Skip to main content

Mengawali Self Love

s.p.a.s.i...s.p.a.s.i

https://www.setaranews.com/2021/02/memahami-self-love-dan-bagimana-cara.html


Tulisan ini agak deep. 

Saat menulis ini, jujur gw kek harus mengorek bagian memori yang ga enak, yang kerap gwe endapkan karena ga kepengen dia tampil lagi di benak gwe. Ga sehat sebenernya... karena tidak mentuntaskan masalah atau luka hati. Nah, di mid forties ini, gw berusaha memperbaikinya. 

Bismillah, mudah-mudahan tuntas. 

Jadi, ada karakter dalam diri gwe, dimana gw merasa happynya orang lain lebih penting daripada diri gwe. Intinya gwe ga mau orang lain mutung atau marah karena situasi yang ga dia expect. PADAHAL, ga semua situasi itu berjalan ideal. Kadang ada situasi yang kita ga bisa kontrol, dan misti kita hadapin. Impact dari karakter ini adalah, sadar atau ga sadar, gwe tidak memprioritaskan KEINGINAN gwe. Gwe hanya memprioritaskan KEBUTUHAN gwe. sounds bijak sih... Tapi, ga gitu juga harusnya. he..he.. 

Honestly, karakter ini tumbuh karena gw dibesarkan dimana karakter bokap gwe adalah ga sabaran. gampang kek emosi. Ga hangat. Tapi bukan berarti ga sayang ya... Di masa tuanya beliau adalah angel for my son, and also me. Yah mungkin karena usia, anak-anaknya juga udah berkeluarga, karakter beliau lebih bisa slowing down. Gw yang dulu pokoknya berusaha gimana semua situasi dan konsidi bisa berjalan tanpa bokap gw ngomel. Seringnya pencetusnya nyokap gwe juga sih. ha..ha.. Dua duanya mayan ego tinggi. Tapi, keren juga lho, mereka bisa langgeng sampe usia pernikahan 46 tahun (di 2025 ini). Cinta atau ngga, entahlah... Alhamdulillah mereka semua sehat wal afiat dan makin solid di masa tuanya. 

ok ,,,, back to myself. 

Jadi, sering gw punya kepengenan beli ini itu, tapi ditunda bahkan sampe ga jadi, karena berasa belum perlu. Duit yang ada, gwe merasa lebih baik buat kebutuhan anak-anak, rumah juga. PADAHAL itu mustinya lakik gw yang mikirin yah.. he..he.. speak in frank, lakik gw manajemen duitnya ga ok. Ga judol ga pinjol sih, cuma untuk urusan saving dan spending priority, dese masih kacau. Ini juga PR rumah tangga gw. Doain yah... in sya Allah bapake anak-anak aware dan sadar bahwa sources fulus itu harus diatur, dan spending itu juga harus pake strategi. 

Nah, trus gwe melihat anak gadis. Masya Allah, dia slef love nya luarrr biasa. Dia tau apa yang dia pengen. Dia tau dia butuh ini itu bukan untuk menyenangkan orang lain, tapi karena dia pengen. Dia terobsesi punya kulit glowing. Dan she never hesitate to ask me to buy those -quite expensive- skin care stuff. Sementara gw, yah yang ada di pasaran aja. he..he.. Trus lama-lama, gw kepikiran juga. Kok gwe ga perhatian ya sama apa yang gwe rasa (belum ke appearance lho...). Gw udah ngerasa kulit muka gwe itu kering dan sensitive. Mustinya gwe pake produk yang natural senaturalnya (menurut gwe yah... Karena kalo natural kan less artificial chemical). So far gw pakenya apa yang beredar aja. Pokoknya yang affordable, buat kulit kering, itu yg gwe ambil. 

Akhirnya... gw coba cari-cari dan baca-baca, ketemulah produk natural yang (menurut gw) mayan pricey. Awalnya gw kek ngerasa... duh ngapain beli mahal-mahal. Tapi gw musti benerin mindset gwe... kalo gw deserve kok, pake produk caem, yang ga cuma just memenuhi fungsi aja. Tapi beyond that. Ada nilai plus lain di produk itu. Finally gw beli, dan ... yah rasanya, kek .. Alhamdulillah. Sekian rupiah yang gw belanjakan itu, gwe rasakan seperti the real rejeki gwe. Dan jujur, gwe makin bersyukur... Hiks... ya Allah, Alhamdulillah. 

Dari sini, gw mencoba untuk lebih longgar terhadap diri gwe. Ga papa lho, beli stuff atau barang-barang yang agak luxuries, yang punya value lebih selain fungsinya. No need to feel guilty. Karena yah,,, karena qe deserve itu. Dan yakin Allah kasih rizkiNya, karena niat kita baik. 

So... this is I learn how to love myself. In sya Allah it's getting better, wiser, day by day. Aamiin.

Comments

Popular posts from this blog

Just a Happy Tear

Just A Happy Tear Just a tear and a warm smile Far away of thousand miles And a gentle whisper pray Watching you fly away Leaving this hectic world Leaving all the suffers Leaving all the damns Go to The Most Gracious The Most Merciful Be your Angel's Mom and Dad and proud we all You guys.. The Rijalush Sholihiin Have no propper place in this tiny world Only heaven could answer your Beg Just a happy tear I have Begging to be one of your friend (dedicated to Imad Aqil, Fatih Farahat & All The Syahid Palestinians)

Untukmu Dianti (Segaris Renungan)

s.p.a.s.i...s.p.a.s.i Dianti... Apakah sekam itu tetap kau pendam dan tidak kau jadikan ia padam? Kau sadar bahwa hatimu sudah lelah Rasanya kau belum berupaya sepenuhnya pasrah Dianti ... Bukanlah suatu hal yang nista ketika kau jujur pada dirimu sendiri Bahwa ego itu musti kau letakkan di titik terendahnya Tuk jujur pada dirimu dan pada dunia bahwa kau pernah rapuh Dianti ... Ya, kau bukan malaikat Hatimu bisa tergores dan kemudian perih Tapi tidak ada luka yang tidak kering Asalkan kau rawat luka itu untuk kau sembuhkan Dan kemudian lupakan bahwa kau pernah terluka Dianti ... Kau tau kau memiliki hari-hari indah Bersama orang-orang yang menyayangimu Dianti ... Energimu besar bagai sumber kinetik di muka bumi ini Ulangi lagi saat kau gerus energimu untuk hal yang menyibukkan pikiranmu Untuk semua kebaikan yang dapat kauhasilkan Sehingga kau lelah fisik Bersamaan kau bahagia secara psikis Dianti... Nampaknya Kau belum sepenuhnya mengembalikan semua persoalanmu padaNya. Apa yang menyul...

Libur Tlah Tiba...

s.p.a.s.i...s.p.a.s.i sumber gambar : https://parador-hotels.com/blog/apa-itu-paid-vacation In sya Allah, dari W2 dan W3 Juni 2025, bocils gw udah pada rapotan dan libur. Ga ada yang ga seneng libur kan? Baik itu emak, bapak, bahkan si bocils sendiri. Walaupun kami karajo, tapi kalo anak-anak di rumah, rasanya tenteram ajah... Apalagi ada si anak lanang yang di pesantren sejak dari SMP. Kalo dia pulang, rasa seneng ajah.  Tapi memang sih, kadang deg deg an kalo anak lanang gw ini pulang ke rumah. Karena dia kalo ngider-ngider naik motor suka ga kenal waktu, dan jelajah lokasi. Hadeh... Satu sisi gw bersyukur, karena fitrah laki-lakinya untuk explore the outside berkembang dengan baik. Satu sisi gw kepikiran, karena si anak lanang ini suka ga pake helm dan suka menjelajah tanpa batas. Ditambah lagi, kalo si mba asisten udah curcol, "Bund, anak lanang dari jam xx naik motor belum pulang.". Duh,,, auto ovt deyh gwe... Udah dinasehatin, tetep ajah begitu... Kadang gwe berusaha me...