spasi spasi

Bagai kumpulan text, perlu ruang kosong untuk dapat membacanya dengan jelas.

Bagai lokasi, perlu jarak untuk membuatnya tidak sesak.

Bagai runutan peristiwa, perlu jeda untuk mampu mengenang episode yang sudah dilalui.

Bagai gerak, perlu kejap tarikan nafas untuk terus melaju

Monday, June 14, 2010

Egois

s.p.a.s.i...s.p.a.s.i

Iya.. kata 'egois' yang nampaknya pas aku sematkan untuk paman suamiku yang tinggal nun jauh di sebuah desa di jawa tengah.

Begini ceritanya saudara-saudara ...

Paman suamiku ini, tinggal di desa. Penghasilannya mengandalkan sawah pertanian yang hm... kayanya lebarnya ga seberapa deyh. Plus hasil kebun seperti singkong, pisang, apa aja yang bisa ditanem. Ia dan istrinya sudah memiliki 2 orang anak usia SD. Istrinya tidak mau menambah anak lagi, tetapi si pamanku ini ingin punya anak-ketiga.

Dan... istrisnya pun hamillah anak-ketiga. Ohya, proses hamilnya, mungkin karena tidak dilandasi niat pengen punya anak, jadi dijalankan dengan tidak optimal. Mungkin gizinya tidak tercukupi, -selain faktor kesulitan ekonomi di desa-, trus nyidamnya pengen makan fastfood yang sarat dengan MSG, dimana MSG adalah suatu hal yang big no no untuk bumil.

ALHAMDULILLAH, anak itu lahir prematur, sekitar 7 bulan usia kandungan, dengan berat lahir rendah!! Ringkihhh banget. Dan tau apa yang terjadi setelah dua bulanan itu? Setelah bayinya sudah kelihatan cukup kuat untuk diajak 'travelling', akhirnya Kakak suamiku mengangkatnya sebagai anak. ALHAMDULILLAH kakak suamiku ini memiliki kelebihan harta, sehingga ia bisa memberikan yang diperlukan bayi ini. Susu khusus bayi dengan berat lahir rendah, pengobatan ke dokter, lingkungan yang lebih sehat dan hygienis daripada di desa, dll.

Dasar lelaki egois. Paman suamiku itu ibarat 'lepas tangan' dari keberadaan bayinya itu. Niyh... ayo kita analisa (dengan sedikit suudzon di otakku kayanya). Jika memang ia mengharapkan memiliki anak ketiga, Maka ia pasti akan berusaha keras bisa mengurusnya. Tapi ini ngga kok. ya udah.. diadopsi ya diadopsi ajah. Hm... Semoga, anak ini jike besar nanti bisa memberikan bakti terbaiknya kepada orang tua angkatnya (kakak iparku dan istrinya).

Dan... ada lagi ujian dari anak ini. Ternyata ia terindikasi menderita hydrocephallus. Penyembuhannya harus melalui operasi, dan biaya operasi di Jakarta adalah sekitar Rp. 70 jt. Pheww... Moga kakak iparku kuat dan sabar menghadapi ini.

Wacana sementara, Kakak iparku akan mencari rumah sakit di Yogya, dimana ia mendapat info bahwa di Yogya bisa operasi hydrocephallus dengan biaya Rp. 15jt.

ALLAHU ROBBII... Semoga semuanya lekas normal, si baby dan kakak iparku bisa segera berbahagia bersama. Amien.

Pojok Jakarta
14 Juni 2010
jam 9.18

No comments: