spasi spasi

Bagai kumpulan text, perlu ruang kosong untuk dapat membacanya dengan jelas.

Bagai lokasi, perlu jarak untuk membuatnya tidak sesak.

Bagai runutan peristiwa, perlu jeda untuk mampu mengenang episode yang sudah dilalui.

Bagai gerak, perlu kejap tarikan nafas untuk terus melaju

Tuesday, December 26, 2006

Teringat Setengah Dekade Yang Lalu

s.p.a.s.i...s.p.a.s.i


Setengah dekade yang lalu, sekitar 5 tahun yang lalu, aku masih berstatus mahasiswa. Suatu rasa syukur tersendiri bisa memasuki dunia yang penuh dinamika. Buku, cinta (rgh... bab yang ini ga nyangkut di episodeku di kampus), pergerakan,... Subhanallah.


Saat itu, idealisme masih jadi makanan buat kami. Hm... Ga terbatas karena status kemahasiswaan yang disandang, tapi lebih dari itu, di dunia thullaby, kami percaya bahwa mahasiswa adalah agent of change (Allahu Akbar !!!).


Di masa itu, energi rasanya tak berbatas. Kuliah dan praktikum seharian penuh, dilanjutkan dengan rapat, pulang masih join rapat lagi untuk 'job' di lingkungan rumah, pulang kuliah istirahat atau kerjain tugas ... Subhanallah. Semua membuat aku alive.


Dan ... Jaket almamater seakan jadi dresscode yang musti standby di lemari.
Waktu itu ga pernah ada kekhawatiran kulit wajah jadi kusam karena matahari dan debu yang menerpa wajah kami saat berdemo. Bahkan badung sesekali (bolos kuliah) untuk berdemo pun dilakukan. Trus, senang juga saat dipercaya bikin sebuah press release (ga tau, akhirnya dipake apa nggak), trus ... cari orang untuk orasi.


Waktu itu juga, rasanya lagu favorit yang wajib hafal adalah 'totalitas perjuangan'. Lagu itu bisa ngalahin coldplay, vertical horison, ... Syairnya begini :


Kepada para mahasiswa
Yang merindukan kejayaan
Kepada rakyat yang kebingungan
Di persimpangan jalan

Kepada Pewaris Peradaban
Yang telah Menggoreskan
Sebuah Catatan Kebanggaan
Di lembar sejarah manusia


Wahai kalian yang rindu kebenaran
Wahai kalian yang turun ke jalan
Demi mempersembahkanjiwa dan raga
Untuk negeri tercinta


Beberapa kalimat mengutip kata-kata Hasan Al Bana.

Sekarang,,,
Entah karena lima tahun yang lalu hanya terbawa idealisme kampus (idealisme yang tidak tumbuh dari kesadaran sendiri), rasanya semua yang pernah aku rasakan dan alami semakin menjauh dariku. Ga peka lagi terhadap issue naiknya TDL/PAM/BBM de el el; Industri yang orientasinya 'mengekor' pada perusahaan asing dan bukan memajukan industri dalam negeri; pemerintah yang semakin kaya banci di hadapan 'negeri terorist'.


Rrgh .... why could that be?
Apa karena sudah tertambat orientasi materialis egois di hati, dimana yang penting adalah 'kerjaan gwe safety, gajian, bisa kembangin duit'?
Atau memang semua yang pernah aku alami 5 tahunan yang lalu adalah sesuatu yang (sebenernya) useless? -insya Allah nggak useless...-

By the way ...
Aku merindukan teman-teman kampus membuat barisan panjang dan barikade manusia yang rapi yang memenuhi pusat kota. Tapi ... Kok sekarang ga pernah kelihatan ya (apa akunya yang ga lihat dan ga aware)?

Semoga lima tahun yang lalu ga cuma jadi album kenangan di episode hidupku. Tapi ... jadi suatu 'reminder' yang membangunkan aku, bahwa menggapai idealisme dan aware terhadap yang Haq adalah sesuatu yang akan kupertanggungjawabkan kepada Khaliq ku nanti. Amien ...


WA Lt. 11 Jam 4
26/12/2006

SIbukkan Pikiran

s.p.a.s.i...s.p.a.s.i

Dalam suatu rapat membahas satu event Muharam, seorang teman menginspirasi dengan kata-katanya ...

'Jika kita tidak disibukkan dengan kebaikan; maka pikiran kita akan disibukkan dengan keburukan.'

I agree.
Memang untuk menghilangkan pikiran-pikiran buruk (seperti pesimis, perasaan ga worthed, rendah diri, de el el) dari dalam otak kita, caranya sangatlah simple. Sibukkan diri kita dengan kebaikan.

Yap.. Itu yang gwe rasakan. Saat kita bersibuk dalam kebaikan, maka kita akan merasa worthed, potensi-potensi yang jumlahnya miliaran di dalam diri kita bisa ter-explore, dan It's so fun & delighted.

Energi yang terkuras ga bisa dipungkiri menyebabkan kita cape'; tapi kesenangan dan kebahagiaan yang kita dapat... Subhanallah ...

WA jam 8.39
26/12/2006
My Robb, please ease our way ...
Amien

Friday, December 15, 2006

Jakarta at Night


Monas Night View
Foto by : Izoels



Di tengah kota
Gedung yang berdiri megah mulai sepi
Mobil mewah dan pendar lampu jalan ramai bagaikan kunang
Dan juga ... Wajah lelah dari mengais rupiah
Di sudut yang lain ...
sebagian kecil kaumku mulai keluar
Mulai mengais rupiah juga
Tapi ... hiks, hiks :((
Caranya bikin miris
Di belahan lain
Kumpulan insan sedang dugem atau duduk bergerombol
Bicara masalah umat
Dalam tempaan majelis untuk mensholehkan diri
Di ruang lain ...
Ibu rumah tangga asyik melihat adegan penuh kebohongan
Yang diperlihatkan kotak kaca yang bernama televisi
Sementara ia menyuruh anaknya belajar
Untuk masa depan yang lebih baik

Di lokasi lain ...
Pelajar dan mahasiswa sedang berkutat dengan buku dan diktat
Menggapai idealisme dan angan

Jakarta at night ...
Banyak lampu namun masih juga ada kesuraman
Tumpukan PR menanti digarap oleh next DKI 1

WA Floor 11; 15/12/2006 at 2.25 PM














city nighscape
foto by : Gusino

Tuesday, December 12, 2006

Apapun Itu... Niatnya Musti Lurus

s.p.a.s.i...s.p.a.s.i

Bulan ini, Dufan menggelar brosur, sebagai tiket masuk harga Rp. 35.000. Tiketnya berlaku sampe tanggal 16 Desember 2006, dari tanggal 14 November 2006. Siapa siyh yang ga pengen? Begitupun aku, dan teman-teman. Hm... sepertinya udah hampir 3 pekanan ini kami merencanakan waktu yang pas untuk ke dufan.

Rencana pertama, tanggal 30 November, batal. Karena, ada seorang teman yang sedang sibuk mempersiapkan 'creativity day' di sekolah tempat ia mengajar. Which is, creativity day nya tanggal 2 Desember. Tapi.. tanggal 30 November itu kita sempat kumpul di Ar Ridho (basecamp kali yeah...)& yah... ketawa ketiwi & sharing, trus, bikin planning waktu lain ke dufan.

Next, ditetapkantanggal 11 Des (senin) or 12 Desember (Selasa). Tadinya mau tanggal 4 Desember, tapi gwe yang 'rada berat', soale baru tanggal 30 ambil cuti, kok tanggal 4 cuti lagi.
Dan ternyata, sodara-sodara... Berhubung dapet kabar kalo hari Senin itu banyak wahana yang ga main, maka direncanakan diundur di esok hari. 'Ala kulil Haq... Konfirm sana-sini, ada 2 teman yang badannya kurang fit, dan ga bagus juga memaksakan untuk pergi esok hari. Kabar terkini, Dufan diundur tanggal 13 Desember (still dalam konfirmasi).

Masya Allah ... Ada apa ya...
Hm, Sempat kupikir-pikir, apa mungkin niat kami yang ga lurus? Niatnya tidak murni untuk rihlah / berhibur, tapi ada niat 'busuk' yang bersemayam di sudut hati.

=)) Apakah niat busuk itu? Hm... duh.. malu euy..
Gini... Saat kami membayangkan naik halilintar atau kora-kora, ada di antara kami yang pengen teriak menyebut orang-orang yang pernah meninggalkan 'blackspot' di hatinya. Mungkin teriak seperti ...

XXXXXXXXXX RESE LOE !!!
I HATE YOU YYYYYYYYYY !
atau...
WHY DO YOU EVER COME TO MY LIFE ?????

Astaghfirullah ... jelek banget kan niatnya.

Hm... kalo misalkan rencana kami ke dufan ga jadi, ya... kami kembalikan lagi ke 'Pemilik Hati' sesungguhnya. Berarti, Ia melindungi kami untuk ga memelihara 'blackspot' di hati. Kami musti menyusun 'blackspot' itu menjadi potongan mozaik indah kehidupan.

My friends Dear ... Mungkin kita ga jadi ke Dunia Fantasi.
Tapi... Insya Allah, kita dikasih 'dunia' yang bener-bener fun,
Dan itu adalah... saat hati kita ga lagi menyimpan 'blackspot.'

Maafkan kami Ya Robb.

PS : kalo aku ...
hm, ada blackspot ga ya??
:P

12/12/2006 jam 7.17 AM
Wisma Antara Floor 11

Wednesday, December 06, 2006

Best Effort atawa Ihsan

s.p.a.s.i...s.p.a.s.i

Frase ini terus mengiangdi telingaku. Kudengar setelah aku ikutan meeting sama tim pengadaan, tim netwok budget, planning, & project. Frase tersebut diucapkan oleh VI Pengadaan 1 (membawahi project2 cellular).

Intinya gini, diharapkan, semua dokumen pengadaan sudah terbit pada pertengahan Desember. Padahal dokumen pra pengadaannya saja masih banyak yang belum masuk. Pak VP tersebut menjanjikan timnya akan mmengupayakan 'Best Effort' agar semua pengadaan seluler bisa terbit pada pertengahan Desember 2006.

Tersentuh rasanya mendengar frase ini diucapkan. Menggambarkan kemauan untuk fight till the end for the best thing. Islam sudah mengajarkan hal ini. Namanya ihsan. Berbuat sebaik-baiknya. Jika bicara ihsan, maka frase lain yang related adalah 'perfeksionis.' Yup... Mengupayakan kesempurnaan untuk hasil terbaik.

Dan tahukan kita, aku pribadai, walaupun typikalku phlegmatis, namuan kurasa ada kepuasan tersendiri jika aku mampu mengerjakan sesuatu secara best effort. Beda aja rasa dan kepuasannya. Yah... tapi kalo moodnya lagi drop, kadang yang dikerjakan adalah yah... kualitas mini (hanya sekedar menggugurkan kewajiban). Rugi ya? Emangnya bisa dapet pahala, dari kerjaan yang ga ihsan?

Allahu A'lam bishShowab.

WA 6/12/2006 jam 10.30

Tuesday, December 05, 2006

Jaga Kesehatan

Subhanallah ...

Nikmat sehat itu memang tak terkira. Dengan sehat, akitivitas apapun bisa kita lakukan, baik yang ringan ataupun yang agak berat.

Dan sebelnya, gwe termasuk tipe orang yang 'kufur' terhadap nikmat ini. (Astaghfirullah,,,). Gwe rasa gwe terlalu ngikutin nafsu (nafsu ga pengen makan). Dari Jumat 1/11/2006 kemaren, ada masalah dengan 'siklus pembuangan'.

Dugaannya masuk angin. Dan mengapakah angin bisa masu, karena diberi pintu masuk. Tahukah apa pintu masuknya itu? Pintu masuknya adalah malas makan, dikarenakan kondisi psikis yang sedang tidak logis.

Hm... ga lagi-lagi deyh. Badan jadi lemes banget. Padahal amanah lagi lebih banyak daripada biasanya (maklum, akhir tahun); trus ada project lain; belom 'job' wajib yang musti kusetor padaNya... halah... terbengkalai sekali.

So, paksakan makan, walaupun ga pengen makan.
Teteup, jangan makan yang kapasitas pedasnya melebihi kemampuan kita.
Kalo jajan, mulai hati-hati deyh... Perhatiin tempat de el el.
Minum air putih yang banyak.

WA Floor 11; 5/12/2006 jam 3.30 PM
Moga sakitku bisa menjadi pelebur dosa-dosaku yang buanyak bangets.
Astaghfirullah Al Azhiim.

Friday, December 01, 2006

Pintu Gerbang

Tertarik untuk nulis pintu gerbang, didasari kejadian tadi malam, saat mengunci pintu gerbang. Malam itu, aku pulang telat, sekitar jam 10. Jadi, aku yang in charge untuk kunci pintu gerbang.

Entah melow nya lagi on atau karena lagi sok bijak, atau (semoga & insya Allah) ini pelajaran yang ditunjukkan olehNya, tapi rasanya pintu gerbang menginspirasi gwe.

OK... deskripsi pintu gerbangnya begini :

Terdiri atas 2 bagian : yang engsel dan yang rel. Keduanya harus dirapatkan agar bisa di-grendel (sorry, ga tau bahasa Indo yang paling tepat untuk menyebutkan kata ini). So pasti, merapatkannya dengan cara menarik pintu bagian rel agar merapat ke bagian pintu engsel.
*moga yang kudeskripsikan jelas yah... :)

Nah... saat pintu rel hanya berjarak sekitar 15 cm dari pintu engsel, Masya Allah ... tuh pintu ga bisa ditarik. Kupikir, ada sesuatu yang mengganjal, entah batu di rel nya, atau apa lah... tapi ga ada apa-apa. Mungkin, emang seret kali yah...

Truss finally, tuh pintu gerbang kudorong sedikit (ujungnya semakin menjauh dari pintu engsel), dan Alhamdulillah, dengan mudah pintu itu kembali bisa ditarik mendekat pintu engsel, bisa dikunci dan ... bersiap tuk bobo (hweks...).

Sempat kepikiran juga, apa begini juga ya, kalo lagi ngadepin 'benang kusut' kehidupan (dianti... bahasa loe napa?). Saat kita ga bisa maju alias stuck at the moment, napa juga ga menarik diri sesaat, ambil jeda, cari sudut pandang lain, menyingkir bentar dari masalah, tentunya semua itu bukan untuk membiarkan 'benang kusut' tadi berkelamaan; Tapi untuk menambl ancang-ancang, agar jalan untuk merentangkan benang kusut itu bisa kita lalui dengan lancar.

Mohon maaf kalo ga jelas.
Soale mood nulisnya cuma setengah, dan memaksakan diri untuk merecord inspiration dari pintu gerbang itu.

WA 1/12/2006 jam 9.05

PS (Another occasion for today :
Alhamdulillah... abis dikasih jaket 3G sama si Jeremy.
Doi kebanyakan jaket, padahal Jakarta kan hawanya lembab,
jadi jaketnya di share deyh ke temen kubikalnya yang maniez... which is : Gwe.
=))