Skip to main content

Air Dari Langit

s.p.a.s.i...s.p.a.s.i


Foto: Freepik



Jujur, pengen ngomongin hujan sih. he..he.. Tapi biar ada rasa bahasa yang lain, gw menulisnya sebagai air dari langit. Entah udah pernah atau belum gw menulis tentang hujan. 

Gw suka hujan. Bahkan cinta. Cinta yang tanpa syarat. 

Gwe suka hujan karena... hawa adem yang dibawanya. 
Yess, setuju kan, saat hujan, walaupun kadang udara terasa lembab, tapi derasan air yang turun mampu membuat hawa di sekitarnya. 

Gwe suka hujan karena... splash air yang menimpa wajah gw, biarpun terasa tajam. 
Yups, believe it or not, kalo saat hujan berbonceng dengan pak suami, gw suka angkat kaca penutup helm, dan kain slayer. Jujur gwe menikmati cipratan air penuh berkah nan bersih itu ke muka gwe. Seseru itu. 

Gwe suka hujan karena... aromanya.
Dulu sebelum gw tau namanya petrikor, gw menyebutnya bau debu. 
Air hujan bercampur dengan tanah, that's the smell. 
Dan sebenernya aroma mirip seperti itu bisa gw dapatkan, saat kita menyiram jalanan. 
Cuma... tetap lebih syahdu menghirup petrikor. 

Gwe suka hujan karena... Vibes slowing down yang dibawanya. 
Orang tidak lagi bergegas. 
Orang lebih fokus berhati-hati.

Tapi...  

Ada yang kesal hujan karena macet. 
Well, gwe sih enjoy. Secara gwe boncengan suami, atau naik transum. he..he.. Mungkin kalo gwe bawa kendaraan sendiri, bisa bete juga kali ya. Ah tapi kayanya enggak. 

Ada yang ga suka hujan karena air hujan bisa bikin 'kostum' messy. 
Hm... ntar juga kering dengan sendirinya. Paling berasa dingin aja di badan. 
Lagian, nikmat juga kan merasa ademnya basahan dari air hujan,,,? he..he.. 

Ada yang ga suka hujan, karena jalanan becek. Bikin kecipratan. 
Dah lah... kecipratannya kan benda alam. Tanah berpadu dengan air hujan, Bisa kok dibersihinin. Ga beracun juga. 

However, hujan itu menurut gwe adalah berkah dari Allah SWT yang Maha Sayang sama kita. 
Jadi, bersyukur yang banyak deyh... 

Dan yang utama, waktu hujan adalah waktu yang juga diijabah untuk berdoa. 
Mantul kaannn......



Comments

Popular posts from this blog

Just a Happy Tear

Just A Happy Tear Just a tear and a warm smile Far away of thousand miles And a gentle whisper pray Watching you fly away Leaving this hectic world Leaving all the suffers Leaving all the damns Go to The Most Gracious The Most Merciful Be your Angel's Mom and Dad and proud we all You guys.. The Rijalush Sholihiin Have no propper place in this tiny world Only heaven could answer your Beg Just a happy tear I have Begging to be one of your friend (dedicated to Imad Aqil, Fatih Farahat & All The Syahid Palestinians)

Untukmu Dianti (Segaris Renungan)

s.p.a.s.i...s.p.a.s.i Dianti... Apakah sekam itu tetap kau pendam dan tidak kau jadikan ia padam? Kau sadar bahwa hatimu sudah lelah Rasanya kau belum berupaya sepenuhnya pasrah Dianti ... Bukanlah suatu hal yang nista ketika kau jujur pada dirimu sendiri Bahwa ego itu musti kau letakkan di titik terendahnya Tuk jujur pada dirimu dan pada dunia bahwa kau pernah rapuh Dianti ... Ya, kau bukan malaikat Hatimu bisa tergores dan kemudian perih Tapi tidak ada luka yang tidak kering Asalkan kau rawat luka itu untuk kau sembuhkan Dan kemudian lupakan bahwa kau pernah terluka Dianti ... Kau tau kau memiliki hari-hari indah Bersama orang-orang yang menyayangimu Dianti ... Energimu besar bagai sumber kinetik di muka bumi ini Ulangi lagi saat kau gerus energimu untuk hal yang menyibukkan pikiranmu Untuk semua kebaikan yang dapat kauhasilkan Sehingga kau lelah fisik Bersamaan kau bahagia secara psikis Dianti... Nampaknya Kau belum sepenuhnya mengembalikan semua persoalanmu padaNya. Apa yang menyul...

Libur Tlah Tiba...

s.p.a.s.i...s.p.a.s.i sumber gambar : https://parador-hotels.com/blog/apa-itu-paid-vacation In sya Allah, dari W2 dan W3 Juni 2025, bocils gw udah pada rapotan dan libur. Ga ada yang ga seneng libur kan? Baik itu emak, bapak, bahkan si bocils sendiri. Walaupun kami karajo, tapi kalo anak-anak di rumah, rasanya tenteram ajah... Apalagi ada si anak lanang yang di pesantren sejak dari SMP. Kalo dia pulang, rasa seneng ajah.  Tapi memang sih, kadang deg deg an kalo anak lanang gw ini pulang ke rumah. Karena dia kalo ngider-ngider naik motor suka ga kenal waktu, dan jelajah lokasi. Hadeh... Satu sisi gw bersyukur, karena fitrah laki-lakinya untuk explore the outside berkembang dengan baik. Satu sisi gw kepikiran, karena si anak lanang ini suka ga pake helm dan suka menjelajah tanpa batas. Ditambah lagi, kalo si mba asisten udah curcol, "Bund, anak lanang dari jam xx naik motor belum pulang.". Duh,,, auto ovt deyh gwe... Udah dinasehatin, tetep ajah begitu... Kadang gwe berusaha me...