Skip to main content

Dianti Jaman Dulu VS Jaman Sekarang

s.p.a.s.i...s.p.a.s.i

Kalo gwe boleh membuat komparasi antara jaman dulu dan sekarang, gwe akan bilang jaman dulu gwe adalah dark ages. he..he.. Bukan karena kesulitan atau ujian. Tepi lebih karena gwe belum mengenal diri gwe sendiri. Yups... U read it correctly. Gwe belum mengenal diri gwe sendiri. Gwe masih pake standar atau kacamata orang lain untuk definisi fase hidup ideal. Jujur ga pengen balik sih. he..he.. Tapi, apapun yang udah lewat, loe hanya punya 2 pilihan kan yaa... Menyesal atau bersyukur. 

Pernah adakalanya gw berfikir If only I could turn back time, I would xxxx. Ah... dasar kalimat ini adalah kalimat berandai-andai pembuka masuknya si devil. he..he.. Ada beberapa hal sih, yang pengen gwe isi. Tapi, sepertinya gwe ga siap untuk menulis atau me-refresh sesal. 😊😉

So... gwe memilih bersyukur. Apapun itu, semua rasa, lelah, lega, tenang, nangis, ketawa, whatever it is, gwe bersyukur. Bisa jadi Allah kasih itu semua, untuk menjadikan sosok Dianti yang saat ini standing di tahun 2025 dengan kepercayaan diri yang lebuih firmed. Bener kaan..? he..he..

Oiya. Kalo gwe evaluasi juga, sepertinya gwe mulai jejek mengenal diri sendiri, di tahun 2019. Ditandai dengan dibuatnya grup 'jualan musang' di whatsapp, isinya very closed friends, namun di situ kami bisa cerita apaa aja, bahkan 'aib' sekalipun. Dan di grup itu, basi kalo cuma kasih advice "yang sabar ya, moga dimudahkan," Oh No... Ga dunk. Advice nya original dengan sentuhan sedikit 💥

So... kisah/romansa/tragedi/elegi jaman dulu, marilah kita hanya intip sedikit-sedikit ajah. Habiskan energi ke zaman sekarang, dan banyak doa untuk masa depan yang menyenangkan. Aamiin. 


Comments

Popular posts from this blog

Just a Happy Tear

Just A Happy Tear Just a tear and a warm smile Far away of thousand miles And a gentle whisper pray Watching you fly away Leaving this hectic world Leaving all the suffers Leaving all the damns Go to The Most Gracious The Most Merciful Be your Angel's Mom and Dad and proud we all You guys.. The Rijalush Sholihiin Have no propper place in this tiny world Only heaven could answer your Beg Just a happy tear I have Begging to be one of your friend (dedicated to Imad Aqil, Fatih Farahat & All The Syahid Palestinians)

Untukmu Dianti (Segaris Renungan)

s.p.a.s.i...s.p.a.s.i Dianti... Apakah sekam itu tetap kau pendam dan tidak kau jadikan ia padam? Kau sadar bahwa hatimu sudah lelah Rasanya kau belum berupaya sepenuhnya pasrah Dianti ... Bukanlah suatu hal yang nista ketika kau jujur pada dirimu sendiri Bahwa ego itu musti kau letakkan di titik terendahnya Tuk jujur pada dirimu dan pada dunia bahwa kau pernah rapuh Dianti ... Ya, kau bukan malaikat Hatimu bisa tergores dan kemudian perih Tapi tidak ada luka yang tidak kering Asalkan kau rawat luka itu untuk kau sembuhkan Dan kemudian lupakan bahwa kau pernah terluka Dianti ... Kau tau kau memiliki hari-hari indah Bersama orang-orang yang menyayangimu Dianti ... Energimu besar bagai sumber kinetik di muka bumi ini Ulangi lagi saat kau gerus energimu untuk hal yang menyibukkan pikiranmu Untuk semua kebaikan yang dapat kauhasilkan Sehingga kau lelah fisik Bersamaan kau bahagia secara psikis Dianti... Nampaknya Kau belum sepenuhnya mengembalikan semua persoalanmu padaNya. Apa yang menyul...

Bersih Hati

s.p.a.s.i...s.p.a.s.i Kalau ingat nasyid yang pernah populer di awal tahun 2000an, yang dipelopori oleh Aa Gym, yang judulnya 'Jagalah Hati', sepertinya nasyid ini adalah nasyid yang menjadi pelajaran abadi. Bagaimana tidak, bersih hati itu susah luar biasa untuk gwe. Tapi coba kasih tau deh, gimana kita bisa bersih hati jika berhadapan sama orang, yang kita tau track record orang itu adalah hm... ringan berbohong. Entahlah... mungkin emamng hati gw lagi kotor banget kali ya. Munajat gw sama Allah jauh di bawah standar kelayakan. Ya Rabb, betapa enaknya orang yang hatinya bisa bersih. Tanpa prasangka, tanpa cemas, tanpa khawatir. Moga gwe bisa berlatih terus membersihkan hari gw. Aamiin.