Skip to main content

Nominally_Uncountable (Tidak Terukur secara Nominal)

Suatu hari Di kantor, lagi ngobrol dengan seorang staf wanita ...
"Wah, rejekinya Pak A bagus tuh. Anaknya dapet suami orang Siemens, sekarang lagi di Jerman."

Suatu pagi di jemputan, ngobrol dengan teman sesama anak kontrak ...
"Bo-Nyok gwe tuh pengennya yang udah mapan, kerjanya mantap. Cowok gwe yang sekarang emang belom tetap penghasilannya. Tapi dia serius dan ngerti tanggung jawabnya. Kalo tunggu yang mapan, punya mobil, punya rumah, mao berapa tahun lagi?"

Suatu hari lagi seru-seruan bercanda sama orang rumah ...
"Kemaren kamu ikut tender ga kenalan sama orang vendor? Lumayan tuch kalo dapet orang vendor"

Mao bicara apa ya?

Ternyata kebendaan masih menduduki peringkat atas dalam kriteria menemukan soulmate.
Ga salah... Memang musti begitu. Musti realistis. Memangnya bisa, rumah tangga dibangun hanya atas dasar idealisme, cinta, dan saling pengertian?
Anak perlu sekolah, gizi yang bagus, rumah yang nyaman untuk ditempati, kendaraan untuk memudahkan mobilisasi, semuanya membutuhkan 6 karakter yang bernama -M-A-T-E-R-I-
Wajar dan manusiawi.

I am 100 % totally agree

I also have another side of thinking ...

Reflect to myself.

Pabila (nantinya) aku melabuhkan hati pada seorang Rijalush Sholihin yang bukan termasuk golongan aristokrat, bekerja di perusahaan lokal, yang (sedang) fight untuk keluarga yang akan dibentuknya, dengan impian membangun rumah tangga yang dinaungi RidhoNya, kuyakin, kebahagiaan itu tetap hadir di sisiku.

Mungkin jasadnya hanya berpindah ke lain tempat di kota yang sama;
Tapi angan dan citanya membumbung ke langit tinggi; dan ia terus terbang menggapai cita dan angannya.

Mungkin dia adalah seorang karyawan perusahaan lokal;
Tapi semangatnya untuk fight mengalahkan semua teori SDM yang diterapkan di perusahaan multinasional.

Mungkin dia adalah seorang dengan take home pay rata-rata staf di kota ini;
Tapi cash-flow nya pada 'The Needed' berbicara bahwa ia seorang 'The Have'

The point is ...
Please, Berusahalah menjadi orang yang memperbanyak variabel dari suatu fungsi yang bernama 'kebahagiaan'. Rizki Allah luas, nominally-uncountable.

Setengah 1 siang di Wisma Aantara lantai 11 di penghujung Juli 2006.
Saat kemantapan itu sempat hadir dan tenggelam ... Ya Rabb, mudahkanlah ...

Dedicated :
Tuk para Rijal yang selalu menggapai kesholehan diri...
Yang berazzam tuk bersegera menggenapkan separuh diennya.
Jika kemantapan itu sudah hadir,
maka majulah dengan menyodorkan akhlak kalian yang karimah,
dan pembuktian bahwa engkau sudah sanggup memikul tanggung jawab secara moril-materil sebagai Qawwam dalam suatu kembaga yang sakinah mawaddah wa rahmah.







Comments

Popular posts from this blog

Just a Happy Tear

Just A Happy Tear Just a tear and a warm smile Far away of thousand miles And a gentle whisper pray Watching you fly away Leaving this hectic world Leaving all the suffers Leaving all the damns Go to The Most Gracious The Most Merciful Be your Angel's Mom and Dad and proud we all You guys.. The Rijalush Sholihiin Have no propper place in this tiny world Only heaven could answer your Beg Just a happy tear I have Begging to be one of your friend (dedicated to Imad Aqil, Fatih Farahat & All The Syahid Palestinians)

Untukmu Dianti (Segaris Renungan)

s.p.a.s.i...s.p.a.s.i Dianti... Apakah sekam itu tetap kau pendam dan tidak kau jadikan ia padam? Kau sadar bahwa hatimu sudah lelah Rasanya kau belum berupaya sepenuhnya pasrah Dianti ... Bukanlah suatu hal yang nista ketika kau jujur pada dirimu sendiri Bahwa ego itu musti kau letakkan di titik terendahnya Tuk jujur pada dirimu dan pada dunia bahwa kau pernah rapuh Dianti ... Ya, kau bukan malaikat Hatimu bisa tergores dan kemudian perih Tapi tidak ada luka yang tidak kering Asalkan kau rawat luka itu untuk kau sembuhkan Dan kemudian lupakan bahwa kau pernah terluka Dianti ... Kau tau kau memiliki hari-hari indah Bersama orang-orang yang menyayangimu Dianti ... Energimu besar bagai sumber kinetik di muka bumi ini Ulangi lagi saat kau gerus energimu untuk hal yang menyibukkan pikiranmu Untuk semua kebaikan yang dapat kauhasilkan Sehingga kau lelah fisik Bersamaan kau bahagia secara psikis Dianti... Nampaknya Kau belum sepenuhnya mengembalikan semua persoalanmu padaNya. Apa yang menyul...

Bersih Hati

s.p.a.s.i...s.p.a.s.i Kalau ingat nasyid yang pernah populer di awal tahun 2000an, yang dipelopori oleh Aa Gym, yang judulnya 'Jagalah Hati', sepertinya nasyid ini adalah nasyid yang menjadi pelajaran abadi. Bagaimana tidak, bersih hati itu susah luar biasa untuk gwe. Tapi coba kasih tau deh, gimana kita bisa bersih hati jika berhadapan sama orang, yang kita tau track record orang itu adalah hm... ringan berbohong. Entahlah... mungkin emamng hati gw lagi kotor banget kali ya. Munajat gw sama Allah jauh di bawah standar kelayakan. Ya Rabb, betapa enaknya orang yang hatinya bisa bersih. Tanpa prasangka, tanpa cemas, tanpa khawatir. Moga gwe bisa berlatih terus membersihkan hari gw. Aamiin.