spasi spasi

Bagai kumpulan text, perlu ruang kosong untuk dapat membacanya dengan jelas.

Bagai lokasi, perlu jarak untuk membuatnya tidak sesak.

Bagai runutan peristiwa, perlu jeda untuk mampu mengenang episode yang sudah dilalui.

Bagai gerak, perlu kejap tarikan nafas untuk terus melaju

Wednesday, April 04, 2007

Melalui Blog Bisa Terjadi ...

s.p.a.s.i...s.p.a.s.i

Pembentukan chemistry.

Yeah pembaca... begitulah.

Melalui blog bisa terjadi pembentukan chemistry antara 2 individu.

Ini teoriku lho J

Gimana hipotesa itu bisa timbul? Well... ini runutannya :

Biasanya, sebuah blog itu memperlihatkan pemikiran atau isi hati seseorang. Walaupun yang ditulis adalah cerita yang berupa deskriptif atau naratif, tetapi tetap saja ada unsur opini yang menggambarkan ‘rasa’ si penulis.

Truz... suatu saat, seseorang menemukan tulisan yang terasa nge’klik’ di dirinya, dan bukan ga mungkin, esok atau lain waktu, dia akan menunjungi blog yang sama, time by time dan hari demi hari merunuti tiap tulisan yang tersusun di blog itu. Nah... mulai dari sini, bibit ‘chemistry’ itu timbul.

Truz ... Hati tergelitik untuk memberikan komentar, kemudian tangan dengan lihainya merespon keinginan itu dengan wujud untaian kata yang dialirkan melalui keyboard. Saling balas ber-comment atau ber-shout box pun berlanjut.

Dan ... Mungkin, bisa juga mencoba untuk lebih dari sekedar berkomunikasi lewat per-comment-an di blog. Pabila rasa percaya sebagai teman itu muncul, jalan selanjutnya adalah bertukar japri, awalnya email, tapi ... mungkin ada juga yang bertelepon.

Dan... pada suatu hari, keinginan untuk sekedar kopdar terwujud. Dari situ, seiring berjalannya waktu, mungkin hadir ‘kesepakatan’ untuk ‘berteman’ dalam proporsi yang berbeda.

Well, ini ada buktinya... Seorangntemanku (perempuan) pernah menjalin relationship selama 1 tahun, yang perkenalannya berawal dari blog. Kurang lebih begitu peristiwanya. Ia ‘menyimak’ blog pria tersebut, dan muncul sebuah analisa bahwa tulisan yang dibuat oleh pria tersebut nge-klik dengan pemikirannya. Proses selanjutnya adalah kenalan (niyh lupa rincinya gimana), kopdar, trus... terjadilah 1 tahun itu.

Setelah 1 tahun itu, mereka membuat kesepakatan baru ... Men-stop-kan relationship tersebut karena perbedaan yang sangat prinsipal.

How about me?

He..he.. orang yang berteori tidak mencobakan teorinya pada diri sendiri toh?

Misalkan ilmuwan, untuk urusan teori rekayasa genetika, mereka ga pake diri mereka kaan? Mereka pake makhluk yang namanya drosophilla melanogaster atawa lalat buah. Jadi, sejauh ini, teoriku ini belum teruji pada diriku saudara-saudara. Tapi ... bisa jadi sangat valid pada diri orang lain. [ngasal mode : on].

Based on true story of Miss Wio.

Moga Allah cepat menghadirkan ‘Beliau’ yang lain dalam hidupmu ya Miss J.

WA Lt. 11 Jam 2.17 PM tanggal 4 April 2007

1 comment:

HENDRO DARSONO said...

Teorinya bisa saja benar. Kemungkinan itu selalu ada. Bukankah masa depan itu masih ghaib?