spasi spasi

Bagai kumpulan text, perlu ruang kosong untuk dapat membacanya dengan jelas.

Bagai lokasi, perlu jarak untuk membuatnya tidak sesak.

Bagai runutan peristiwa, perlu jeda untuk mampu mengenang episode yang sudah dilalui.

Bagai gerak, perlu kejap tarikan nafas untuk terus melaju

Saturday, February 18, 2006

Surat Tuk Temanku Perokok

Apa kabar teman?
Kuharap flek di paru-parumu tidak bertambah lebar dan tak ada batuk selama Kau baca suratku ini

Temanku, kutulis ini karena aku mngenalmu sebagai orang baik
Dan aku berusaha menjadi orang baik juga untukmu

Benda putih itu…
Yang biasa kaubakar
Lalu Kau hisap
Dan Kau hembuskan kepulan abu-abu itu ke udara bersih yang telah disediakan Tuhan untuk kita semua
Kau menyayanginya, dan aku bahkan tak pernah ingin mengenalnya lebih dalam

Temanku…
Hidupmu begitu berwarnanya dan indahnya
Kau rajut benang-benang cita dan cintamu
Untuk sebuah hasil rajutan yang kau impikan

Mengapa rajutan benang itu kau ganggu dengan datangnya ‘si benda putih’
Apakah kau tak ingin menyaksikan rajutan itu tercipta sempurna, indah, seperti yang Kau impikan?

Kau kumpulkan nominal-nominal itu dengan susah payah
Kau habiskan sebagian (besar atau kecil bagiannya, aku kurang tahu) nominal itu untuk menjemput ‘si benda putih’
Padahal sepuluh tahun mendatang atau lebih atau kurang (sekali lagi aku kurang tahu),
Saat kau berbahagia dengan cita dan cintamu
Benda ‘putih itu’ akan menjadikan Kau seorang investor untuk para dokter spesialis paru
Atau mungkin…
Menjadikan Kau nvestor untuk Dinas Tata Kota, saat jasadmu tak bersama kami, tapi Kau menjadi penyewa tetap kavling berukuran 2 x 1 m

Temanku…
Kau sudah sangat tahu bahwa ‘si benda putih’ itu bukan teman baik
Kapan akan Kau tinggalkan dia?

Tentukan pilihanmu temanku !
Kau tentukan ‘sekarang atau tidak sama sekali’ meninggalkannya

Aku ingat saat kau bilang Kau bilang bahwa Kau tidak bisa meninggalkannya
Kupikir, kau hanya tidak mau
Karena Kau tak mau meninggalkan sensasi semu yang kau dapatkan dari ‘benda putih’ itu
Kau bisa !!! Dan Kau bisa Mau!!!
Hitung usiamu
Berapa lama kau kenal dia?
Apakah setengah dari usiamu sekarang kau sudah mengenalnya?
Itu belum terlalu lama teman,
Setengah sisa usiamu yang lain bisa Kau lalui tanpa ‘benda putih itu’
Dan Kau hidup

Tuhan pun menciptakan Kau ke dunia ini tanpa ditemani ‘benda putih itu’
Kau masih memiliki deposit usia
Bisakah Kau bebaskan deposit usiamu itu dari cengkeraman ‘benda putih’?

Ayo donk…
Lakukan untuk dirimu
Siapa yang mau berjuang untukmu jika bukan dirimu
Kau membuat keputusan
Mungkin awalnya pahit dan Kau harus berjuang untuk meninggalkannya
Dan Kau mampu !!!
Karena aku mengenalmu sebagai orang yang fight untuk semua hal yang Kau hadapi di dunia ini

Jika kau tidak cukup sayang pada dirimu untuk meninggalkan ‘benda putih’ itu
Maka lakukanlah untukku
Untuk temanmu yang menyayangimu dengan tulus
Yang mencoba menjadi orang baik untuk dirimu

Jika Kau tidak cukup sayang pada diriku ini
Dan Kau belum mau meninggalkan ‘benda putih’ itu
Maka lakukan untuk Penciptamu
Ia meminjamkan organ tubuh padamu dalam keadaan bersih dan sehat
Maka kembalikan pinjaman yang telah Kau pakai
Dalam keadaan bersih dan sehat pula

Selamat berjuang temanku…
Kutahu ini tak mudah
Dan kutahu Kau bisa

Regards,
dari temanmu yang mencoba menjadi orang baik padamu karena Kau orang yang baik dihadapanku

Another Link ...

18/2/2006
Jika ada orang yang mau mengantarkan surat ini, Kan kuminta ia mengantarkannya pada teman-temanku yang baik, yang masih berteman dengan ‘benda putih’
Dengan post script : Guyz… Kalian ga mau kan, beberapa tahun dari sekarang istri dan anak kalian mengurusi kalian yang bengek cuma gara-gara segulungan kertas putih isi tembakau yang sering kalian hisap saat ini?
Kalian juga ga pengen kan, nominal dan jabatan yang telah kalian usahakan dari sekarang tidak bisa kalian nikmati di masa mendatang hanya gara-gara berteman dengan ‘benda putih’ itu?
Quick smoking is a ‘now or never’ decision… So, Make up your mind

No comments: