Skip to main content

Monas Di Pagi Hari

s.p.a.s.i...s.p.a.s.i

Ada suatu fenomena yang cukup menarik perhatianku kala aku jalan pagi di monas (dari gambir menuju kantor). Yaitu fenomena banyak orang berolahraga.

Apa istimewanya dengan orang olah raga? wajar tho... pagi cerah, olah raga hirup udara bebas polusi.

He..he.. yang istimewa adalah ... etnis yang berolah raga itu. Yaitu, etnis tionghoa. Usianya siyh udah pada sepuh. Tapi kadang aku juga masihmelihat mereka yang usiany aproduktif kok.

Jangan jadi SARA ya... kenapa dengan etnis tersebut ?

Karena, sedikit banyak hal itu memproyeksikan status kesejahteraan di negeri ini. Pagi hari, orang indon yang berkeliaran di monas adalah mereka petugas Monas tersebut, dan para roker (rombongan kereta) yang ngirit ongkos ojek menuju kantor. tentunya... mereka adalah karyawan. Mau setinggi apapun jabatannya, mereka teteup karyawan, karena usaha yang dijalankan bukanmilik mereka. Etnis Tionghoa itu, usia sepuh yang menikmati masa tuanya. jalan-jalan ke monas, kadang disertai 'asisten'nya. Sepertinya mereka orang yang sudah menikmati 'pasiv income' adri usaha yang telah dirintisnya bertahun2.

Untuk yang usia produktif, nampaknya mereka adalah Raja Diraja di perusahaannya. Mereka bisa datang ke kantor kapan pun juga.

Jadi... Kapan kita (termasuk aku) ingin berlomba2 jadi Bos?
hiks..hiks.. Kalo lihat dari pola mindset yang ditanamkan ortu, income yang pasti namun limited itu jauh lebih baik daripada income yang ga pasti dan unlimited. Udah dididik takut gagal. Udah disugestikan ngantor dah bisa cukup kaya ko. So... here I am, belom jadi Bos. Staf nya aja belom.

WA Lt. 11 jam 12.15
3/3/2008

Comments

Popular posts from this blog

Just a Happy Tear

Just A Happy Tear Just a tear and a warm smile Far away of thousand miles And a gentle whisper pray Watching you fly away Leaving this hectic world Leaving all the suffers Leaving all the damns Go to The Most Gracious The Most Merciful Be your Angel's Mom and Dad and proud we all You guys.. The Rijalush Sholihiin Have no propper place in this tiny world Only heaven could answer your Beg Just a happy tear I have Begging to be one of your friend (dedicated to Imad Aqil, Fatih Farahat & All The Syahid Palestinians)

Untukmu Dianti (Segaris Renungan)

s.p.a.s.i...s.p.a.s.i Dianti... Apakah sekam itu tetap kau pendam dan tidak kau jadikan ia padam? Kau sadar bahwa hatimu sudah lelah Rasanya kau belum berupaya sepenuhnya pasrah Dianti ... Bukanlah suatu hal yang nista ketika kau jujur pada dirimu sendiri Bahwa ego itu musti kau letakkan di titik terendahnya Tuk jujur pada dirimu dan pada dunia bahwa kau pernah rapuh Dianti ... Ya, kau bukan malaikat Hatimu bisa tergores dan kemudian perih Tapi tidak ada luka yang tidak kering Asalkan kau rawat luka itu untuk kau sembuhkan Dan kemudian lupakan bahwa kau pernah terluka Dianti ... Kau tau kau memiliki hari-hari indah Bersama orang-orang yang menyayangimu Dianti ... Energimu besar bagai sumber kinetik di muka bumi ini Ulangi lagi saat kau gerus energimu untuk hal yang menyibukkan pikiranmu Untuk semua kebaikan yang dapat kauhasilkan Sehingga kau lelah fisik Bersamaan kau bahagia secara psikis Dianti... Nampaknya Kau belum sepenuhnya mengembalikan semua persoalanmu padaNya. Apa yang menyul...

Bersih Hati

s.p.a.s.i...s.p.a.s.i Kalau ingat nasyid yang pernah populer di awal tahun 2000an, yang dipelopori oleh Aa Gym, yang judulnya 'Jagalah Hati', sepertinya nasyid ini adalah nasyid yang menjadi pelajaran abadi. Bagaimana tidak, bersih hati itu susah luar biasa untuk gwe. Tapi coba kasih tau deh, gimana kita bisa bersih hati jika berhadapan sama orang, yang kita tau track record orang itu adalah hm... ringan berbohong. Entahlah... mungkin emamng hati gw lagi kotor banget kali ya. Munajat gw sama Allah jauh di bawah standar kelayakan. Ya Rabb, betapa enaknya orang yang hatinya bisa bersih. Tanpa prasangka, tanpa cemas, tanpa khawatir. Moga gwe bisa berlatih terus membersihkan hari gw. Aamiin.