Skip to main content

kala Kekaguman Tertuju Pada Orang Biasa

s.p.a.s.i...s.p.a.s.i

Menjelang maghrib, lagi bincang-bincang basa-basi sama Ibuku.

He..he.. aku emang ga bener-bener deket sama nyokap secara hati. Tapi aku sayang, menghormati, dan selalu mendoakan kebaikan untuk Beliau. Kenapa aku ke Beliau ga sedekat dan hubunganku ga senyaman antara aku ke suamiku, atau aku ke sahabatku? Well... karena... mohon maaf, Beliau berfikir dan mengehendaki untuk anak-anaknya selalu dalam perspektif Beliau. Ga salah, dan perspektifnya bagus. Masalahnya... anaknya cocok apa ngga? Apakah benar itu yang diinginkan anaknya? ALLAHUA'LAM, mungkin ini didikan zaman Beliau yang begitu sulit, sehingga Beliau trauma jika melihat anaknya harus berpayah-payah mengerjakan sesuatu.

Sorry -sengaja- jadi curcol. he..he..

Jadi, kami lagi ngobrolin sebuah keluarga, dimana sang Bapak kami kenal. Mereka memiliki epat orang anak yang kecil-kecil. Dan keluarga itu memang menganut prinsip tidak mau membatasi jumlah anak. Aku ga mau berdebat soal ini ya... Karena, yang terpenting buatku adalah seberapa besar kesabaran orang tua untuk mendidik semua anaknya, tanpa mengistimewakan satu dengan yang lain.

Trus, aku menyatakan kekagumanku pada Ibuku mengenai sang istri keluarga itu. Aku wandering, istrinya kerja apa ibu rumah tangga ya? Ibuku ngejawab ga tau.

Trus, aku lanjutin kekagumanku itu ... hebat ya, Ibu rumah tangga, punya 4 anak, ngurus sendiri. Aku aja masih jungkir balik ngurusin my ganteng yang usianya hampir 20 bulan ini.

Kemudian, Ibuku berkata lagi, Iya, keluarga Mas itu kan ga mau membatasi anak. trus, aku jawab... Wahh.. hebat ya. empat anak. Aku gimana nih ya.. Lagi deg-deg nan juga nih, biasanya tanggal segini haid, ini kok belum ya.

Ibuku langsung pasang muka spanning, 'makanya periksa... wah, kalo anakmu dua, udah deh, ibunya ga bisa nafas.'

Iihh... sebel banget! Napa sih ucapannya pesimis gitu. Kita ga tau masa depan kan, Siapa tau setelah anak dua aku dan suami bisa punya rumah sendiri, suamiku kerja di perusahaan yang gajinya bisa senilai 15 dinar, bahkan bisa hire asisten / baby sitter yang baik, Ibuku ga perlu lagi mengurus cucunya kan? Tinggal isi hari-hari pensiunnya dengan masak, bikin rajutan, atau apalah yang disukainya. Ini niyh... kalo kultur nya udah pesimis. Jadinya ketularan. Anaknya jadi ga percaya diri. Duhh, gimana sih mbah gwe ngedidiknya?

Dan setelah itu, malamnya, aku nangis di sujud shalat malamku. Gimana ya... hm... Campur aduk seh. Jikalau aku dikasih kepercayaan itu, dalam hati, aku akan bahagiaaa sekali. Tapi dasar syaithon yang membisikkan kekhawatiran. Khawatir aku ga bisa ngurus lah, aku masih bergantung sama orang tua lah... Uhhhh... I hate syaithon!!!

Optimis! Aku bisa mengurus keluargaku. Walau bagaimanapun, insyaALLAH aku bisa. Ini hanya masalah jam terbang.

Ya ALLAH.... Engkau Maha Tau yang terbaik. Aku serahkan segala urusank padaMU Ya Rabb..
Amien.

Tempat yang membosankan
hari ultah bos gede.
jam 3.13

Comments

Popular posts from this blog

Just a Happy Tear

Just A Happy Tear Just a tear and a warm smile Far away of thousand miles And a gentle whisper pray Watching you fly away Leaving this hectic world Leaving all the suffers Leaving all the damns Go to The Most Gracious The Most Merciful Be your Angel's Mom and Dad and proud we all You guys.. The Rijalush Sholihiin Have no propper place in this tiny world Only heaven could answer your Beg Just a happy tear I have Begging to be one of your friend (dedicated to Imad Aqil, Fatih Farahat & All The Syahid Palestinians)

Untukmu Dianti (Segaris Renungan)

s.p.a.s.i...s.p.a.s.i Dianti... Apakah sekam itu tetap kau pendam dan tidak kau jadikan ia padam? Kau sadar bahwa hatimu sudah lelah Rasanya kau belum berupaya sepenuhnya pasrah Dianti ... Bukanlah suatu hal yang nista ketika kau jujur pada dirimu sendiri Bahwa ego itu musti kau letakkan di titik terendahnya Tuk jujur pada dirimu dan pada dunia bahwa kau pernah rapuh Dianti ... Ya, kau bukan malaikat Hatimu bisa tergores dan kemudian perih Tapi tidak ada luka yang tidak kering Asalkan kau rawat luka itu untuk kau sembuhkan Dan kemudian lupakan bahwa kau pernah terluka Dianti ... Kau tau kau memiliki hari-hari indah Bersama orang-orang yang menyayangimu Dianti ... Energimu besar bagai sumber kinetik di muka bumi ini Ulangi lagi saat kau gerus energimu untuk hal yang menyibukkan pikiranmu Untuk semua kebaikan yang dapat kauhasilkan Sehingga kau lelah fisik Bersamaan kau bahagia secara psikis Dianti... Nampaknya Kau belum sepenuhnya mengembalikan semua persoalanmu padaNya. Apa yang menyul...

Just my Imagination

s.p.a.s.i...s.p.a.s.i Bayangkan pabila ... Aku jalan sendirian Di tengah hutan hujan tropis di waktu dhuha (sekitar jam 8 an) Aku injak daun-daun lembab dengan bunyian nya yang saling bergesek Aku dengar cicit burung dan suara primata atau desis ular Aku lihat siluet cahaya matahari mnembus rimbunnya daun yang berapatan Aku rasakan angin yang adem menerpa mukaku yang (lagi) berjerawat :D Truzz... Aku sampai di sungai Ga jauh dari situ ada air terjun yang gemuruhnya menyegarkan Trus, aku langkahkan kakiku di antara bebatuan kali yang licin dan berlumut Brr... airnya adem dan jernih Udah gitu, Kucoba wudhu pake air terjun Kemudian, aku cari tempat kering, pasang kompas, cari arah kiblat selanjutnya tertunaikan lah 2 rakaat itu, trus aku curhat sama DIA, sejadi-jadinya Selesai itu, rasanya pasti plong dan lega. Tapi kemudian laper. Dan Di sungai itu, kelihatan ikan yang ukurannya gede. Kutombak, trus kubersihin, Kemudian nyalain perapian, bakar ikan... (protein tinggi Bouw) Di antara huta...