spasi spasi

Bagai kumpulan text, perlu ruang kosong untuk dapat membacanya dengan jelas.

Bagai lokasi, perlu jarak untuk membuatnya tidak sesak.

Bagai runutan peristiwa, perlu jeda untuk mampu mengenang episode yang sudah dilalui.

Bagai gerak, perlu kejap tarikan nafas untuk terus melaju

Thursday, July 06, 2006

Dua Kabar dalam Satu Minggu

Subhanallah... yang telah memutarkan roda kehidupan ini, sehingga dinamis dan bertabur hikmah.

Dan jalan hidup seseorang (termasuk jalan hidup kita) adalah misteri terindah yang diciptakan olehNya. Kita tidak pernah tau apa yang akan terjadi esok. Bahkan, apa yang akan terjadi pada hati kita pun tidakpernah kita tau.

Oups... kayanya preambule nya kebanyakan.

Kabar Kesatu

Singkat cerita, pada suatu Senin malam yang cerah, bermotor dibonceng sepupu, kami menuju warnet langganan. Sepupuku dari Surabaya, ingin membuka pintu rizkinya di Jakarta; dan dia menanyakan warnet langgananku. Kebetulan, warnet itu berdekatan dengan suatu komplek perumahan seorang teman lama. Yah.. teman SD ku. Berhubung belum terlalu malam, kuajak ia memutari komplek perumahan itu. Kucoba mencari rumah teman lamaku. Berputar-putar mengelilingi komplek, kami ga berhasil menemukan rumahnya (mungkin... karena aku juga bingung, banyak yang telah berubah di daerah situ.). Kami menemukan wartel, trus ... mengalirlah percakapan berikut :

Dianti (D) : Permisi Bu
Bu Wartel (BW) : Ya Mba, ada apa?
D : Hm... saya cari Blok C, disini dimana ya?
BW : Blok C mah di Pulo Gebang Permai; Di sini Pulo Gebang Indah, Blok nya Blok J sama K.
D : O gitu.. hm berarti Blok C . he..he.. lupa juga
BW : Cari rumah siapa Mba?
D : Rumah teman lama
BW : siapa?
D : Teman SD SMP saya sih, namanya I. Punya kakak namanya D, punya adik namanya R.
BW : Oo.. anaknya Pak T, mereka mah udah pindah; dah lama. D kan udah meninggal.
D (shock) : Ooo Innalillaahi... kenapa Bu? kecelakaan?
BW : kan narkoba. Udah 5 tahun yang lalu.
D (shock than before) : Ooo .. Masya Allah. Eh.. Hm.. Saya malah denger I yang kena narkoba Bu. Taunya D ya.
BW : Iya... mereka berdua kena narkoba.
D (speechless) : Ya ampun ...
BW : Sekarang Pak T juga lagi sakit keras.
D : Ooo.. Hm... masih suka contact ga Bu? Tinggalnya sekarang dimana ya?
BW : Udah ga tau lagi.. Dah ga ada kabar. Denger-denger sih tinggal di Tangerang. Rumahnya dijual.
D : O gitu. Hm.. iya deh Bu. Makasih ya Bu, mari ....

Pfiuhhh... Hatiku Bagai air yang masuk ke wajan berisi minyak panas. Bunyinya nyess, berdesis, ga enak didengar. Aku dan sepupuku kembali menyusuri jalanan konblok komplek itu. Sambil ditemani derai angin lembut yang menemani nyess di hati.


Kabar Kedua

Di hari Sabtu, pekan yang sama dengan Kabar Kesatu; Bermula di suatu malam, ada telepon dari teman SMP. Ia ngajak berangkat bareng untuk acara Aksi menentang agresi Israel ke Palestina. Singkat cerita, kesepakatan tercapai. Janjian di depan komplek Pulo Gebang Permai hari Minggu jam 6, trus naik metro mini T 44, lanjut Busway turun Istiqlal.

Di Minggu pagi itu, entah kenapa, aku mendadak jadi gugup. Akan bertemu teman lama (teman SMP) dengan penampilan masing-masing kami yang jauh berbeda. Yah... Alhamdulillah, kami berdua telah 'terdampar' di dunia yang sama. Suatu dunia yang indah yang melandaskan persaudaraan berdasarkan 1 faith. Dimana ras, geografis, status, dan kriteria kebendaan lainnya menjadi tidak berarti.

Menunggu sesaat, muncullah sesosok akhwat anggun berjilbab putih. Ia tetap sederhana, manis, sama seperti 10 tahun yang lalu saat aku mengenalnya. Subahanallah ... 10 tahun berlalu, kita jalani hari-hari kita. Sekat goeografis antara Depok - Grogol ternyata menyimpan sejuta kesamaan langkah. Kita menempuh langkah yang sama (insya Allah) dan kuharap Allah memberikan kekuatan pada kita untuk istiqomah di jalan tak berujung ini.



Dua kabar dalam satu minggu.
Yang saling berbeda ...
Saling memberikan pembelajaran ...

WA Lantai 11 jam 10 an tanggal 6 Juli 2006.

No comments: