Skip to main content

Kita Bukanlah Pemilik Hati Kita


Bahasa judul Gwe Ambigu ga yah?
Rather hard to explain, tapi uraiannya kurang lebih begini ...

Pernah ga ngerasa, saat kita menyukai seseorang, kita bisa perhatian sekali dengan item-item yang related dengan orang tersebut. Pun saat kita mulai merasa ingin menjauh dari orang itu, kita juga ga ingin melihat item-item yang mengingatkan kita padanya.

Contohnya ini ...
Misalkan, kita menyukai seseorang yang hm... apa yah... hobi naik gunung. Mungkin dalam periode waktu rasa suka itu, kita pun akan menjadi seseorang yang eager untuk well known banyak hal tentang gunung, hicking, de el el. Trus, bisa jadi kita akan merasa sangat nyaman kalau mencium bau parfum yang biasa dia pakai. Kita sempat tidak menjadi diri kita yang asli. We were (at a moment) being other.

Di waktu lain, saat kita ingin mencoba menghapus keberadaan orang itu dari memori hidup kita, kita bahkan bisa berdegup tidak tenang apabila melihat hal-hal yang mengingatkan kita padanya. Kita jadi 'membenci' (duh.. ga tau bahasa tepatnya apa. ekstrimnya siyh membenci. maap kalo salah) all items that remind us to Him / Her. Misal ... kita jadi ga pengen ke tempat dimana kita pernah bertemu, ga pengen denger nama perusahaan dia kerja, yah gitu lah...

Sounds very silly. Tapi yah... Mungkin sebagian kita pernah ngalamin. Wajar atau tidak? Aku ga tau.
Satu hal terbukti bahwa,,, bahkan hati kita pun bukan milik kita. Dia Yang Maha Membolak-balik hati.

Allahu A'lam bishShowab.
Mohon maaf untuk kesalahan pernyataan

WA Lt. 11 8.21 AM 15/11/2006

Comments

Popular posts from this blog

Just a Happy Tear

Just A Happy Tear Just a tear and a warm smile Far away of thousand miles And a gentle whisper pray Watching you fly away Leaving this hectic world Leaving all the suffers Leaving all the damns Go to The Most Gracious The Most Merciful Be your Angel's Mom and Dad and proud we all You guys.. The Rijalush Sholihiin Have no propper place in this tiny world Only heaven could answer your Beg Just a happy tear I have Begging to be one of your friend (dedicated to Imad Aqil, Fatih Farahat & All The Syahid Palestinians)

Untukmu Dianti (Segaris Renungan)

s.p.a.s.i...s.p.a.s.i Dianti... Apakah sekam itu tetap kau pendam dan tidak kau jadikan ia padam? Kau sadar bahwa hatimu sudah lelah Rasanya kau belum berupaya sepenuhnya pasrah Dianti ... Bukanlah suatu hal yang nista ketika kau jujur pada dirimu sendiri Bahwa ego itu musti kau letakkan di titik terendahnya Tuk jujur pada dirimu dan pada dunia bahwa kau pernah rapuh Dianti ... Ya, kau bukan malaikat Hatimu bisa tergores dan kemudian perih Tapi tidak ada luka yang tidak kering Asalkan kau rawat luka itu untuk kau sembuhkan Dan kemudian lupakan bahwa kau pernah terluka Dianti ... Kau tau kau memiliki hari-hari indah Bersama orang-orang yang menyayangimu Dianti ... Energimu besar bagai sumber kinetik di muka bumi ini Ulangi lagi saat kau gerus energimu untuk hal yang menyibukkan pikiranmu Untuk semua kebaikan yang dapat kauhasilkan Sehingga kau lelah fisik Bersamaan kau bahagia secara psikis Dianti... Nampaknya Kau belum sepenuhnya mengembalikan semua persoalanmu padaNya. Apa yang menyul...

Bersih Hati

s.p.a.s.i...s.p.a.s.i Kalau ingat nasyid yang pernah populer di awal tahun 2000an, yang dipelopori oleh Aa Gym, yang judulnya 'Jagalah Hati', sepertinya nasyid ini adalah nasyid yang menjadi pelajaran abadi. Bagaimana tidak, bersih hati itu susah luar biasa untuk gwe. Tapi coba kasih tau deh, gimana kita bisa bersih hati jika berhadapan sama orang, yang kita tau track record orang itu adalah hm... ringan berbohong. Entahlah... mungkin emamng hati gw lagi kotor banget kali ya. Munajat gw sama Allah jauh di bawah standar kelayakan. Ya Rabb, betapa enaknya orang yang hatinya bisa bersih. Tanpa prasangka, tanpa cemas, tanpa khawatir. Moga gwe bisa berlatih terus membersihkan hari gw. Aamiin.