Dia sepantaran gwe, perawakannya kurus, tinggi badan rata-rata, hidung bangir, kulit sawo matang khas orang Indonesia. Pertama kali bertemu di rental computer RT 09. Dia lagi ketik skripsi, gue sedang buat lamaran kerjaan (lupa, ke perusahaan apa…). Lupa juga, pertama kali berbincang, topik basa-basi apa yang kami bahas. Kalau gak salah sih sekitar autoCAD, trus kerjaan. Yah.. gitu deyh. Dia ini tipe anak yang fight (kaya’nya lho..). Kerja di perusahaan manufaktur, trus nyambi kuliah.
Pas gue nulis ini, ada rasanya pengen banget bersua sama dia (eits !!! bukan kangen antara cewek-cowok yang kaya di teenlit lho yah…Urusan yang satu itu ga akan pernah gue broadcast). Kangen sebagai sahabat yang saling mensupport. Yang menyadarkan gue bahwa sukses itu bukan tujuan, tapi perjalanan yang pasti akan ditempuh oleh setiap manusia. Sahabat yang selalu menyiram taman harap di hati gue dengan air optimis bahwa segala sesuatu akan terjadi tepat dan indah pada waktunya. Bagusnya, dia udah implementasi hujjah-hujjahnya yang diperdengarkan ke gue. Dia fight dengan kerja dan kuliahnya. Lembur di weekend, sabar dan terus mengejar kesuksesannya.
Tahun baru 2005, sebuah SMS dari Ripai nyangkut di HPku. Isinya… Selamat Tahun Baru 2005. Semoga segalanya menjadi real dan indah tepat pada waktunya. Wadouuw... terhura buanget. Saat gwe ada masalah, saat gwe depret, diri gue itu bisa menjadi seseorang yang tampaknya ga punya pegangan. Padahal di balik keputusasaan qta, dibalik kegelisahan kita, Allah telah menyiapkan seknario terbaikNya untuk hidup qta. Bodohnya, gwe sering ga' sabar untuk menjalani skenario yang udah diatur oleh Allah. SMSnya Ripai menginspirasikan gwe bahwa kewajiban gwe sebagai manusia cuma niat & usaha. Untuk hasil, itu urusannya Allah. Dan ga mungkin Allah ga kasih hasil bagus kalau kita udah berusaha seoptimal mungkin. SMS itu pernah gue simpan dan sekarang udah ga ada. (HP kena virus, jadi data2 di memory card dibersihin semua). Nomor contactnya ga gue simpan (iya neeh, qta baru ngerasa perlu dengan seseorang kalo dia udah ga ada di hadapan qta).
Siapapun yang baca blog ini, kalo loe temennya Ripai (kerjanya di daerah Pondok Ungu, Bekasi –itu juga kalo die belon resign-; rumahnya di Jalan Baru, Cakung – itu juga kalo die belon pindah-), sampaikan salam dari gue untuk dia. Jangan lupa bagi-bagi lowker, untuk hidup lebih sejahtera. Moga-moga dia sekarang dah bisa beli komputer untuk bikin ketikan surat lamaran kerja.
No comments:
Post a Comment