Skip to main content

Episode Tawadhu' di Senin Pagi

Senin pagi, setelah sarapan di meja, kutuju pantry untuk mencuci sendok yang telah kupakai. Di dalam pantry, sudah ada seorang Bapak Manager sedang mencuci piring dan sendok yang telah ia pakai.

"Ya Mba' ..." sapa Bapak itu saat aku masuk.
"Ya Pak, ..." sahutku.
"Tadi saya pake bersih, sekarang saya kembalikan juga harus dalam keadaan bersih (sambil terus menggosok sabut hijau ke piring melamin yang telah ia pakai). Orang-orang banyak yang bisanya cuma pakai aja".
"Iya Pak... ga enak rasanya yah, orang lain mencucikan piring kotor bekas kita sendiri." Sahutku.
"Iya.... Yuk Mba (sambil meletakkan piring melamin dan sendok yang sudah kinclong setelah dimandikan sunlight).
"Ya Pak..."

Alhamdulillah... sebuah contoh tawadhu' yang konkret. Di kantor ini, sebuah hal yang biasa apabila kita selesai menggunakan piring / sendok, trus langsung diletakkan saja di tempat cuci piring pantry, tanpa dibersihkan. Nantinya toh kan dicuci juga oleh dua orang Pak Office Boy yang bertanggung jawab terhadap pantry.

Tapi... Pak Manager ini menunjukkan suatu teladan yang bagus. Sebuah filosofi bagus : Saya pinjam dalam keadaan bersih, dan kembalikan juga dalam keadaan bersih. Tidak terbersit bahwa mencuci sendok / piring kotor adalah dominasi petugas office boy.

He..he.. Lain Pak Manager, lain aku. Alhamdulillah aku adalah orang yang selalu mencuci piring / sendok bekas kupakai. Tapi alasanku cetek. Aku siyh kasian aja sama Pak Office Boy... Gak tega rasanya membiarkan mereka membersihkan bekas piring / sendok bekas kita makan. Hm...

WA Lt. 11 jam 8.30an pagi; 10 Juli 2006.
Great Respect to Mr. Setiadi Julianto, Manager di Divisi Planning Integration

Comments

Popular posts from this blog

Just a Happy Tear

Just A Happy Tear Just a tear and a warm smile Far away of thousand miles And a gentle whisper pray Watching you fly away Leaving this hectic world Leaving all the suffers Leaving all the damns Go to The Most Gracious The Most Merciful Be your Angel's Mom and Dad and proud we all You guys.. The Rijalush Sholihiin Have no propper place in this tiny world Only heaven could answer your Beg Just a happy tear I have Begging to be one of your friend (dedicated to Imad Aqil, Fatih Farahat & All The Syahid Palestinians)

Untukmu Dianti (Segaris Renungan)

s.p.a.s.i...s.p.a.s.i Dianti... Apakah sekam itu tetap kau pendam dan tidak kau jadikan ia padam? Kau sadar bahwa hatimu sudah lelah Rasanya kau belum berupaya sepenuhnya pasrah Dianti ... Bukanlah suatu hal yang nista ketika kau jujur pada dirimu sendiri Bahwa ego itu musti kau letakkan di titik terendahnya Tuk jujur pada dirimu dan pada dunia bahwa kau pernah rapuh Dianti ... Ya, kau bukan malaikat Hatimu bisa tergores dan kemudian perih Tapi tidak ada luka yang tidak kering Asalkan kau rawat luka itu untuk kau sembuhkan Dan kemudian lupakan bahwa kau pernah terluka Dianti ... Kau tau kau memiliki hari-hari indah Bersama orang-orang yang menyayangimu Dianti ... Energimu besar bagai sumber kinetik di muka bumi ini Ulangi lagi saat kau gerus energimu untuk hal yang menyibukkan pikiranmu Untuk semua kebaikan yang dapat kauhasilkan Sehingga kau lelah fisik Bersamaan kau bahagia secara psikis Dianti... Nampaknya Kau belum sepenuhnya mengembalikan semua persoalanmu padaNya. Apa yang menyul...

Bersih Hati

s.p.a.s.i...s.p.a.s.i Kalau ingat nasyid yang pernah populer di awal tahun 2000an, yang dipelopori oleh Aa Gym, yang judulnya 'Jagalah Hati', sepertinya nasyid ini adalah nasyid yang menjadi pelajaran abadi. Bagaimana tidak, bersih hati itu susah luar biasa untuk gwe. Tapi coba kasih tau deh, gimana kita bisa bersih hati jika berhadapan sama orang, yang kita tau track record orang itu adalah hm... ringan berbohong. Entahlah... mungkin emamng hati gw lagi kotor banget kali ya. Munajat gw sama Allah jauh di bawah standar kelayakan. Ya Rabb, betapa enaknya orang yang hatinya bisa bersih. Tanpa prasangka, tanpa cemas, tanpa khawatir. Moga gwe bisa berlatih terus membersihkan hari gw. Aamiin.