menit 15 oktober 2008
Monday, October 13, 2008
Tentang 'Asisten'
s.p.a.s.i...s.p.a.s.i
Dia suatu miling list aku pernah membaca sebuah artikel, yang intinya mengexposisikan ketergantungan orang kaya pada orang yang (maaf) tidak kaya.
Naloginya begini, bos-bos 'menggantungkan' perjalanan dengan mobil mewahnya pada sopirnya, trus rumah tangga pada pembantunya.
Lebaran demi lebaran berlalu, dan memang tidak dipungkiri bahwa keluarga di rumah memiliki 'ketergantungan' dengan si Mba. Lucu juga siyh kalo dipikir-pikir. Sebenernya rumah lebih beres kalo yang ngurusin adalah anggota keluarga, daripada si Mba. Yah... tau sendiri deyh, si Mba kan orientasinya kerjaan selesai, biar bisa nonton tipi atau maen sama anak tetangga. Sense of belongingnya ga ada dibandingkan sama yang punya rumah. Walhasil, kulkas kotor kudu dikomando dulu untuk dibersihkan, bilas kain pel kudu di-reminder selalu, dan lain-lain. Cuma, berhubung pekerjaan rumah itu tiada henti dan tiada habisnya, maka rasanya kita andalkan saja deyh, apa yang dikerjakan si Mba. Biarpun nge-reminder berkali-kali, jalanin juga deyh, daripada tiap bangun tidur yang terbayang di mata adalah : setelah bangun, shalat, nyapu, beberes, ngepel, siangnya setrika. pfiuuuhhh...
Kepikiran untuk men-switch jatah mudiknya Mba. Secara trend, kesibukan rumah tangga meningkat menjelang lebaran. Masak-masak, tamu yang berdatangan, plus kerjaan rumah tangga yang ga bakal pernah 'puaas'. Tapi kenapa di saat genting seperti ini si Mba malah dibolehin mudik? Padahal ini saat yang crucial dalam sebuah rumah (cie.. cie...). Jadi, mustinya, si Mba jangan pulang saat hari raya. Kalopun dia mo pulang, cari hari yang reguler aja kali yah.
Si Mba juga menanyakan apakah gajinya akan dinaikkan tahun depan? Well, my Mom memang sudah merencanakan seperti itu, apalagi insya ALLAH di November ini loads kerja si Mba akan nambah dengan kehadiran babyku. Doain aja ya Mba, biar rejekinya lebih diluaskan, biar bisa naikin gaji kamu.
Itulah asisten... Dibutuhkan, walopun kadang performansinya kurang memuaskan (halah... kaya emak-emak aja, ngoong begini.
WA Lt. 11 jam 12.52
13/10/2008
Dia suatu miling list aku pernah membaca sebuah artikel, yang intinya mengexposisikan ketergantungan orang kaya pada orang yang (maaf) tidak kaya.
Naloginya begini, bos-bos 'menggantungkan' perjalanan dengan mobil mewahnya pada sopirnya, trus rumah tangga pada pembantunya.
Lebaran demi lebaran berlalu, dan memang tidak dipungkiri bahwa keluarga di rumah memiliki 'ketergantungan' dengan si Mba. Lucu juga siyh kalo dipikir-pikir. Sebenernya rumah lebih beres kalo yang ngurusin adalah anggota keluarga, daripada si Mba. Yah... tau sendiri deyh, si Mba kan orientasinya kerjaan selesai, biar bisa nonton tipi atau maen sama anak tetangga. Sense of belongingnya ga ada dibandingkan sama yang punya rumah. Walhasil, kulkas kotor kudu dikomando dulu untuk dibersihkan, bilas kain pel kudu di-reminder selalu, dan lain-lain. Cuma, berhubung pekerjaan rumah itu tiada henti dan tiada habisnya, maka rasanya kita andalkan saja deyh, apa yang dikerjakan si Mba. Biarpun nge-reminder berkali-kali, jalanin juga deyh, daripada tiap bangun tidur yang terbayang di mata adalah : setelah bangun, shalat, nyapu, beberes, ngepel, siangnya setrika. pfiuuuhhh...
Kepikiran untuk men-switch jatah mudiknya Mba. Secara trend, kesibukan rumah tangga meningkat menjelang lebaran. Masak-masak, tamu yang berdatangan, plus kerjaan rumah tangga yang ga bakal pernah 'puaas'. Tapi kenapa di saat genting seperti ini si Mba malah dibolehin mudik? Padahal ini saat yang crucial dalam sebuah rumah (cie.. cie...). Jadi, mustinya, si Mba jangan pulang saat hari raya. Kalopun dia mo pulang, cari hari yang reguler aja kali yah.
Si Mba juga menanyakan apakah gajinya akan dinaikkan tahun depan? Well, my Mom memang sudah merencanakan seperti itu, apalagi insya ALLAH di November ini loads kerja si Mba akan nambah dengan kehadiran babyku. Doain aja ya Mba, biar rejekinya lebih diluaskan, biar bisa naikin gaji kamu.
Itulah asisten... Dibutuhkan, walopun kadang performansinya kurang memuaskan (halah... kaya emak-emak aja, ngoong begini.
WA Lt. 11 jam 12.52
13/10/2008
Friday, October 10, 2008
Sometimes,,, I dislike my character
s.p.a.s.i...s.p.a.s.i
Yup...
jujur, aku benci karakterku yang 'takut gagal'. karena takut gagal, aku jadi takut mencoba. Karena takut mencoba, akhirnya problem terpending alias ga segera solved. Padahal, kalo saja dicoba sesegera mungkin, akan segera tau hasilnya.
Uuhh... sebel deyh.
Contohnya tadi. Ada pertanyaan via imeld ari Pak Bos Besar mengenai budget. Aku tau jawabannya, tapi ga segera kubalas imelnya karena takut pak Bos Besar nanya macem2 dan aku ga tau mau jawab apalagi. Dan ternyata... setelah disarankan oleh Jere, untuk langsung bales imelnya dengan mengatakan kondisi sesungguhnya, Pak Bos Besar malah membalasnya dengan suatu pencerahan. Dengan solusi yang sudah ditunggu-tunggu. Masya ALLAH .... Dari tadi kek yah...
Kadang kepikir ini kesalahan metode mendidik dari lingkunganku, dimana anak musti bertindak benar seperti kemauan orang tua. Tidak diberi keluasan jiwa untuk meng-explore sesuatu.
Tapi ya sudah... yang berlalu biarlah berlalu. Dan sekarang, aku menjalankan hidupku, tentunya dengan perubahan dan karakter yang mustinya aku bangun sendiri.
OK deyh ... pokoknya metode mendidik yang menjadikan jiwa kerdil, cukup sampe generasiku ajah, insya ALLAH baby ku dan seterusnya akan dibesarkan dalam lingkungan yang menjadikan seseorang menjadi manusia dengan semua karater positif, baik IQ, EQ, SQ, dan Q-Q-Q lain yang akan ditemukan nantinya. Amien
WA Lt. 11 jam 3.39
10/10/2008 saat tadi pagi ngerasa sebel dengan hubby, dan sekarang jadi kangen banget. he..he..
Yup...
jujur, aku benci karakterku yang 'takut gagal'. karena takut gagal, aku jadi takut mencoba. Karena takut mencoba, akhirnya problem terpending alias ga segera solved. Padahal, kalo saja dicoba sesegera mungkin, akan segera tau hasilnya.
Uuhh... sebel deyh.
Contohnya tadi. Ada pertanyaan via imeld ari Pak Bos Besar mengenai budget. Aku tau jawabannya, tapi ga segera kubalas imelnya karena takut pak Bos Besar nanya macem2 dan aku ga tau mau jawab apalagi. Dan ternyata... setelah disarankan oleh Jere, untuk langsung bales imelnya dengan mengatakan kondisi sesungguhnya, Pak Bos Besar malah membalasnya dengan suatu pencerahan. Dengan solusi yang sudah ditunggu-tunggu. Masya ALLAH .... Dari tadi kek yah...
Kadang kepikir ini kesalahan metode mendidik dari lingkunganku, dimana anak musti bertindak benar seperti kemauan orang tua. Tidak diberi keluasan jiwa untuk meng-explore sesuatu.
Tapi ya sudah... yang berlalu biarlah berlalu. Dan sekarang, aku menjalankan hidupku, tentunya dengan perubahan dan karakter yang mustinya aku bangun sendiri.
OK deyh ... pokoknya metode mendidik yang menjadikan jiwa kerdil, cukup sampe generasiku ajah, insya ALLAH baby ku dan seterusnya akan dibesarkan dalam lingkungan yang menjadikan seseorang menjadi manusia dengan semua karater positif, baik IQ, EQ, SQ, dan Q-Q-Q lain yang akan ditemukan nantinya. Amien
WA Lt. 11 jam 3.39
10/10/2008 saat tadi pagi ngerasa sebel dengan hubby, dan sekarang jadi kangen banget. he..he..
Thursday, October 09, 2008
Akibat Kelamaan Libur
s.p.a.s.i...s.p.a.s.i
Sekitar 1 pekan libur lebaran (plus plus dink, coz ada 1 hari dimana aku izin mendadak. he..he..), rasanya aku mulai akrab dengan benda yang bernama tivi. Ya, selain berubahnya habit karena suami termasuk penggemar tivi juga (untuk acara berita dan film action). Aku mulai tau gosip artis yang ga penting tapi kok kayanya nyandu untuk dilihat, selebihnya, iklan-iklan.
Nah... untuk iklan, aku melihatnya sebagai suatu produk inovatif dari sineas iklan. Ada yang bagus ada juga yang kacau. Tenang saudara-saudara, ini bukan pendapat ilmiah. Ini hanya pendapat pribadiku yang subyektif dan tidak berdasarkan teori ilmiah apapun.
Untuk iklan yang bagus, aku suka dengan iklan produk gulaku. Wuihh... dibuat secara matang dengan artistik yang keren. Walopun aku ga ngeh hubungan antara gula dan gambar artistik yang kolosal itu.
Untuk iklan yang kacau, trully aku paling sebel sama iklan sms content, baik 'primbon', 'manjur', atau 'mama loren'. Innalillaaah... bodoh aja masyarakat indonesia yangmasih mau register ke sms content seharga 2000 per sms itu. Mau aja ditepu sama orang sok pinter yang bercuap-cuap memastikan masa depan orang. Ini kan udah syirik tho. Percaya sama ramalan. Secara yang punya hidup kita adalah ALLAH SWT. Duhhh... komisi penyiaran kurang analisa atau kenapa siyh. Hal-hal kaya gini seharusnya ga boleh disebarluaskan di media seperti tivi. Merusak akidah. Merusak kewarasan.
Iklan lain yang (menurutku) kacau adalah iklan bumbu masak (sorry lupa merknya). yang adegannya adalah ada anak-anak beratanya ke ibunya 'maask apa?' trus ibunya bilang 'masak sayur bayam'. Lalu kemudian anak-anak itu meresponnya dengan expresi ga senang. Welehhh... Plis deh ... tuh iklan ga ngajarin anak-anak rasa syukur. Rasa syukur karena : punya ibu yang perhatian ma kesehatan sehingga dimasakin sayur, rasa syukur karena masih bisa makan sementara saudara-saudara di negerinya sendiri mengkonsumsi 'daging daur ulang'. Kebayang deyh kalo adegan ini ditiru sama anak-anak. kacaw !!!
ok... itu aja comment tentang iklan dari saya.
Emang siyh, saya juga belum pernah kepikiran bikin konsep iklan yang bagus. Tapi ya seenggaknya, complain saya dihargai karena saya sudah mengamati iklan-iklan yang sudah dibuat para sineas iklan.
WA Lt. 11 jam 10.21
9 october 2008
Sekitar 1 pekan libur lebaran (plus plus dink, coz ada 1 hari dimana aku izin mendadak. he..he..), rasanya aku mulai akrab dengan benda yang bernama tivi. Ya, selain berubahnya habit karena suami termasuk penggemar tivi juga (untuk acara berita dan film action). Aku mulai tau gosip artis yang ga penting tapi kok kayanya nyandu untuk dilihat, selebihnya, iklan-iklan.
Nah... untuk iklan, aku melihatnya sebagai suatu produk inovatif dari sineas iklan. Ada yang bagus ada juga yang kacau. Tenang saudara-saudara, ini bukan pendapat ilmiah. Ini hanya pendapat pribadiku yang subyektif dan tidak berdasarkan teori ilmiah apapun.
Untuk iklan yang bagus, aku suka dengan iklan produk gulaku. Wuihh... dibuat secara matang dengan artistik yang keren. Walopun aku ga ngeh hubungan antara gula dan gambar artistik yang kolosal itu.
Untuk iklan yang kacau, trully aku paling sebel sama iklan sms content, baik 'primbon', 'manjur', atau 'mama loren'. Innalillaaah... bodoh aja masyarakat indonesia yangmasih mau register ke sms content seharga 2000 per sms itu. Mau aja ditepu sama orang sok pinter yang bercuap-cuap memastikan masa depan orang. Ini kan udah syirik tho. Percaya sama ramalan. Secara yang punya hidup kita adalah ALLAH SWT. Duhhh... komisi penyiaran kurang analisa atau kenapa siyh. Hal-hal kaya gini seharusnya ga boleh disebarluaskan di media seperti tivi. Merusak akidah. Merusak kewarasan.
Iklan lain yang (menurutku) kacau adalah iklan bumbu masak (sorry lupa merknya). yang adegannya adalah ada anak-anak beratanya ke ibunya 'maask apa?' trus ibunya bilang 'masak sayur bayam'. Lalu kemudian anak-anak itu meresponnya dengan expresi ga senang. Welehhh... Plis deh ... tuh iklan ga ngajarin anak-anak rasa syukur. Rasa syukur karena : punya ibu yang perhatian ma kesehatan sehingga dimasakin sayur, rasa syukur karena masih bisa makan sementara saudara-saudara di negerinya sendiri mengkonsumsi 'daging daur ulang'. Kebayang deyh kalo adegan ini ditiru sama anak-anak. kacaw !!!
ok... itu aja comment tentang iklan dari saya.
Emang siyh, saya juga belum pernah kepikiran bikin konsep iklan yang bagus. Tapi ya seenggaknya, complain saya dihargai karena saya sudah mengamati iklan-iklan yang sudah dibuat para sineas iklan.
WA Lt. 11 jam 10.21
9 october 2008
Subscribe to:
Posts (Atom)